Mahfud MD Dinilai Lebih Komplit Ketimbang TGB dan CT
A
A
A
JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dinilai lebih komplit ketimbang Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dan mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung (CT).
Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya mengungkapkan ada empat nama yang potensial menjadi cawapres pendamping Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka adalah Mahfud MD, Menteri Keuangan Sri Mulyani, TGB Zainul Majdi, dan Chairul Tanjung.
Namun, menurut dia, Mahfud MD lebih mudah diterima semua pihak, termasuk partai politik (parpol) pendukung Jokowi pada Pilpres 2019. Kata dia, Mahfud MD yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) juga mampu menggalang dukungan dari kaum nahdliyin.
“Untuk saat ini, saya menilai baru Pak Mahfud MD yang akseptabilitasnya paling tinggi dibanding figur lain seperti TGB atau Chairul Tanjung. Cawapres ideal untuk Jokowi ada di Mahfud MD,” ujar Yunarto dihubungi wartawan, Rabu (11/7/2018).
Selain itu, kata dia, Mahfud MD sebagai figur yang komplit karena berpengalaman di eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Mahfud juga dinilai bersih dari catatan pelanggaran hukum dan memiliki karakter berani serta tegas seperti karakter wakil Jokowi ketika menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan Presiden RI.
“Gayanya berani dan tegas. Karakternya sama dengan wakil-wakil Pak Jokowi yang berani,” katanya.
Sedangkan TGB, kata dia, sulit diterima semua partai pendukung Jokowi karena merupakan kader Partai Demokrat. Sementara Chairul Tanjung juga terafiliasi dengan Partai Demokrat karena pernah menjadi menteri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat ditanya siapakah sosok yang dapat menambah elektabilitas Jokowi, dia menilai mantan Ketua MK tersebut adalah figur yang paling potensial. Sebagai seorang tokoh dan akademisi, pemikiran Mahfud sudah jauh diberikan untuk Indonesia.
“Kalau soal politik geografis, Pak Jokowi sudah punya legacy, pembangunan luar biasa yang belum pernah dilakukan presiden-presiden sebelumnnya,” katanya.
Adapun Jokowi diyakini memiliki daya tawar lebih tinggi saat menentukan cawapresnya dengan partai pendukung, termasuk PDIP. “Jokowi memiliki ruang gerak luas, gaya politik luwes, enggak meninggalkan komitmen, tapi enggak mau dirantai kakinya. Isu yang bilang Jokowi enggak harmonis dengan Megawati sudah terbantahkan. Dalam posisi ini Jokowi punya bargain lebih tinggi,” paparnya.
Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya mengungkapkan ada empat nama yang potensial menjadi cawapres pendamping Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka adalah Mahfud MD, Menteri Keuangan Sri Mulyani, TGB Zainul Majdi, dan Chairul Tanjung.
Namun, menurut dia, Mahfud MD lebih mudah diterima semua pihak, termasuk partai politik (parpol) pendukung Jokowi pada Pilpres 2019. Kata dia, Mahfud MD yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) juga mampu menggalang dukungan dari kaum nahdliyin.
“Untuk saat ini, saya menilai baru Pak Mahfud MD yang akseptabilitasnya paling tinggi dibanding figur lain seperti TGB atau Chairul Tanjung. Cawapres ideal untuk Jokowi ada di Mahfud MD,” ujar Yunarto dihubungi wartawan, Rabu (11/7/2018).
Selain itu, kata dia, Mahfud MD sebagai figur yang komplit karena berpengalaman di eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Mahfud juga dinilai bersih dari catatan pelanggaran hukum dan memiliki karakter berani serta tegas seperti karakter wakil Jokowi ketika menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan Presiden RI.
“Gayanya berani dan tegas. Karakternya sama dengan wakil-wakil Pak Jokowi yang berani,” katanya.
Sedangkan TGB, kata dia, sulit diterima semua partai pendukung Jokowi karena merupakan kader Partai Demokrat. Sementara Chairul Tanjung juga terafiliasi dengan Partai Demokrat karena pernah menjadi menteri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat ditanya siapakah sosok yang dapat menambah elektabilitas Jokowi, dia menilai mantan Ketua MK tersebut adalah figur yang paling potensial. Sebagai seorang tokoh dan akademisi, pemikiran Mahfud sudah jauh diberikan untuk Indonesia.
“Kalau soal politik geografis, Pak Jokowi sudah punya legacy, pembangunan luar biasa yang belum pernah dilakukan presiden-presiden sebelumnnya,” katanya.
Adapun Jokowi diyakini memiliki daya tawar lebih tinggi saat menentukan cawapresnya dengan partai pendukung, termasuk PDIP. “Jokowi memiliki ruang gerak luas, gaya politik luwes, enggak meninggalkan komitmen, tapi enggak mau dirantai kakinya. Isu yang bilang Jokowi enggak harmonis dengan Megawati sudah terbantahkan. Dalam posisi ini Jokowi punya bargain lebih tinggi,” paparnya.
(kri)