KH Ma’ruf Amin Ingin Pesantren Jadi Pusat Ekonomi Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Cawapres KH Ma'ruf Amin bersilaturahmi dengan keluarga besar Ponpes Al Hikmah Bumiayu Brebes dalam rangkaian Halaqah Enterpreneur Kemandirian Ekonomi Pesantren dan Haul Ke-7 KH Masruri Abd Mughni, Selasa (11/9/2018). Di acara ini Maruf yang mendapatkan gelar profesor di bidang ekonomi syariah ini menjelaskan arti penting pesantren dalam kehidupan umat, baik dari segi menciptakan ulama yang ahli di berbagai bidang keilmuan maupun dalam peningkatan kualitas ekonomi umat.
Pasangan Jokowi di Pilpres 2019 ini mengungkapkan itu semua dengan mengacu kepada kitab standar pesantren yg sangat terkenal yakni Fathul Mu'in. Kewajiban Kifayah dalam menggerakkan perekonomian bisa bergeser menjadi kewajiban personal (fardlu ain) bila muncul kondisi tertentu yang berpotensi menciptakan bencana bagi umat seperti kelaparan dan keterbelakangan ekonomi.
Dia menegaskan bahwa peran penting pesantren sudah ditunjukkan sejak sebelum kemerdekaan seperti pemberontakan santri-santri di Banten melawan penjajahan Belanda, merebut dan mengisi kemerdekaan. Dalam kaitan ini, ia mengajak agar santri berani dan percaya diri untuk bergerak di berbagai sektor kehidupan.
Ma'ruf menjelaskan bahwa ia membawa konsep arus baru ekonomi Indonesia sebagai antitesis terhadap ekonomi neoliberal yang terbukti justru membuat kesenjangan semakin lebar antara yang kaya dan miskin. “Arus baru Ekonomi Indonesia ini diimplementasikan dengan kemitraan antara pelaku ekonomi kecil dan pebisnis besar,” ujarnya.
Dikatakan bahwa idenya ini mendapatkan sambutan luar biasa dari Presiden Jokowi dalam waktu dua tahun terakhir. Pelaku ekonomi kecil dan pesantren menjadi pemasok kebutuhan produksi pebisnis besar.
Gerakan arus baru ekonomi Indonesia ini didukung sepenuhnya oleh pemerintah melalui program redistribusi aset. Pesantren mendapatkan hak kelola tanah negara yang tak terpakai. Bank Wakaf Mikro juga disebutkan oleh Ma'ruf berjalan dengan sangat pesat di sejumlah provinsi yang menjadi pilot projects.
“Di Banten misalnya omzetnya telah mencapai Rp4 miliar yang dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga dan santri,” jelas Ma’ruf.
Cawapres yang juga pengasuh Pesantren an Nawawi Tanara Serang ini menekankan agar pesantren mendalami ekonomi syariah yang konsep-konsepnya banyak ditemukan di kitab-kitab fikih klasik yang selama ini dikaji pesantren. Ekonomi syariah sudah menjadi sistem ekonomi nasional yang ditandai oleh munculnya perbankan syariah dan komite nasional keuangan syariah (KNKS) yang diketuai oleh Presiden Jokowi.
“Karena itu diharapkan pesantren mampu mendalami dan mengkontesktualisasi konsep-konsepnya itu dalam perekonomian kontemporer. Pesantren hendaknya menjadi motor penggerak ekonomi syariah di Indonesia,” kata Ma’ruf.
Di Halaqah yang diikuti 5.000-an santri dan alumni Pesantren Al Hikmah Bumiayu ini, Ma'ruf menyemangati peserta bahwa santri sudah menunjukkan bukti bisa berperan di sektor publik seperti ditunjukkan oleh beberapa kiai yang pernah menjadi menteri, kepala daerah bahkan presiden.
“Terakhir saya berharap bahwa pesantren mampu menjadi pusat ekonomi syariah sekaligus pusat ekonomi bangsa,” pungkasnya.
Pasangan Jokowi di Pilpres 2019 ini mengungkapkan itu semua dengan mengacu kepada kitab standar pesantren yg sangat terkenal yakni Fathul Mu'in. Kewajiban Kifayah dalam menggerakkan perekonomian bisa bergeser menjadi kewajiban personal (fardlu ain) bila muncul kondisi tertentu yang berpotensi menciptakan bencana bagi umat seperti kelaparan dan keterbelakangan ekonomi.
Dia menegaskan bahwa peran penting pesantren sudah ditunjukkan sejak sebelum kemerdekaan seperti pemberontakan santri-santri di Banten melawan penjajahan Belanda, merebut dan mengisi kemerdekaan. Dalam kaitan ini, ia mengajak agar santri berani dan percaya diri untuk bergerak di berbagai sektor kehidupan.
Ma'ruf menjelaskan bahwa ia membawa konsep arus baru ekonomi Indonesia sebagai antitesis terhadap ekonomi neoliberal yang terbukti justru membuat kesenjangan semakin lebar antara yang kaya dan miskin. “Arus baru Ekonomi Indonesia ini diimplementasikan dengan kemitraan antara pelaku ekonomi kecil dan pebisnis besar,” ujarnya.
Dikatakan bahwa idenya ini mendapatkan sambutan luar biasa dari Presiden Jokowi dalam waktu dua tahun terakhir. Pelaku ekonomi kecil dan pesantren menjadi pemasok kebutuhan produksi pebisnis besar.
Gerakan arus baru ekonomi Indonesia ini didukung sepenuhnya oleh pemerintah melalui program redistribusi aset. Pesantren mendapatkan hak kelola tanah negara yang tak terpakai. Bank Wakaf Mikro juga disebutkan oleh Ma'ruf berjalan dengan sangat pesat di sejumlah provinsi yang menjadi pilot projects.
“Di Banten misalnya omzetnya telah mencapai Rp4 miliar yang dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga dan santri,” jelas Ma’ruf.
Cawapres yang juga pengasuh Pesantren an Nawawi Tanara Serang ini menekankan agar pesantren mendalami ekonomi syariah yang konsep-konsepnya banyak ditemukan di kitab-kitab fikih klasik yang selama ini dikaji pesantren. Ekonomi syariah sudah menjadi sistem ekonomi nasional yang ditandai oleh munculnya perbankan syariah dan komite nasional keuangan syariah (KNKS) yang diketuai oleh Presiden Jokowi.
“Karena itu diharapkan pesantren mampu mendalami dan mengkontesktualisasi konsep-konsepnya itu dalam perekonomian kontemporer. Pesantren hendaknya menjadi motor penggerak ekonomi syariah di Indonesia,” kata Ma’ruf.
Di Halaqah yang diikuti 5.000-an santri dan alumni Pesantren Al Hikmah Bumiayu ini, Ma'ruf menyemangati peserta bahwa santri sudah menunjukkan bukti bisa berperan di sektor publik seperti ditunjukkan oleh beberapa kiai yang pernah menjadi menteri, kepala daerah bahkan presiden.
“Terakhir saya berharap bahwa pesantren mampu menjadi pusat ekonomi syariah sekaligus pusat ekonomi bangsa,” pungkasnya.
(kri)