Langkah Ma'ruf Amin Jadi Inspirasi Wakil Gubernur Jawa Tengah

Selasa, 11 September 2018 - 18:23 WIB
Langkah Maruf Amin Jadi Inspirasi Wakil Gubernur Jawa Tengah
Langkah Ma'ruf Amin Jadi Inspirasi Wakil Gubernur Jawa Tengah
A A A
JAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres) KH Ma'ruf Amin membuka Halaqah Enterpreneur Kemandirian Pesantren dan Haul KH Masruri Abdul Mughni di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (11/9/2018).

Sejumlah tokoh masyarakat dan pejabat daerah hadir dalam Halaqah tersebut. Di antaranya, Syuriah PBNU asal Jawa Tengah (Jateng), KH Subhan Makmun, Ketua PWNU Jawa Tengah, Ketua MUI Jawa Tengah, wakil gubernur Jawa Tengah, bupati dan wakil bupati Brebes, serta para pengurus PCNU Brebes, PCNU Kabupaten dan Kota Tegal.

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimun Zubair mengungkapkan, langkah Ma'ruf dalam menggerakkan dan memberdayakan ekonomi ummat menginspirasi dirinya selaku Wakil Gubernur untuk memperkuat kebijakan pemberdayaan pesantren. "

"Pemprov Jawa Tengah berkomitmen untuk meningkatkan ekonomi pesantren. Melalui sejumlah kebijakan," katanya.

Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Jawa Tengah, mengamini pernyataan Taj Yasin. Bahwa saat ini pihaknya memandang pesantren sebagai entitas penting di tengah masyarakat.

"Tak hanya perannya dalam pengembangan pendidikan, tetapi juga dalam hal menggerakkan ekonomi masyarakat. Karenanya saat ini salah satu basis ekonomi yang harus kita berdayakan, kita hidupkan adalah pesantren," ujar Bambang.

Bambang juga mengungkapkan, dalam dua tahun terakhir atau pasca sejumlah inisiasi ekonomi keumatan yang digalang Ma'ruf, Bank Indonesia mulai bergerak ke pesantren.

"Karena pesantren juga punya pengaruh yang besar untuk menstimulasi ekonomi masyarakat. Bank Indonesia melihat salah satu nilai ekonomi pesantren yang bisa kita stimulasi adalah dalam hal pengelolaan air dan pengelolaan sampah," tuturnya seraya memaparkan sejumlah program BI yang telah dan akan dikembangkan di pesantren.

Sementara itu, Ma'ruf Amin mengaku mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang berupaya menggerakkan ekonomi pesantren. Menurut dia, selain sebagai lembaga pendidikan, pesantren juga adalah pusat pergerakan, pesantren juga harus jadi pusat perbaikan ummat.

"Kalau ada masyarakat kelaparan, kekurangan pakaian, kurang pendidikan, kurang kesehatan, pesantren ikut berdosa. Karenanya kita harus menggerakkan kemandirian ekonominya, untuk turut serta mengeliminir kemiskinan di negeri ini," paparnya.

Karena itu, sambung dia, pesantren harus siap menjadi pusat pemberdayaan ekonomi untuk menggerakkan ekonomi ummat, menghilangkan kesenjangan pesantren.

"Pak Jokowi sudah menyetujui ini. Karena itu, pemerintah membina koperasi dan pesantren agar lebih berdaya ekonominya. Pemerintah juga mendorong para pelaku ekonomi kelas atas, para konglomerat untuk bermitra dengan pesantren dengan pelaku ekonomi kecil, agar distribusi ekonomi lebih merata," ujarnya.

Menurut dia, pesantren yang mandiri secara ekonomi menjadi pendorong ekonomi nasional.
Karena sejatinya, di pesantren juga diajarkan ilmu-ilmu ekonomi, yang bisa diterapkan dan dikembangkan di tengah masyarakat.

"Dalam fikih pesantren, urusan jual beli hingga urusan musyarakah, penanaman modal, asuransi dan pengelolaan usaha, itu diajarkan dalam fikih. Sekarang santri harus bisa mempraktikkannya, untuk menggerakkan ekonomi Indonesia. Sebab sekarang sistem ekonomi ala pesantren ini telah diakui sebagai bagian dari sistem ekonomi nasional. Ada undang-undangnya, ekonomi Syariah, perbankan syariah. Bahkan sekarang sudah dibentuk Komunitas Masyarakat Ekonomi Syariah, yang diketuai langsung oleh Presiden Jokowi," tandasnya.

Dia mengungkapkan Jokowi adalah salah satu Presiden yang punya perhatian besar terhadap pesantren.

Penetapan Hari Santri Nasional, pemberdayaan ekonomi pesantren dan sejumlah kebijakan yang pro pesantren lainnya dinilai Ma'ruf menjadi bukti tingginya perhatian Jokowi terhadap santri.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5626 seconds (0.1#10.140)