Rekomendasi Ijtima Ulama Dinilai Tak Realistis dan Untungkan Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Ijtima Ulama yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama dan Alumni 212 telah merekomendasikan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri serta Ustaz Abdul Somad Batubara direkomendasikan sebagai bakal calon wakil presiden.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai rekomendasi Ijtima Ulama terhadap dua figur atau tokoh kalangan Islam untuk mendampingi Prabowo tidak realistis.
Pertama menurut Adi, jika mau menduetkan Prabowo dan Somad tentu Gerindra atau GNPF harus berdarah-darah untuk menggenapi 20% ambang batas presiden karena suara Gerindra saja tidak cukup untuk mengajukan capres/cawapres sendiri.
"Sementara PKS/PAN sejauh ini belum menyatakan dukungan dan tak mungkin begitu saja memberikan karpet merah posisi cawapres kepada Somad," ujar Adi saat dihubungi Sindonews, Senin (30/7/2018).
Kedua, kata Adi, opsi duet Prabowo dan Salim Segaf juga tak realistis jika ingin mengalahkan Jokowi. Dari segala hal, duet ini kalah jauh dengan Jokowi. Menurutnya harus ada opsi yang jauh lebih menarik untuk melawan Jokowi misalnya, Prabowo-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau Anies Baswedan-AHY.
"Rekomendasi Prabowo dengan Somad atau Assegaf justeru menguntungkan Jokowi. Jokowi tak perlu susah payah mengalahkan Prabowo," jelas Pengamat asal UIN Jakarta ini.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai rekomendasi Ijtima Ulama terhadap dua figur atau tokoh kalangan Islam untuk mendampingi Prabowo tidak realistis.
Pertama menurut Adi, jika mau menduetkan Prabowo dan Somad tentu Gerindra atau GNPF harus berdarah-darah untuk menggenapi 20% ambang batas presiden karena suara Gerindra saja tidak cukup untuk mengajukan capres/cawapres sendiri.
"Sementara PKS/PAN sejauh ini belum menyatakan dukungan dan tak mungkin begitu saja memberikan karpet merah posisi cawapres kepada Somad," ujar Adi saat dihubungi Sindonews, Senin (30/7/2018).
Kedua, kata Adi, opsi duet Prabowo dan Salim Segaf juga tak realistis jika ingin mengalahkan Jokowi. Dari segala hal, duet ini kalah jauh dengan Jokowi. Menurutnya harus ada opsi yang jauh lebih menarik untuk melawan Jokowi misalnya, Prabowo-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau Anies Baswedan-AHY.
"Rekomendasi Prabowo dengan Somad atau Assegaf justeru menguntungkan Jokowi. Jokowi tak perlu susah payah mengalahkan Prabowo," jelas Pengamat asal UIN Jakarta ini.
(pur)