PAN Ibaratkan Pilpres 2019 seperti Perancis Vs Kroasia
A
A
A
JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) mengibaratkan peta politik pemilu presiden (Pilpres) 2019 seperti Piala Dunia 2018 antara Perancis melawan Kroasia. Sebab, PAN mengaku sudah melihat peta politik tersebut.
"Dalam kondisi hari ini kalau kita mau petakan, keliatannya tinggal menyisakan seperti Perancis sama Kroasia, artinya tinggal dua klub sepakbola," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Yandri Susanto dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Dia menilai kubu pendukung Presiden Jokowi di Pilpres 2019 sudah memenuhi syarat ambang pencalonan presiden (Presidential Threshold). "Lebih dari cukup," kata Anggota Komisi II DPR.
Melihat komposisi pendukung Jokowi itu, kata dia, PAN ingin menghadirkan calon alternatif untuk menjadi lawan petahana itu. Tujuannya, agar Presiden Jokowi tidak menjadi calon tunggal di Pilpres 2019. "Ini kompetisi sesama anak bangsa," ucapnya.
Di luar pendukung Jokowi, kata dia, ada lima partai yang memerlukan kepastian untuk menjadi satu atau tidak dalam sebuah koalisi, yakni PAN, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Kendati demikian, diakuinya bahwa peta koalisi itu masih bisa berubah. "Kalau misalkan satu parpol saja ke Pak Jokowi, pasti tinggal menyisakan satu calon. Ya seperti Perancis dan Kroasia tadi. Nanti kita lihat saja siapa pemenangnya," tandasnya.
"Dalam kondisi hari ini kalau kita mau petakan, keliatannya tinggal menyisakan seperti Perancis sama Kroasia, artinya tinggal dua klub sepakbola," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Yandri Susanto dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Dia menilai kubu pendukung Presiden Jokowi di Pilpres 2019 sudah memenuhi syarat ambang pencalonan presiden (Presidential Threshold). "Lebih dari cukup," kata Anggota Komisi II DPR.
Melihat komposisi pendukung Jokowi itu, kata dia, PAN ingin menghadirkan calon alternatif untuk menjadi lawan petahana itu. Tujuannya, agar Presiden Jokowi tidak menjadi calon tunggal di Pilpres 2019. "Ini kompetisi sesama anak bangsa," ucapnya.
Di luar pendukung Jokowi, kata dia, ada lima partai yang memerlukan kepastian untuk menjadi satu atau tidak dalam sebuah koalisi, yakni PAN, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Kendati demikian, diakuinya bahwa peta koalisi itu masih bisa berubah. "Kalau misalkan satu parpol saja ke Pak Jokowi, pasti tinggal menyisakan satu calon. Ya seperti Perancis dan Kroasia tadi. Nanti kita lihat saja siapa pemenangnya," tandasnya.
(kri)