Jokowi Apresiasi Dakwah Muhammadiyah
A
A
A
JAKARTA - Organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam memiliki peranan penting dalam menghadapi era digital. Diantaranya menjaga nilai-nilai bangsa agar tetap jadi rujukan di era digital.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan nilai-nilai yang dimiliki bangsa, baik yang dikandung agama, budaya, maupun lainnya pen ting untuk membentengi masuknya nilai-nilai dari luar. “Tanpa itu, saya kira, di era yang tanpa batas seperti ini akan sulit sehingga pembangun an karakter bangsa sangat diperlukan sekali. Saya lihat Mu hammadiyah, NU dan ormas-ormas lain sangat berperan, terutama di pondok pesantren,” katanya saat menutup Pengkajian Ramadhan Pimpinan Muhammadiyah di Kampus Uhamka, Jakarta, kemarin. Presiden pun mengapresiasi peran Muhammadiyah yang terus menebarkan Islam rahmatan lil’alamin.
“Kalau ini terus digaungkan akan memberikan kesejukan. Semua negara yang didalamnya umat Islam mengisi kemerdekaan ini dengan kebaikan-kebaikan,” ungkapnya. Lebih lanjut Jokowi menyadari potensi penggunaan media sosial untuk berbagi informasi, termasuk menyebarkan dakwah Islam.
“Dakwah pun sekarang juga sudah banyak sekali yang meng gunakan Instagram, You tube, Facebook, dan Twitter. Misalnya di Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin pengikutnya 129.000. Kan banyak sekali,” ujarnya.
Menurut Presiden, pemanfaatan teknologi serupa itu mutlak dilakukan dewasa ini bila tak ingin tertinggal. Di sisi lain, hal ini juga dinilai efektif untuk menangkal hal-hal negatif dalam penggunaan media sosial.
“Kalau penggunaannya tidak benar, bisa melenceng ke mana-mana. Sangat berbahaya. Kalau di media sosial kita buka, betapa saling mencela, mencemooh, membuka aib, menyampaikan hal yang buruk-buruk,” ucapnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pengkajian Ramadhan yang diselenggarakan PP Muhamadiyah mengangkat tema “Keadaban Digital, Dakwah Pencerahan di Era Milenial”. Hal ini dinilai penting karena era digital berpengaruh pada relasi sosial kebangsaan. (Dita Angga)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan nilai-nilai yang dimiliki bangsa, baik yang dikandung agama, budaya, maupun lainnya pen ting untuk membentengi masuknya nilai-nilai dari luar. “Tanpa itu, saya kira, di era yang tanpa batas seperti ini akan sulit sehingga pembangun an karakter bangsa sangat diperlukan sekali. Saya lihat Mu hammadiyah, NU dan ormas-ormas lain sangat berperan, terutama di pondok pesantren,” katanya saat menutup Pengkajian Ramadhan Pimpinan Muhammadiyah di Kampus Uhamka, Jakarta, kemarin. Presiden pun mengapresiasi peran Muhammadiyah yang terus menebarkan Islam rahmatan lil’alamin.
“Kalau ini terus digaungkan akan memberikan kesejukan. Semua negara yang didalamnya umat Islam mengisi kemerdekaan ini dengan kebaikan-kebaikan,” ungkapnya. Lebih lanjut Jokowi menyadari potensi penggunaan media sosial untuk berbagi informasi, termasuk menyebarkan dakwah Islam.
“Dakwah pun sekarang juga sudah banyak sekali yang meng gunakan Instagram, You tube, Facebook, dan Twitter. Misalnya di Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin pengikutnya 129.000. Kan banyak sekali,” ujarnya.
Menurut Presiden, pemanfaatan teknologi serupa itu mutlak dilakukan dewasa ini bila tak ingin tertinggal. Di sisi lain, hal ini juga dinilai efektif untuk menangkal hal-hal negatif dalam penggunaan media sosial.
“Kalau penggunaannya tidak benar, bisa melenceng ke mana-mana. Sangat berbahaya. Kalau di media sosial kita buka, betapa saling mencela, mencemooh, membuka aib, menyampaikan hal yang buruk-buruk,” ucapnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pengkajian Ramadhan yang diselenggarakan PP Muhamadiyah mengangkat tema “Keadaban Digital, Dakwah Pencerahan di Era Milenial”. Hal ini dinilai penting karena era digital berpengaruh pada relasi sosial kebangsaan. (Dita Angga)
(nfl)