Kekompakan TNI-Polri Dinilai Jamin Rasa Aman Masyarakat
Kekompakan TNI-Polri Dinilai Jamin Rasa Aman Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Sinergi yang ditunjukkan oleh TNI-Polri memberi garansi bahwa negara hadir dalam memberikan perlindungan dan rasa aman kepada masyarakat. Sinergi dan kekompakan ini terlihat dari kompaknya dua pimpinan lembaga tersebut, tampilan spanduk dan baliho yang terlihat harmonis, dan yang terbaru rencana mengaktifkan Kopssusgab untuk menghalau aksi terorisme yang marak belakangan ini.
Pengamat Politik Lembaga Riset Publik (LRP), Muhammad Yunus menilai kekompakkan yang ditunjukkan alat pertahanan dan keamanan negara tersebut cukup melegakan masyarakat yang melihatnya. Harmonisasi mereka membuat masyarakat bisa hidup dengan tenang dan aman.
"Nah, suasana ini harus diakui sebagai keberhasilan Jokowi yang kemudian menguntungkan bagi elektabilitas dia," ujar Yunus di Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Ia menyatakan, situasinya akan jauh berbeda jika antar TNI-Polri terjadi perbedaan atau friksi dalam menghadapi ancaman negara. Maka, elektabilitas Jokowi hampir dipastikan terganggu karena dianggap tidak berhasil mewujudkan keamanan nasional.
"Misalnya, antar pimpinan TNI-Polri saling silang arah, sikapnya beda, penyataannya beda karena cari untung sendiri dari situasi keamanan. Yang rugi pasti Jokowi," tegasnya.
Yunus menilai, Jokowi sudah banyak belajar dari peristiwa sebelumnya untuk sedapat mungkin menghindari hal-hal yang menggerogoti citra dirinya dalam kabinet dan pemerintahan. Terlebih jika hal itu terkait masalah keamanan.
"Karena Jokowi selalu diserang lawannya tidak tegas, bukan pemimpin dari militer yang berwibawa dan ditakuti," katanya.
Ditambahkan dia, kekompakkan TNI-Polri tak lepas dari figur Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Keduanya tampak mengedepankan kepentingan negara ketimbang kepentingan pribadi.
Peran ini khususnya diperlihatkan Tito yang secara proaktif mengajak Hadi dan jajarannya untuk masuk bekerja sama dalam keamanan nasional. "Itu langkah bagus, membuat kepercayaan publik kepada TNI dan Polri ini makin naik," tandasnya.
Pengamat Politik Lembaga Riset Publik (LRP), Muhammad Yunus menilai kekompakkan yang ditunjukkan alat pertahanan dan keamanan negara tersebut cukup melegakan masyarakat yang melihatnya. Harmonisasi mereka membuat masyarakat bisa hidup dengan tenang dan aman.
"Nah, suasana ini harus diakui sebagai keberhasilan Jokowi yang kemudian menguntungkan bagi elektabilitas dia," ujar Yunus di Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Ia menyatakan, situasinya akan jauh berbeda jika antar TNI-Polri terjadi perbedaan atau friksi dalam menghadapi ancaman negara. Maka, elektabilitas Jokowi hampir dipastikan terganggu karena dianggap tidak berhasil mewujudkan keamanan nasional.
"Misalnya, antar pimpinan TNI-Polri saling silang arah, sikapnya beda, penyataannya beda karena cari untung sendiri dari situasi keamanan. Yang rugi pasti Jokowi," tegasnya.
Yunus menilai, Jokowi sudah banyak belajar dari peristiwa sebelumnya untuk sedapat mungkin menghindari hal-hal yang menggerogoti citra dirinya dalam kabinet dan pemerintahan. Terlebih jika hal itu terkait masalah keamanan.
"Karena Jokowi selalu diserang lawannya tidak tegas, bukan pemimpin dari militer yang berwibawa dan ditakuti," katanya.
Ditambahkan dia, kekompakkan TNI-Polri tak lepas dari figur Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Keduanya tampak mengedepankan kepentingan negara ketimbang kepentingan pribadi.
Peran ini khususnya diperlihatkan Tito yang secara proaktif mengajak Hadi dan jajarannya untuk masuk bekerja sama dalam keamanan nasional. "Itu langkah bagus, membuat kepercayaan publik kepada TNI dan Polri ini makin naik," tandasnya.
(kri)
Explore More