Kesejukan dari Arena Pencak Silat

Kamis, 30 Agustus 2018 - 07:01 WIB
Kesejukan dari Arena...
Kesejukan dari Arena Pencak Silat
A A A
MOMEN bersejarah tercipta pada pertandingan final ca­bang olahraga pencak silat Asian Games 2018 di Pade­pok­an Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ke­marin. Itu terjadi ketika atlet Indonesia Hanifan Yu­da­ni Kusumah yang baru saja meraih medali emas nomor kelas C Pu­tra 55 kg sampai 60 kg datang memeluk Presiden Joko Widodo (Jo­ko­wi) dan Ketua PB Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto di panggung VIP. Momen ketiganya berpelukan berbalut ben­de­ra Merah Putih langsung membuat heboh.

Publik kemudian beramai-ramai merespons kejadian tersebut de­ngan memberi beragam komentar, terutama di media sosial. K­o­men­tar bernada positif bermunculan karena menilai momentum itu me­nyejukkan di tengah menghangatnya persaingan antara Jo­ko­wi dan Pra­bowo sebagai calon presiden (capres) yang bersaing di Pe­mi­lihan Pre­siden 2019.

Sejak pendaftaran capres tensi persaingan dua kubu me­mang terus me­ningkat. Rivalitas antarpendukung me­ma­nas terutama di media sosial. Suhu persaingan kian meningkat da­lam sepekan ter­akhir setelah muncul penolakan terhadap aksi #2019GantiPresiden di beberapa daerah.

Sebelum diajak berpelukan oleh Hanifan, Jokowi dan Prabowo me­­mang sudah terlihat akrab dan mesra dengan mengobrol. Jokowi me­­ngatakan, kehadirannya dalam pertandingan terakhir pencak si­lat ter­sebut untuk memberi selamat kepada sahabatnya, Prabowo, yang ju­ga ketua PB IPSI. Apalagi, cabang olahraga pencak silat ini ber­ha­sil me­nyumbang 14 medali emas, terbesar dari semua cabang olah­ra­ga.

Jo­kowi menyebut prestasi tersebut untuk Indonesia, un­tuk negara, un­tuk rakyat. Merespons itu, Prabowo juga meng­ucap­kan terima ka­sih kepada Presiden Jokowi. Dia menyebut momen pe­lukan sebagai buk­ti dirinya dan Jokowi adalah satu keluarga. K­e­ha­diran Jokowi, Me­­ga­wati, dan tokoh lain diakuinya mem­bang­kit­kan semangat atlet.

Tak berhenti di situ. Keduanya lantas sama-sama memposting fo­to me­reka di Instagram masing-masing, yakni @jokowi dan @prabowo. Jo­ko­wi menulis caption cukup panjang pada foto itu, sa­lah satu bagian menying­gung momen ketika ketiganya berpelukan. “Ka­­mi bertiga-Ha­ni­fan, saya, dan Pak Prabowo-pun berpelukan da­l­am selubung merah putih.”

Sedangkan Prabowo menulis caption yang menyiratkan pesan da­mai di tengah persaingan keduanya di ajang pilpres. “Kita boleh ber­beda pendapat di antara kita, tapi satu, kalau menyangkut ke­pen­ting­an nasional, kita harus bersatu.”

Rematch Jokowi dan Prabowo di pilpres memang diprediksi ber­lang­sung ketat. Keterbelahan dua kubu pendukung pada 2014 m­e­mang ­kem­bali mengeras. Persaingan tidak hanya melibatkan elite par­tai po­li­tik pengusung masing-masing, melainkan juga ma­syarakat se­bagai pen­dukung.

Tak jarang pendukung sa­ling menyerang dengan m­e­nun­juk­kan kelemahan lawan. Per­saingan di media sosial bahkan menjurus vul­gar karena sering di­war­nai pro­vo­kasi dan informasi hoaks.

Untuk itu, momentum keakraban dan kemesraan Jokowi dan Pra­bowo kemarin layak diapresiasi. Itu diharapkan mampu me­nu­lar ke pendukung masing-masing. Ketika dua capres sudah men­di­nginkan suasana, para pendukung, terutama elite parpol, sey­o­gia­nya melakukan hal yang sama. Itu bisa dilakukan dengan meng­hi­n­da­ri komentar-komentar yang bernada provokatif.

Di media sosial peng­gunaan isu SARA sudah saatnya dihilangkan karena itu yang pa­ling rawan menyulut kobaran amarah. Selain itu, setiap aktivitas ku­bu lawan dalam rangka merebut dukungan masyarakat juga seyo­gia­nya bisa dihormati sepanjang sesuai koridor konstitusi. Aparat ke­a­manan perlu pula ikut mendinginkan suasana dengan tidak me­nun­juk­kan kesan keberpihakan kepada salah satu kubu.

Sebelum momentum pertemuan di arena pencak silat kemarin, Pra­bowo bersama calon wakil presiden pendampingnya, Sandiaga Uno, sudah berencana untuk menemui Jokowi. Jadwal pertemuan ma­sih diupayakan sambil menunggu Jokowi memiliki waktu di sela ke­sibukannya sebagai presiden.

Ini menandakan bahwa dua capres pa­da dasarnya memang selalu berupaya menciptakan kesejukan dan semangat persatuan meski kenyataannya harus terlibat per­saing­an. Kedewasaan dan sikap negarawan seperti ini yang di­ha­rap­kan terus ditunjukkan hingga usai pilpres nanti.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1027 seconds (0.1#10.140)