Adu Program Capres-Cawapres

Senin, 13 Agustus 2018 - 06:57 WIB
Adu Program Capres-Cawapres
Adu Program Capres-Cawapres
A A A
Pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno resmi mendaftar ke Komisi Pe­milihan Umum (KPU) sebagai pasangan calon pre­si­den dan wakil presiden (capres-cawapres) akhir pekan lalu.

Saat ini kedua pa­sa­ngan masih harus mengikuti tes kesehatan. Kemarin Jokowi-Ma’ruf sudah menjalani tes kesehatan oleh tim dokter yang ditunjuk KPU, disusul Prabowo-Sandiaga pada hari ini.
Kendati belum resmi dinyatakan sebagai capres-cawapres, pendukung kedua kubu, baik kader dari partai pengusung masing-masing maupun para relawan, mulai terlibat perang komentar, ter­uta­ma di media sosial. Kedua kubu mencoba saling menunjukkan ke­ung­gulan kandidatnya sekaligus menunjukkan apa yang menjadi ke­le­mahan lawan.

Panasnya rivalitas antarpendukung ini memang su­dah diperkirakan jauh-jauh hari. Apalagi faktanya kemudian dua ca­pres, Jokowi dan Prabowo, kembali terlibat rematch atau mengulang pertarungan sebagaimana yang mereka jalani pada Pilpres 2014.

Banyak yang berharap kubu Jokowi dan Prabowo tidak me­ngulang model pertarungan seperti empat tahun lalu. Saat itu ri­va­litas kedua kubu mencapai titik didih yang ditandai dengan maraknya black cam­paign yang menyerang pribadi capres masing-masing saat kampanye berlangsung.

Residu dari pertarungan kedua kubu bah­kan menjalar hingga ke Pilkada DKI Jakarta dua tahun berikutnya. “Pilkada rasa pilpres”, demikian istilah yang disematkan pada kontestasi pemilihan gubernur di Ibu Kota yang diwarnai dengan sentimen SARA ini.

Akankah realitas serupa akan kembali kita jumpai di pilpres men­da­tang? Sudah seharusnya pendukung kedua kubu capres-cawapres ber­ko­mit­men tidak lagi menggunakan isu SARA karena tidak sehat untuk per­kembangan demokrasi. Lebih elegan dan bermartabat jika per­ta­rungan kedua kubu mengedepankan ide dan gagasan mengenai arah masa depan bangsa jika kelak terpilih. Begitu banyak tantangan yang sedang menghadang perjalanan bangsa ke depan. Maka itu menarik menunggu apa yang menjadi visi-misi kedua pasangan calon.

Beberapa pernyataan capres-cawapres sudah menggambarkan apa yang menjadi garis perjuangan jika nanti terpilih. Prabowo mi­sal­nya selalu menekankan pada kemandirian bangsa dan menolak eko­no­mi neolib yang menjadikan Indonesia sebagai antek asing. San­dia­ga pada beberapa kesempatan menyebut akan menghadirkan harga pangan yang terjangkau. Dia bahkan menyebut akan melibatkan 'partai emak-emak' ke dalam timnya.

Simbol tersebut digunakan untuk menggambarkan komitmennya dalam meringankan beban masyarakat, terutama kalangan ibu rumah tangga yang kesulitan akibat harga kebutuhan pokok yang tak terjangkau. Selain itu dengan latar belakang sebagai entrepreneur sukses, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini juga berjanji akan menyediakan banyak lapangan kerja. Sebagai kandidat termuda, Sandiaga disebut-sebut bakal di­li­rik pemilih milenial yang jumlahnya di atas 50% pada pemilu nanti. Menarik menanti apa saja yang menjadi program Sandiaga untuk mengembangkan potensi generasi muda bangsa ini.

Di lain pihak, kubu Jokowi-Ma’ruf Amin juga tengah menyiapkan visi-misinya yang terangkum dalam Nawacita Jilid II. Menarik menanti gagasan apa yang dibawa Jokowi jika terpilih untuk kedua ka­li­nya, terutama di bidang ekonomi. Ini berkaitan dengan persepsi bah­wa Jokowi dalam empat tahun ini gagal mengelola per­eko­nomian, salah satunya ditandai dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Persoalan la­pa­ngan kerja juga menjadi ma­salah yang harus dijawab Jokowi melalui Nawacita Jilid II. Selain pemerataan ekonomi, pasangan ini juga akan memprioritaskan me­wu­judkan kedamai dan keamanan dalam negeri.

Kemarin seluruh sekretaris jenderal dari sembilan partai pengusung Jo­ko­wi-Ma’ruf kembali bertemu untuk mematangkan visi-misi ter­sebut, selain membahas tim pemenangan. Lapangan kerja menjadi sa­lah satu fokus yang dikaitkan dengan konsep Making Indonesia 4.0 yang merespons masuknya era Revolusi Industri 4.0. Partai Golkar termasuk yang mendorong ini dimasukkan dalam Nawacita II. Sementara PPP me­ngusulkan program keumatan agar dimasukkan ke Nawacita Jilid II.
(nag)
Berita Terkait
Korona dan Kebangkitan...
Korona dan Kebangkitan Produk Dalam Negeri
Reaktivasi Rumah Ibadah...
Reaktivasi Rumah Ibadah Tak Cukup Regulasi
Mewaspadai Dampak dari...
Mewaspadai Dampak dari Amerika Serikat
Sudah Saatnya Harga...
Sudah Saatnya Harga BBM Turun
Bahan Pangan Aman, Distribusi...
Bahan Pangan Aman, Distribusi Bisa Tersendat
Mengandalkan Sektor...
Mengandalkan Sektor Konsumsi
Berita Terkini
Istana Tepis Isu Matahari...
Istana Tepis Isu Matahari Kembar Prabowo dan Jokowi
15 menit yang lalu
Jelang Waisak, Umat...
Jelang Waisak, Umat Buddha Meditasi dan Tanam Pohon Bodhi di TMII
19 menit yang lalu
Peringatan Hari Kartini,...
Peringatan Hari Kartini, Perindo Dorong Perempuan Berani Bersuara
25 menit yang lalu
Perpres PCO Digugat...
Perpres PCO Digugat ke MA, Mensesneg Klaim Tak Ada Tumpang Tindih dengan KSP
40 menit yang lalu
Konvensi ILO 188 untuk...
Konvensi ILO 188 untuk Perlindungan Awak Kapal Perikanan, Jumhur: Saatnya Indonesia Meratifikasi
1 jam yang lalu
Perindo Luncurkan Puspa...
Perindo Luncurkan Puspa Daya, Organisasi Sayap yang Fokus pada Perlindungan Perempuan, Anak, dan Disabilitas
1 jam yang lalu
Infografis
Fakta Program Makan...
Fakta Program Makan Bergizi Gratis untuk Anak Balita dan Pelajar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved