Bus Salawat Stop Operasi 16-24 Agustus 2018
A
A
A
MEKKAH - Bus salat lima waktu (salawat) merupakan moda transportasi primadona bagi jemaah haji Indonesia. Pasalnya, bus yang melayani 12 rute secara cuma-cuma ini merupakan tumpuan jemaah untuk mengantar ke Masjidil Haram menunaikan salat. Jumlah bus yang cukup banyak, membuat waktu tunggu di tiap halte relatif singkat hanya lima menit.
Namun, sesuai hasil rapat yang disampaikan Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1439 H / 2018 M, akhir masa operasi angkutan bus salawat adalah H-3 sebelum fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
"Benar, mulai tanggal 5 Dzulhijjah (16 Agustus 2018) sebelum dzuhur layanan bus salawat akan dihentikan," ujar Kabid Transportasi Subkhan Cholid saat dikonfirmasi Ahad (12/08) malam waktu Saudi. Ia menambahkan, layanan bus akan dimulai lagi pada tanggal 14 Dzulhijjah atau 25 Agustus 2018.
Lalu bagaimana jika ada jemaah yang tetap menghendaki salat di Masjidil Haram? Subkhan mempersilakan bagi jemaah untuk memilih sendiri angkutan yang digunakan. "Tentu dengan biaya sendiri," imbuhnya.
Namun, pihaknya juga mengingatkan agar waktu 2-3 hari tersebut digunakan untuk konsentrasi persiapan pelaksanaan puncak haji. "Manfaatkan waktu dua-tiga hari untuk persiapan fase Armuzna agar secara fisik dalam kondisi fit," pesannya.
Ditambahkan, pada tanggal 6 dan 7 Dzulhijjah atau 17-18 Agustus 2018, seluruh bus ditarik untuk pengaturan dan pembagian layanan di Armuzna. "Semoga jemaah dapat memakluminya," pungkas Subkhan.
Namun, sesuai hasil rapat yang disampaikan Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1439 H / 2018 M, akhir masa operasi angkutan bus salawat adalah H-3 sebelum fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
"Benar, mulai tanggal 5 Dzulhijjah (16 Agustus 2018) sebelum dzuhur layanan bus salawat akan dihentikan," ujar Kabid Transportasi Subkhan Cholid saat dikonfirmasi Ahad (12/08) malam waktu Saudi. Ia menambahkan, layanan bus akan dimulai lagi pada tanggal 14 Dzulhijjah atau 25 Agustus 2018.
Lalu bagaimana jika ada jemaah yang tetap menghendaki salat di Masjidil Haram? Subkhan mempersilakan bagi jemaah untuk memilih sendiri angkutan yang digunakan. "Tentu dengan biaya sendiri," imbuhnya.
Namun, pihaknya juga mengingatkan agar waktu 2-3 hari tersebut digunakan untuk konsentrasi persiapan pelaksanaan puncak haji. "Manfaatkan waktu dua-tiga hari untuk persiapan fase Armuzna agar secara fisik dalam kondisi fit," pesannya.
Ditambahkan, pada tanggal 6 dan 7 Dzulhijjah atau 17-18 Agustus 2018, seluruh bus ditarik untuk pengaturan dan pembagian layanan di Armuzna. "Semoga jemaah dapat memakluminya," pungkas Subkhan.
(nag)