Dukungan Demokrat Terbelah, PDIP Tak Mau Ikut Campur
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak ingin mencampuri urusan Partai Demokrat tentang adanya sebagian kader partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mendukung Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin. PDIP menyerahkan sepenuhnya kepada internal Partai Demokrat.
"Sepenuhnya itu kewenangan dari pimpinan Demokrat. Kami tidak mau ikut campur dengan urusan dan masalah yang ada di Partai Demokrat," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Hendrawan Supratikno di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).
PDIP, kata dia, percaya bahwa Partai Demokrat sudah teruji dan dewasa dalam menyikapi adanya perbedaan yang muncul di internal partai berlambang mercy itu. "Jangan sampai pilihan-pilihan politik, sikap politik, apa lagi sikap itu merupakan sikap elite politik, itu direduksi jadi perhitungan untung rugi untuk pasangan calon tertentu," katanya.
Sebab, menurut dia, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019 merupakan kontestasi yang penuh dengan persahabatan. Kemudian, lanjut dia, bangsa Indonesia perlu bersyukur bahwa kandidat yang bakal bertarung pada Pilpres 2019 telah memiliki visi kebangsaan yang jelas.
"Kemudian cita-citanya terhadap Indonesia masa depan juga baik. Jadi ini benar-benar kita bersyukur sebagai bangsa bahwa pada pilpres yang keempat ya, secara langsung ini kita mendapatkan pasangan calon yang baik," jelasnya.
Adapun kader Partai Demokrat yang mendukung Jokowi-Ma'ruf adalah mereka yang berada di Papua. Bahkan, jumlahnya sekitar 90% pengurus Partai Demokrat di daerah itu yang menginginkan Presiden Jokowi kembali terpilih dalam Pilpres 2019.
"Sepenuhnya itu kewenangan dari pimpinan Demokrat. Kami tidak mau ikut campur dengan urusan dan masalah yang ada di Partai Demokrat," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Hendrawan Supratikno di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).
PDIP, kata dia, percaya bahwa Partai Demokrat sudah teruji dan dewasa dalam menyikapi adanya perbedaan yang muncul di internal partai berlambang mercy itu. "Jangan sampai pilihan-pilihan politik, sikap politik, apa lagi sikap itu merupakan sikap elite politik, itu direduksi jadi perhitungan untung rugi untuk pasangan calon tertentu," katanya.
Sebab, menurut dia, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019 merupakan kontestasi yang penuh dengan persahabatan. Kemudian, lanjut dia, bangsa Indonesia perlu bersyukur bahwa kandidat yang bakal bertarung pada Pilpres 2019 telah memiliki visi kebangsaan yang jelas.
"Kemudian cita-citanya terhadap Indonesia masa depan juga baik. Jadi ini benar-benar kita bersyukur sebagai bangsa bahwa pada pilpres yang keempat ya, secara langsung ini kita mendapatkan pasangan calon yang baik," jelasnya.
Adapun kader Partai Demokrat yang mendukung Jokowi-Ma'ruf adalah mereka yang berada di Papua. Bahkan, jumlahnya sekitar 90% pengurus Partai Demokrat di daerah itu yang menginginkan Presiden Jokowi kembali terpilih dalam Pilpres 2019.
(kri)