Kandidat Cawapres, Moeldoko Dinilai Bisa Diterima Semua Pihak
A
A
A
JAKARTA - Nama Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko santer diberitakan sebagai salah satu kandidat terkuat cawapres yang bakal mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Dukungan kepada Moeldoko untuk menjadi cawapres Jokowi terus mengalir.
Bahkan di beberapa daerah, sejumlah masyarakat telah mendeklarasikan diri sebagai relawan Jokowi-Moeldoko. Lantas, apa yang menjadi keunggulan mantan Panglima TNI itu sehingga banyak pihak menginginkannya menjadi cawapres Jokowi?
Menurut Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi dukungan tersebut. "Pertama, Pak Mul itu kan mempunyai latar belakang kepemimpinan yang bagus lah yah di TNI," ujar Ramses di Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Kedua, Moeldoko dinilai Ramses sebagai salah satu tokoh yang mampu mengatasi kelompok-kelompok yang kerap memainkan isu SARA dalam setiap perhelatan pesta demokrasi.
"Saya kira dia salah satu tokoh yang bisa menekan kelompok-kelompok yang bermain isu SARA kan. Kekuatan atau potensi-potensi inilah yang sebetulnya mendorong Moeldoko menjadi cawapres," paparnya.
Tak hanya itu, Dosen Universitas Mercu Buana Jakarta ini menyebut, Moeldoko memiliki jaringan yang baik sebagai modal meraup suara di pilpres, jika peraih Adhi Makayasa 1981 itu dipilih Jokowi sebagai cawapres.
Hal ini terkait jabatan Moeldoko sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). "Dari aspek jaringan, Moeldoko kan punya jaringan menggunakan HKTI itu sendiri, kemudian dia juga punya hubungan sosial yang baik dengan semua pihak," ucap dia.
Karenanya, lanjut Ramses, kubu Jokowi bisa melihat peluang yang ada di sosok di Moeldoko. Apalagi, jika kubu oposisi mengusung Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Artinya mungkin ini salah satu indikator sehingga nama Moeldoko kan disebut-sebut ada di kantong Jokowi gitu. Kalau misalnya kelompok Prabowo mengusung AHY, saya yakin mereka (kubu Jokowi) mengambil Moeldoko," tandasnya.
Bahkan di beberapa daerah, sejumlah masyarakat telah mendeklarasikan diri sebagai relawan Jokowi-Moeldoko. Lantas, apa yang menjadi keunggulan mantan Panglima TNI itu sehingga banyak pihak menginginkannya menjadi cawapres Jokowi?
Menurut Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi dukungan tersebut. "Pertama, Pak Mul itu kan mempunyai latar belakang kepemimpinan yang bagus lah yah di TNI," ujar Ramses di Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Kedua, Moeldoko dinilai Ramses sebagai salah satu tokoh yang mampu mengatasi kelompok-kelompok yang kerap memainkan isu SARA dalam setiap perhelatan pesta demokrasi.
"Saya kira dia salah satu tokoh yang bisa menekan kelompok-kelompok yang bermain isu SARA kan. Kekuatan atau potensi-potensi inilah yang sebetulnya mendorong Moeldoko menjadi cawapres," paparnya.
Tak hanya itu, Dosen Universitas Mercu Buana Jakarta ini menyebut, Moeldoko memiliki jaringan yang baik sebagai modal meraup suara di pilpres, jika peraih Adhi Makayasa 1981 itu dipilih Jokowi sebagai cawapres.
Hal ini terkait jabatan Moeldoko sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). "Dari aspek jaringan, Moeldoko kan punya jaringan menggunakan HKTI itu sendiri, kemudian dia juga punya hubungan sosial yang baik dengan semua pihak," ucap dia.
Karenanya, lanjut Ramses, kubu Jokowi bisa melihat peluang yang ada di sosok di Moeldoko. Apalagi, jika kubu oposisi mengusung Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Artinya mungkin ini salah satu indikator sehingga nama Moeldoko kan disebut-sebut ada di kantong Jokowi gitu. Kalau misalnya kelompok Prabowo mengusung AHY, saya yakin mereka (kubu Jokowi) mengambil Moeldoko," tandasnya.
(kri)