Tutup Celah Terorisme, Kapolri Yakinkan Indonesia Aman
A
A
A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian terus berupaya meyakinkan dunia internasional bahwa Indonesia aman dari aksi terorisme.
Hal ini dilakukan Polri melalui Detasemen Khusus 88 Antiteror dengan menutup celah jejaring teroris pasca aksi terorisme yang terjadi di Surabaya dan sejumlah tempat.
Baru-baru ini Tito mengundang sejumlah duta besar negara sabahat ke kediamannya untuk menjelaskan kondisi Indonesia pasca-aksi teror. Diakui Tito, memang aksi terorisme masih menjadi ancaman Asian Games yang akan dibuka pada 18 Agustus mendatang. Namun, seluruh celah dan ancaman terorisme telah diantisipasi. "Kami telah bergerak untuk antisipatif," kata Tito, Sabtu (26/5/2018).
Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini mengambil langkah cepat memastikan situasi keamanan nasional terkendali dengan membangun komunikasi dengan mitra Polri dan dan negara-negara tetangga.
Dia menegaskan, sumber daya keamanan negara Indonesia dengan jumlah hampir 1 juta personel dari Polri dan TNI sangat cukup menumpas aksi terorisme. "Jadi kelompok ini dipastikan dapat diatasi," tegas Tito.
Tak pelak, dengan jaminan keamanan dari Kapolri dan Panglima TNI membuat kepala negara peserta Asian Games bersedia hadir pada acara pembukaan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Bahkan jumlah kepala negara yang bersedia hadir terus bertambah, padahal sebelumya sempat muncul kekhawatiran dengan terbitnya Travel Advice dari negara peserta.
Nyatanya, negara peserta Asian Games tidak ada yang mengurangi atletnya, bahkan menambah jumlah pesertanya dengan keijutsertaannya di cabang olah raga yang dipertandingkan. Ini jadi bukti dunia international tidak ragu dengan kemampuan Polri dan TNI dalam menangani teror bom di Indonesia.
Hal ini dilakukan Polri melalui Detasemen Khusus 88 Antiteror dengan menutup celah jejaring teroris pasca aksi terorisme yang terjadi di Surabaya dan sejumlah tempat.
Baru-baru ini Tito mengundang sejumlah duta besar negara sabahat ke kediamannya untuk menjelaskan kondisi Indonesia pasca-aksi teror. Diakui Tito, memang aksi terorisme masih menjadi ancaman Asian Games yang akan dibuka pada 18 Agustus mendatang. Namun, seluruh celah dan ancaman terorisme telah diantisipasi. "Kami telah bergerak untuk antisipatif," kata Tito, Sabtu (26/5/2018).
Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini mengambil langkah cepat memastikan situasi keamanan nasional terkendali dengan membangun komunikasi dengan mitra Polri dan dan negara-negara tetangga.
Dia menegaskan, sumber daya keamanan negara Indonesia dengan jumlah hampir 1 juta personel dari Polri dan TNI sangat cukup menumpas aksi terorisme. "Jadi kelompok ini dipastikan dapat diatasi," tegas Tito.
Tak pelak, dengan jaminan keamanan dari Kapolri dan Panglima TNI membuat kepala negara peserta Asian Games bersedia hadir pada acara pembukaan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Bahkan jumlah kepala negara yang bersedia hadir terus bertambah, padahal sebelumya sempat muncul kekhawatiran dengan terbitnya Travel Advice dari negara peserta.
Nyatanya, negara peserta Asian Games tidak ada yang mengurangi atletnya, bahkan menambah jumlah pesertanya dengan keijutsertaannya di cabang olah raga yang dipertandingkan. Ini jadi bukti dunia international tidak ragu dengan kemampuan Polri dan TNI dalam menangani teror bom di Indonesia.
(dam)