Bentrok Mako Brimob, Masyarakat Diminta Tak Terprovokasi Klaim ISIS
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku berduka atas korban meninggal dari pihak kepolisian yang bertugas dalam insiden bentrok di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Dalam hal ini, Dahnil menilai perlu dilakukan evaluasi dan pengusutan terhadap potensi dugaan adanya abai prosuderal yang terjadi di Mako Brimob, seperti, darimana napi teroris bisa memperoleh senjata tajam untuk menyerang prajurit polisi dan banyak hal lain yang harus menjadi perhatian untuk pengusutan dan evaluasi.
"Sehingga peristiwa tersebut tidak lagi terulang ada pihak kepolisian yang gugur di masa yang akan datang di pusat keamanan kepolisian sendiri," ujar Dahnil kepada SINDOnews, Jumat (11/5/2018).
Dahnil meminta dalam peristiwa ini masyarakat harus tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan propoganda ISIS yang mengklaim mereka mengendalikan bentrok di Mako Brimob dengan maksud menebar ketakutan dan kesuksesan mereka.
Padahal, kata dia, pihak kepolisian sudah menyatakan tidak benar, karena propoganda-propoganda seperti itu jamak mereka lakukan untuk teror psikologis agar ketertakutan menyebar. "Maka, publik harus melawan propoganda itu dengan tidak menyebarkan berlebihan bahwa ISIS mengendalikan bentrok di Mako Brimob," pungkasnya.
Dalam hal ini, Dahnil menilai perlu dilakukan evaluasi dan pengusutan terhadap potensi dugaan adanya abai prosuderal yang terjadi di Mako Brimob, seperti, darimana napi teroris bisa memperoleh senjata tajam untuk menyerang prajurit polisi dan banyak hal lain yang harus menjadi perhatian untuk pengusutan dan evaluasi.
"Sehingga peristiwa tersebut tidak lagi terulang ada pihak kepolisian yang gugur di masa yang akan datang di pusat keamanan kepolisian sendiri," ujar Dahnil kepada SINDOnews, Jumat (11/5/2018).
Dahnil meminta dalam peristiwa ini masyarakat harus tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan propoganda ISIS yang mengklaim mereka mengendalikan bentrok di Mako Brimob dengan maksud menebar ketakutan dan kesuksesan mereka.
Padahal, kata dia, pihak kepolisian sudah menyatakan tidak benar, karena propoganda-propoganda seperti itu jamak mereka lakukan untuk teror psikologis agar ketertakutan menyebar. "Maka, publik harus melawan propoganda itu dengan tidak menyebarkan berlebihan bahwa ISIS mengendalikan bentrok di Mako Brimob," pungkasnya.
(kri)