Konferensi Besar XVI Fatayat NU Resmi Dibuka

Jum'at, 27 April 2018 - 00:09 WIB
Konferensi Besar XVI...
Konferensi Besar XVI Fatayat NU Resmi Dibuka
A A A
AMBON - Konferensi Besar (Konbes) XVI Fatayat NU resmi dibuka, Kamis (26/4/2018). Konbes XVI kali ini berlokasi di Ambon, Maluku, dan akan berlangsung hingga tanggal 30 April 2018. Sebanyak 34 Pengurus Wilayah dan sejumlah Pengurus Cabang dari seluruh Indonesia turut meramaikan acara ini.

Acara Konferensi Besar XVI Fatayat NU dibuka oleh Menristek Dikti RI M Natsir didampingi Ketua PBNU Robikin Emhas, Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini, dan Plt Gubernur Maluku Zeth Sahuburua. Mereka bersama menabuh alat musik tifa, seni khas musik dari Ambon.

Tema besar yang diusung adalah Rejuvinasi Gerakan Perempuan dari Indonesia Timur. Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini dalam pidatonya menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan harus dilakukan secara merata. Salah satunya gerakan dari Indonesia Timur ini sekaligus mengingatkan kita bahwa banyak sekali potensi perempuan yang dapat kita gali dari bagian timur Indonesia.

"Rejuvinasi itu kan artinya peremajaan, jadi kenapa kita usung tema ini karena harapan kita semua akan ada refreshment (penyegaran) dari gerakan komunitas perempuan," tutur Anggia.

Anggia melihat fenomena akhir-akhir ini bahwa kemajuan teknologi banyak membuat perempuan hanyut di dalamnya tanpa berbuat sesuatu untuk masyarakat. Kemajuan teknologi belum maksimal digunakan untuk memberdayakan dan menggali potensi perempuan dengan baik.

Di sisi lain, Anggia juga menyinggung potensi besar yang dimiliki Indonesia di bagian Timur sungguh luar biasa. "Ajang Konbes ini juga kita lengkapi dengan lomba fotografi peran perempuan di sektor ekonomi yang di pamerkan di lokasi acara," ujarnya.

Pada Konbes ini, agenda yang dibahas adalah respons problem internal dan eksternal. Problem internal di antaranya tentang kaderisasi dan keorganisasian. Sementara, program eksternal lebih pada isu terkini yang sifatnya global.

Beberapa menteri Kabinet Kerja yang mengonfirmasi kehadirannya sebagai narasumber antara lain Menpora Imam Nahrawi dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi Eko Putro Sanjoyo.

Sementara itu, Menristek Dikti M Natsir menyampaikan apresiasinya atas peran Fatayat NU selama ini dalam memberdayakan perempuan dan anak di Indonesia. Dalam sektor pendidikan pun Fatayat memiliki peran yang luar biasa.

"Harapan kami pada Fatayat NU cukup besar terutama untuk terus meningkatkan sumber daya perempuan Indonesia, salah satunya dalam bidang teknologi," katanya.

Menurutnya, jika perempuan bisa melek teknologi dengan baik, akan sangat membantu sebagai media dakwah, termasuk juga kemampuan untuk memfiltrasi informasi hoaks.

"Indonesia sedang masuk dalam fase revolusi industri ke-4 yaitu digitalisasi dan negara kita belum memiliki sebuah sistem integrasi untuk filterisasi media digital, maka kemampuan masyarakat dituntut untuk bisa memahami mana informasi yang benar dan tidak."

Ketua PBNU Robikin Emhas dalam sambutannya menyampaikan bahwa peremajaan gerakan perempuan harus lebih masif dan terukur.

"Separoh dari problematika bangsa ini termasuk soal anak dan perempuan sehingga peran organisasi perempuan berbasis apa pun mutlak diperlukan, dan PBNU mendukung sepenuhnya upaya Fatayat dalam merejuvinasi gerakannya dari Indonesia Timur," jelasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0962 seconds (0.1#10.140)