TNI AD-Kemendagri Berikan Pemahaman Berdemokrasi ke Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - TNI Angkatan Darat kembali melaksanakan program kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di sejumlah daerah di Indonesia. Kegiatan yang berlangsung selama 30 hari mulai 25 September sampai dengan 24 Oktober 2018 ini melibatkan 7.500 personel TNI dan Polri, serta Kementerian/Lembaga Negara.
Selain membangun sarana dan prasarana fisik seperti infrastruktur jalan, dalam kegiatan kali ini, TNI AD bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga memberikan pendidikan dan pemahaman mengenai demokrasi kepada masyarakat.
"Kalau (TMMD) dengan Kementan untuk membantu masyarakat bagaimana mengatasi masalah pertanian, kalau sama Kemendagri membentuk masyarakat sejahtera dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana berdemokrasi," kata Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono saat membuka Rakornis TMMD ke 103 Tahun Anggaran 2018 di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (28/8/2018).
Mantan Pangkostrad ini menjelaskan, pemberian pemahaman mengenai demokrasi tersebut akan diwadahi dalam materi-materi non fisik. Sebab, pembangunan fisik yang menyangkut percepatan pembangunan, membantu menyejahterakan masyarakat itu sudah tercantum dan terencana serta terkoordinir dengan kepentingan masyarakat.
"Materi demokrasi enggak apa-apa, karena sesuai dengan komitmen TNI mengenai netralitas dan memberikan pemahaman bagaimana berdemokrasi yang sehat," ucapnya.
Perwira tinggi bintang empat ini menambahkan, pelaksanaan TMMD ini adalah perwujudan dari sikap gotong royong yang merupakan budaya masyarakat Indonesia yang diwariskan oleh nenek moyang. "Gotong-royong telah menjadi suatu semangat kerja keras dan refleksi kebersamaan segenap bangsa Indonesia yang bahu-membahu mewujudkan cita-cita bersama," katanya.
Namun sayangnya, seiring derasnya arus globalisasi, individualisme serta perkembangan teknologi yang demikian cepat, semangat gotong-royong ini lambat laun semakin memudar dan berakibat pada ketidakpedulian masyarakat.
"TMMD pada hakikatnya merupakan aktualisasi budaya gotong-royong yang mengajak seluruh elemen Bangsa untuk bergandengan tangan, menyatukan perbedaan, menyelaraskan kepentingan serta menggelorakan kembali semangat bekerja sama sebagai nilai luhur bangsa," katanya.
Selain membangun sarana dan prasarana fisik seperti infrastruktur jalan, dalam kegiatan kali ini, TNI AD bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga memberikan pendidikan dan pemahaman mengenai demokrasi kepada masyarakat.
"Kalau (TMMD) dengan Kementan untuk membantu masyarakat bagaimana mengatasi masalah pertanian, kalau sama Kemendagri membentuk masyarakat sejahtera dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana berdemokrasi," kata Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono saat membuka Rakornis TMMD ke 103 Tahun Anggaran 2018 di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (28/8/2018).
Mantan Pangkostrad ini menjelaskan, pemberian pemahaman mengenai demokrasi tersebut akan diwadahi dalam materi-materi non fisik. Sebab, pembangunan fisik yang menyangkut percepatan pembangunan, membantu menyejahterakan masyarakat itu sudah tercantum dan terencana serta terkoordinir dengan kepentingan masyarakat.
"Materi demokrasi enggak apa-apa, karena sesuai dengan komitmen TNI mengenai netralitas dan memberikan pemahaman bagaimana berdemokrasi yang sehat," ucapnya.
Perwira tinggi bintang empat ini menambahkan, pelaksanaan TMMD ini adalah perwujudan dari sikap gotong royong yang merupakan budaya masyarakat Indonesia yang diwariskan oleh nenek moyang. "Gotong-royong telah menjadi suatu semangat kerja keras dan refleksi kebersamaan segenap bangsa Indonesia yang bahu-membahu mewujudkan cita-cita bersama," katanya.
Namun sayangnya, seiring derasnya arus globalisasi, individualisme serta perkembangan teknologi yang demikian cepat, semangat gotong-royong ini lambat laun semakin memudar dan berakibat pada ketidakpedulian masyarakat.
"TMMD pada hakikatnya merupakan aktualisasi budaya gotong-royong yang mengajak seluruh elemen Bangsa untuk bergandengan tangan, menyatukan perbedaan, menyelaraskan kepentingan serta menggelorakan kembali semangat bekerja sama sebagai nilai luhur bangsa," katanya.
(pur)