Pertemuan Airlangga-Romahurmuziy Dinilai Perkuat Koalisi Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan pada, Kamis (28/6) lalu. Keduanya sepakat untuk mendukung Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Direktur Eksekutif Poldata Indonesia, Fajar Arif Budiman mengatakan pertemuan dua tokoh tersebut merupakan langkah komunikasi yang semakin menguatkan dominasi Golkar dalam konstetasi politik nasional. Menurutnya, pertemuan itu bisa mengarah pada kesepakatan agar Romahurmuziy mendukung Airlangga sebagai calon wakil presiden (Cawapres) Jokowi.
“Romahurmuziy yang merupakan pimpinan parpol berbasis Islam merupakan penguat poros politik yang kuat untuk mendukung koalisi Jokowi dan Golkar," ujar Fajar lewat rilis yang diterima SINDOnews, Rabu (4/7/2018).
Menurut alumnus Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini, pilihan terbaik Jokowi saat ini adalah Airlangga dengan bangunan Partai Golkar yang kokoh. “Harus pula diantisipasi konsolidasi dukungan koalisi pemenangan Jokowi akan diganggu oleh manuver partai lain yang mencoba peluang poros alternatif,” papar Fajar.
Senada dengan Fajar, menurut Pengamat Politik dari Solo Anhar Widodo, pertemuan tersebut menjadi penting bagi kedua pihak. Pasalnya, kejadian itu membuktikan bahwa keduanya adalah aktor politik strategis dalam poros koalisi pendukung Jokowi.
“Karena tujuannya adalah untuk membangun poros kebangsaan yang mempertemukan partai tengah dan partai berlatar Islam nusantara,” kata Anhar.
Terlebih lagi, lanjut alumnus UNS ini, kesuksesan Golkar di Pilkada 2018 merupakan prestasi luar biasa. Ini dibuktikan dengan meningkatnya perolehan suara Partai Golkar sebagaimana diklaim oleh pihak DPP Partai Golkar menjadi 58,82% pada Pilkada 2018 dibandingkan pilkada serentak tahun 2014 lalu yang hanya sebesar 34,6%.
“Saya menilai Pak Airlangga punya pengaruh signifikan dalam kinerja Golkar menjalankan misi politiknya. Tanpa kepemimpinan yang visioner seperti beliau, tidak mungkin Golkar punya daya tarik khusus terhadap pemilih muda,” tutup Anhar.
Direktur Eksekutif Poldata Indonesia, Fajar Arif Budiman mengatakan pertemuan dua tokoh tersebut merupakan langkah komunikasi yang semakin menguatkan dominasi Golkar dalam konstetasi politik nasional. Menurutnya, pertemuan itu bisa mengarah pada kesepakatan agar Romahurmuziy mendukung Airlangga sebagai calon wakil presiden (Cawapres) Jokowi.
“Romahurmuziy yang merupakan pimpinan parpol berbasis Islam merupakan penguat poros politik yang kuat untuk mendukung koalisi Jokowi dan Golkar," ujar Fajar lewat rilis yang diterima SINDOnews, Rabu (4/7/2018).
Menurut alumnus Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini, pilihan terbaik Jokowi saat ini adalah Airlangga dengan bangunan Partai Golkar yang kokoh. “Harus pula diantisipasi konsolidasi dukungan koalisi pemenangan Jokowi akan diganggu oleh manuver partai lain yang mencoba peluang poros alternatif,” papar Fajar.
Senada dengan Fajar, menurut Pengamat Politik dari Solo Anhar Widodo, pertemuan tersebut menjadi penting bagi kedua pihak. Pasalnya, kejadian itu membuktikan bahwa keduanya adalah aktor politik strategis dalam poros koalisi pendukung Jokowi.
“Karena tujuannya adalah untuk membangun poros kebangsaan yang mempertemukan partai tengah dan partai berlatar Islam nusantara,” kata Anhar.
Terlebih lagi, lanjut alumnus UNS ini, kesuksesan Golkar di Pilkada 2018 merupakan prestasi luar biasa. Ini dibuktikan dengan meningkatnya perolehan suara Partai Golkar sebagaimana diklaim oleh pihak DPP Partai Golkar menjadi 58,82% pada Pilkada 2018 dibandingkan pilkada serentak tahun 2014 lalu yang hanya sebesar 34,6%.
“Saya menilai Pak Airlangga punya pengaruh signifikan dalam kinerja Golkar menjalankan misi politiknya. Tanpa kepemimpinan yang visioner seperti beliau, tidak mungkin Golkar punya daya tarik khusus terhadap pemilih muda,” tutup Anhar.
(kri)