Ini Respons PPP Terkait Lulung Hengkang dari Partai Kakbah

Selasa, 19 Juni 2018 - 20:05 WIB
Ini Respons PPP Terkait Lulung Hengkang dari Partai Kakbah
Ini Respons PPP Terkait Lulung Hengkang dari Partai Kakbah
A A A
JAKARTA - Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menanggapi soal kabar hengkangnya Abraham Lunggana (Lulung), dari partai berlambang Kakbah tersebut.

Menurut Achmad Baidowi, hengkangnya Lulung dari PPP karena menganggap PPP telah meninggalkan umat, itu hanya klaim Lulung untuk mencari pembenaran.

"Terbukti berdasarkan hasil survei, justru PPP yang dinilai dekat dengan umat Islam termasuk perjuangan di bidang program legislasi di DPR," kata pria yang akrab disapa Awie ini, Selasa (19/6/2018).

Anggota DPR RI Fraksi PPP ini menjelaskan, Lulung tidak lagi menjabat ketua DPW PPP DKI bukan karena pilkada, tapi karena memang hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) PPP DKI yang menetapkan Abdul Azis sebagai ketua DPW DKI.

"Sedari awal Lulung merupakan loyalis Djan Faridz yang melawan Pak Rommy (Ketua Umum PPP Romahurmuziy). Kemudian ketika Pak Rommy menang secara hukum dan politik, dia minta tetap dijadikan ketua DPW, tentu saja teman-teman PPP yang berjuang di belakang Pak Rommy keberatan, karena ketua DPW sudah dijabat Abdul Azis hasil muswil," ungkapnya.

"Artinya, selaku politisi, lulung tidak gentle mengakui kekalahan dalam proses politik. Hanya nunggu durian runtuh saja. DPP PPP yang sah sudah banyak mengalah dan menawarkan beberapa kompensasi kepada Lulung termasuk tidak diganti dari jabatan Wakil Ketua DPRD dan dijadikan salah satu pengurus harian DPP yang membidangi pemenangan wilayah DKI-Jabar dan Banten," tambahnya.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP ini mengatakan, bahkan tak kurang Sekjen PPP Arsul Sani sendiri yang menawarkan hal tersbut. Terus terang saja, untuk saat ini kalau jabatan ketua DPW tak bisa dipenuhi, karena itu tidak mungkin baik secara politik maupun etika.

"Terkait klaim Lulung dipecat dari jabatan ketua DPW gara-gara persoalan DKI, yang melakukan pemecatan itu adalah DPP Djan Faridz yang memang mendukung Ahok. Sementara DPP PPP hasil muktamar Pondok Gede tidak pernah mengeluarkan keputusan resmi untuk mendukung Ahok di DKI Jakarta dan sekali lagi pergantian ketua DPW DKI Jakarta melalui muswil sesuai AD/ART," tuturnya.

"Jika Lulung pindah partai sebenarnya juga bukan sesuatu yang baru, karena hanya pengulangan sejarahnya saja, sebelum masuk PPP dia pernah maju caleg dari parpol lain pada tahun 2004 dan tidak terpilih. Baru ketika masuk PPP, terpilih saat maju caleg pada Pemilu 2009. Jadi ya kita hormati saja pilihan Lulung jika memang harus pindah partai," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7047 seconds (0.1#10.140)