Upaya BKKBN Tekan Angka Pernikahan Usia Muda

Kamis, 30 Agustus 2018 - 21:04 WIB
Upaya BKKBN Tekan Angka Pernikahan Usia Muda
Upaya BKKBN Tekan Angka Pernikahan Usia Muda
A A A
JAKARTA - Hamil di luar nikah menjadi salah satu penyebab masih tingginya pernikahan anak. Remaja yang terpapar video porno berpotensi besar melakukan hubungan seks di luar nikah yang menyebabkan kehamilan yang tak dikehendaki.

Menurut pakar komunikasi digital Iwan Setyawan, saat ini untuk mendapatkan video porno sangat mudah dibanding 20 tahun lalu lantaran makin mudahnya akses internet dan media sosial.

"Pada zaman saya, untuk melihat video porno tak mudah. Anak-anak muda zaman saya melihat video porno setelah kuliah. Sekarang anak-anak sd smp sudah bisa melihat video porno dengan melalui telepon genggam di tangan mereka," kata Iwan.

Iwan memaparkan hal tersebut dalam diskusi para pakar/ahli, dan pemangku kepentingan tentang kesiapan perencanaan berkeluarga bagi remaja yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta, Kamis (30/8/2018).

Selain Iwan, hadir 11 pakar lainnya dalam diskusi tersebut, antara lain psikolog Roslina Verauli, profesor di bidang ketahanan dan pemberdayaan keluarga, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB Euis Sunarti, dan anggota DPR Dede Yusuf.

Menurut Plt Kepala BKKBN Sigit Priohutomo, persiapan dan perencanaan berkeluarga penting dipahami remaja sebagai calon pasangan yang akan berkeluarga dalam upaya membangun keluarga berkualitas.

"Karena itu, BKKBN melalui Direktorat Bina Ketahanan Remaja dan Direktorat Advokasi dan KIE yang bekerjasama dengan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB menyelenggarakan diskusi ini," kata Sigit.

Pendapat para pakar/ahli, pemangku kepentingan, praktisi dan keluarga muda, termasuk perwakilan remaja dari Forum Genre Indonesia dalam diskusi ini, akan dirangkum menjadi variabel dan indikator terkait kesiapan dan perencanaan berkeluarga bagi remaja.

"Nantinya akan diformulasikan menjadi Indeks Kesiapan dan Perencanaan Berkeluarga. Indeks tersebut dapat menjadi ukuran indikator kinerja Pembinaan Ketahanan Remaja dalam Renstra BKKBN 2020-2024, juga dapat digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan terkait upaya pencegahan perkawinan anak, perkawinan dini dan perkawinan paksa," papar Sigit.

Variabel dan indikator ini juga akan dikembangkan menjadi modul/materi dan aplikasi tentang Kesiapan dan Perencanaan Berkeluarga bagi Remaja.

“Modul tersebut sebagai sumber informasi yang dapat diakses remaja agar mengetahui tentang aspek-aspek yang harus disiapkan sebelum pernikahan. Sedangkan Aplikasi Kesiapan dan Perencanaan Berkeluarga dirancang sebagai alat bantu pengukuran mandiri kesiapan menikah bagi remaja yang diimplementasikan pada platform media komunikasi yang banyak digunakan remaja” jelas Sigit.

Hasil yang diharapkan dari diskusi ini terinventarisasinya variabel dan indikator terkait kesiapan dan perencanaan berkeluarga bagi remaja secara komprehensif.

Sigit mengatakan, melalui aplikasi tersebut diharapkan dapat membantu remaja mengukur kesiapan dirinya untuk menikah dan membantu remaja dalam pengambilan keputusan untuk menikah.
(akn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4194 seconds (0.1#10.140)