SBY Sebut Pertemuannya dengan PKS Sebagai Ajang Nostalgia
SBY Sebut Pertemuannya dengan PKS Sebagai Ajang Nostalgia
A
A
A
JAKARTA - Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri menjadikan pertemuan keduanya sebagai ajang bernostalgia kebersamaan saat di pemerintahan dahulu.
SBY mengungkapkan, malam ini momen bernostalgia karena 10 tahun Demokrat dan PKS bersama-sama dalam pemerintahan. "Dulu ketika saya maju sebagai Calon Presiden, PKS adalah yang pertama-tama bersatu dalam koalisi dan kemudian diulangi lagi pada Pemilihan Presiden 2009," ungkap SBY di Hotel Grand Melia, Kuningan, Jakarta Selatan,Senin (30/7/2018).
"Alhamdulillah kami mendapatkan amanah kemudian saya memimpin Indonesia dan kemudian sahabat-sahabat saya dari PKS bersama-sama dalam pemerintahan dan juga dalam parlemen," sambungnya. ( Baca: Usai Bertemu SBY, Salim Segaf Merasa Ada Ikatan Batin yang Kuat )
SBY mengatakan, pada kepemimpinannya dulu tidak mudah, dimana saat memimpin Indonesia, negara sedang melakukan transformasi.
"Dengan memiliki keragaman baik keragaman dalam identitas, maupun keragaman dalam kepentingan dan harapan-harapan," katanya.
Kendati demikian, di tengah-tengah tantangan dan persoalan itu datang silih berganti, SBY mengaku, tetap sabar, tabah, dan terus bekerja. "Yang penting semua semboyan kami dulu negaranya adil, rakyatnya makin sejahtera. ini sama dengan nama PKS," ucapnya.
SBY mengungkapkan, malam ini momen bernostalgia karena 10 tahun Demokrat dan PKS bersama-sama dalam pemerintahan. "Dulu ketika saya maju sebagai Calon Presiden, PKS adalah yang pertama-tama bersatu dalam koalisi dan kemudian diulangi lagi pada Pemilihan Presiden 2009," ungkap SBY di Hotel Grand Melia, Kuningan, Jakarta Selatan,Senin (30/7/2018).
"Alhamdulillah kami mendapatkan amanah kemudian saya memimpin Indonesia dan kemudian sahabat-sahabat saya dari PKS bersama-sama dalam pemerintahan dan juga dalam parlemen," sambungnya. ( Baca: Usai Bertemu SBY, Salim Segaf Merasa Ada Ikatan Batin yang Kuat )
SBY mengatakan, pada kepemimpinannya dulu tidak mudah, dimana saat memimpin Indonesia, negara sedang melakukan transformasi.
"Dengan memiliki keragaman baik keragaman dalam identitas, maupun keragaman dalam kepentingan dan harapan-harapan," katanya.
Kendati demikian, di tengah-tengah tantangan dan persoalan itu datang silih berganti, SBY mengaku, tetap sabar, tabah, dan terus bekerja. "Yang penting semua semboyan kami dulu negaranya adil, rakyatnya makin sejahtera. ini sama dengan nama PKS," ucapnya.
(whb)
Explore More