Hasto Kristiyanto Dituding Sering Panaskan Hubungan PDIP-Demokrat

Kamis, 26 Juli 2018 - 17:24 WIB
Hasto Kristiyanto Dituding Sering Panaskan Hubungan PDIP-Demokrat
Hasto Kristiyanto Dituding Sering Panaskan Hubungan PDIP-Demokrat
A A A
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Putu Supadma Rudana menilai Hasto Kristiyanto seringkali memanaskan hubungan partainya dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Penilaian Putu Supadma Rudana itu menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang menuding Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selalu mempolitisir hubungan dengan Megawati Soekarnoputri.

“Pak Hasto adalah contoh terbaik kader PDIP yang selalu memanaskan hubungan Demokrat dan PDIP," ujar Putu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Dia meyakini cukup banyak tokoh PDIP yang menginginkan hubungan PDIP dan Partai Demokrat berjalan harmonis, khususnya hubungan antara SBY dan Megawati Soekarnoputri. Salah satunya, kata dia, adalah Almarhum Taufiq Kiemas.

"Bahkan, menurut sumber yang dapat dipercaya, sebelum menghembuskan nafas terakhir, ada satu permintaan almarhum pada sahabatnya agar merekatkan hubungan Ibu Megawati dan Bapak SBY. Wasiat ini lah yang seharusnya dicamkan oleh kader-kader PDIP seperti Pak Hasto,” katanya.

Dia juga mengungkapkan bahwa Putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pernah meminta secara langsung kepada Megawati untuk bersilaturahmi, saat melakukan pengambilan nomor urut parpol di Komisi Pemilihan Umum (KPU) 18 Februari 2018. Saat itu, kata dia, Megawati mendelegasikan kepada Hasto untuk menemui AHY.

"Pak Hasto sendiri mengatakan kepada pers akan menemui Mas AHY. Tapi Pak Hasto tidak pernah melakukannya," tandasnya.

Kemudian, lanjut dia, AHY juga pernah meminta waktu secara langsung kepada Putri Megawati, Puan Maharani pada 21 Mei 2018 untuk bersilaturahmi dengan Mega. "Ibu Puan berjanji akan mencari waktu yang tepat. Sayangnya, hingga hari ini, pertemuan itu belum dilaksanakan," imbuhnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa SBY telah berupaya untuk melakukan rekonsiliasi hubungan dengan Megawati bahkan sejak Taufiq Kiemas masih hidup. Paling tidak, lanjut dia, sudah lebih dari 10 kali SBY mengundang Megawati ke Istana sejak tahun 2005 selama masa kepresidenannya.

"Kita mudah menemukan fakta ini melalui rekam jejak digital. Bahkan, Pak SBY lah yang menjadi inspektur upacara saat pemakaman suami Ibu Megawati itu, sebagai penghormatan beliau kepada almarhum," katanya.

Kemudian, usai tidak menjabat sebagai presiden, dia menuturkan SBY selalu berupaya untuk terus memperbaiki hubungan dengan Megawati. "Karena beliau ingin memberikan contoh terbaik, paling tidak untuk kader Demokrat dan masyarakat Indonesia pada umumnya, bahwa meski berbeda pandangan politik, tetapi tetap rukun dan jangan memecah persatuan dan kesatuan bangsa," ungkapnya.

Dia pun memberikan salah satu contohnya adalah kehadiran SBY di Istana 17 Agustus 2017 memenuhi undangan Presiden Jokowi. "Pada saat itu, Pak SBY juga bertemu dengan Ibu Megawati. Tetapi, kita juga bisa melihat pada rekam jejak digital, apa yang terjadi saat itu," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6211 seconds (0.1#10.140)