Hasil Survei dan Quick Count Berbeda, Ini Penjelasan SMRC

Sabtu, 30 Juni 2018 - 18:10 WIB
Hasil Survei dan Quick Count Berbeda, Ini Penjelasan SMRC
Hasil Survei dan Quick Count Berbeda, Ini Penjelasan SMRC
A A A
JAKARTA - Partai Gerindra mempersoalkan hasil survei sejumlah lembaga survei politik yang berbeda dengan hasil hitung cepat atau quick count di Pilgub Jawa Barat (Jabar).

Dalam survei yang dilakukan sebelum Pilkada, suara jagoan Gerindra, Sudrajat-Syaikhu selalu menempati posisi ketiga di antara empat pasang calon (paslon) yang maju. Namun, suara paslon yang diusung Gerindra dan PKS itu melejit pada Pilkada lalu.

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan, fenomena melejitnya suara kandidat di Pilkada Jawa Barat pernah dialami pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki pada Pilkada Jawa Barat tahun 2013 lalu.

"Fenomena ini sebenarnya bukan baru. Di 2013 di Jawa Barat hal yang sama terjadi. Pasangan Rieke-Teten pada survei SMRC bulan Maret memeroleh 11,2%. Tapi hari H mereka nomor 2 dengan perolehan 29 koma sekian persen," kata Djayadi dalam diskusi Polemik Radio MNC Trijaya bertema Pilkada, Kotank Kosong dan Pilpres di Cikini, Jakarta, Sabtu (30/6/2018).

Pada Pilkada Jawa Barat di tahun yang sama, lanjut Djayadi, elektabilitas Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar berada di bawah Dede Yusuf-Lex Laksamana. Namun hasil akhir menunjukkan Aher-Deddy memenangi Pilkada.

"Aher waktu itu kalah sedikit dengan Dede Yusuf pada 2 Minggu jelang pencoblosan. Pada akhirnya Aher nomor 1, selisihnya sedikit berdasarkan quick count," jelas Djayadi.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8610 seconds (0.1#10.140)