Artidjo Alkostar Mengaku Beberapa Kali Diancam Akan Dibunuh
A
A
A
JAKARTA - Mantan Hakim Agung Artidjo Alkostar nampaknya sudah kenyang dengan berbagai ancaman yang pernah diterimanya. Ancaman tersebut diterimanya bahkan saat Artidjo masih menjadi Advokat.
Dosen Fakultas Hukum di UII ini menceritakan pengalamannya saat membela kasus Santa Cruz di Dili, Timor Timur (Timor Leste). Dia mengaku hampir dibunuh oleh orang berpakaian ninja.
"Pernah mau dibunuh saya jam 12 malam. Tapi, Allah masih melindungi saya, jadi ninja itu salah masuk. Dia masuk ke kamar asisten saya. Tahulah ninja di Timtim itu siapa," kata Artidjo di Gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta Pusat, Jumat (25/5/2018).
Tidak hanya itu, Artidjo juga menyebut ancaman pembunuhan pernah diterimanya saat membela kasus penembakan misterius di Yogyakarta.
"Saya pernah diancam, Artidjo kamu jangan sok pahlawan ya. Penembak misterius akan datang ke tempat tidur kamu," kata Artidjo sambil menirukan suara.
Namun, semua ancaman tak membuat Artidjo gentar. Dia malah mengabaikannya. Menurutnya, darah Madura yang mengalir dalam tubuhnya menjadi alasan dirinya berani menghadapi rintangan apapun .
Sejak kecil dia sudah kenyang dengan silat, berkelahi, bahkan mantan hakim yang ditakuti koruptor ini, sering bermain dengan celurit saat kecil.
"Jadi, tidak memungkinkan. Darah Madura saya tidak memungkinkan untuk takut sama orang," ucap Artidjo
Tidak hanya diancam, dirinya juga pernah dikirimi santet. Namun lagi-lagi ilmu santet tidak dapat menyentuh dirinya.
"Kan orang tua saya dari Sumenep, orang-orang tahulah orang Sumenep seperti apa.Kalau orang akan menyantet saya itu salah alamat juga. Waktu itu pernah ada yang mau nyantet saya pakai foto. Saya katakan wah itu mah santet sekelas taman kanak-kanak," kata dia.
Dosen Fakultas Hukum di UII ini menceritakan pengalamannya saat membela kasus Santa Cruz di Dili, Timor Timur (Timor Leste). Dia mengaku hampir dibunuh oleh orang berpakaian ninja.
"Pernah mau dibunuh saya jam 12 malam. Tapi, Allah masih melindungi saya, jadi ninja itu salah masuk. Dia masuk ke kamar asisten saya. Tahulah ninja di Timtim itu siapa," kata Artidjo di Gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta Pusat, Jumat (25/5/2018).
Tidak hanya itu, Artidjo juga menyebut ancaman pembunuhan pernah diterimanya saat membela kasus penembakan misterius di Yogyakarta.
"Saya pernah diancam, Artidjo kamu jangan sok pahlawan ya. Penembak misterius akan datang ke tempat tidur kamu," kata Artidjo sambil menirukan suara.
Namun, semua ancaman tak membuat Artidjo gentar. Dia malah mengabaikannya. Menurutnya, darah Madura yang mengalir dalam tubuhnya menjadi alasan dirinya berani menghadapi rintangan apapun .
Sejak kecil dia sudah kenyang dengan silat, berkelahi, bahkan mantan hakim yang ditakuti koruptor ini, sering bermain dengan celurit saat kecil.
"Jadi, tidak memungkinkan. Darah Madura saya tidak memungkinkan untuk takut sama orang," ucap Artidjo
Tidak hanya diancam, dirinya juga pernah dikirimi santet. Namun lagi-lagi ilmu santet tidak dapat menyentuh dirinya.
"Kan orang tua saya dari Sumenep, orang-orang tahulah orang Sumenep seperti apa.Kalau orang akan menyantet saya itu salah alamat juga. Waktu itu pernah ada yang mau nyantet saya pakai foto. Saya katakan wah itu mah santet sekelas taman kanak-kanak," kata dia.
(maf)