Survei IDS, Akbar Tanjung Kalahkan Cak Imin di Bursa Cawapres
Senin, 23 April 2018 - 22:28 WIB

Survei IDS, Akbar Tanjung Kalahkan Cak Imin di Bursa Cawapres
A
A
A
JAKARTA - Beberapa nama politikus senior ikut meramaikan bursa calon wakil presiden (Cawapres) yang kian sengit jelang pemilu presiden (Pilpres) 2019. Bahkan, dalam survei yang dirilis Independent Data Survey (IDS), nama Akbar Tanjung mampu mengalahkan Ketua umum PKB Muhaimin Iskandar yang kini mengkampanyekan diri sebagai Cawapres.
Peneliti IDS, Edhy Aruman menjelaskan, nama Akbar Tanjung, Surya Paloh, Jusuf Kalla, Prabowo Subianto dan Wiranto seakan memposisikan diri sebagai tokoh senior yang ikut mendampingi tokoh baru di bursa cawapres, seperti Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Mahfud MD.
“Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Pemilu 2019 nanti, kemungkinan peta persaingan antar pasangan calon yang diproyeksikan akan diusung oleh partai politik di tahun 2018 ini, dan peluang tokoh muda dan non-partai dalam peta persaingan tersebut,” ujar Edhy di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Edhy menerangkan, dari preferensi nama kandidat wakil presiden secara terbuka (top of mind) dan tertutup, IDS mendapatkan nama Gatot Nurmantyo, Anis Baswedan, Mahfud MD dapat disebut sebagai tokoh non-partai politik yang konsisten mendapatkan preferensi responden survei sebagai kandidat pasangan wakil presiden siapapun poresiden yang akan menjadi kandidat di 2018 ini.
Sementara tokoh partai politik secara konsisten disebut memiliki preferensi oleh responden survei adalah Agus Harimurti Yudhoyono, Wiranto, Akbar Tanjung, Muhaimin Iskandar, dan Surya Paloh.
Di dalam tokoh partai terdapat variasi senioritas yang diwakili nama Wiranto (Partai Hanura), Akbar Tanjung (Partai Golkar), Surya Paloh (Partai Nasdem). Sementara tokoh muda misalnya AHY (Partai Demokrat) dan Muhaimin Iskandar (PKB).
Edhy memaparkan, dengan pertanyaan terbuka (top of mind) Gatot Numantyo (19.8 %) merupakan kandidat paling unggul, diikuti oleh Anies R Baswedan (10,4%), Agus Harimurti Yudhoyono (9,4%), Jusuf Kalla (5,4%), Prabowo Subianto (4,8%) sebagai nama yang muncul di responden sebagai kandidat wakil presiden, yang dapat dipasangkan dengan siapapun kandidat presiden di 2018 ini.
Berturut turut, setelah lima nama tersebut diikuti oleh Mahfud MD (4.6%), Wiranto (3,7%), Surya Paloh (2,7%), Akbar Tanjung (2,5%), Ridwan Kamil (2,3%), dan Muhaimin Iskandar (2,1%).
Sementara mengenai calon presiden (Capres), Edhy menjelaskan, hasil survei masih menempatkan Jokowi sebagai yang terkuat dengan persentase 49,8%. Diikuti Prabowo Subianto (29,0%), Gatot Nurmantyo (4%), dan Tuan Guru Bajang (2.9), Agus Harimurti Yudhoyono (1,3%).
Perlu diketahui, survei dilakukan di enam kota besar di Indonesia, seperti Medan, DKI Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar. Jumlah sampel sebanyak 520 dengan margin kesalahan 4,3%.
Metode survei menggunakan metode Stratified Multistage Random Sampling, dengan unit terkecil adalah kelurahan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur yang telah disusun sebelumnya sesuai tujuan survei, dilakukan pada 9 sampai 15 April 2018.
Survei memfokuskan kepada elektabilitas kandidat presiden, kandidat wakil presiden baik untuk nama-nama yang sudah muncul di dalam survei-survei nasional selama tahun 2018.
Menurut Edhy, survei juga memunculkan nama kandidat calon presiden atau calon wakil presiden yang tidak pernah dipublikasikan oleh lembaga survei politik di 2018, namun memiliki ketokohan baik karena berafiliasi dengan partai politik, tokoh nasional nonparpol, tokoh yang mendapatkan exposure publik.
Peneliti IDS, Edhy Aruman menjelaskan, nama Akbar Tanjung, Surya Paloh, Jusuf Kalla, Prabowo Subianto dan Wiranto seakan memposisikan diri sebagai tokoh senior yang ikut mendampingi tokoh baru di bursa cawapres, seperti Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Mahfud MD.
“Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Pemilu 2019 nanti, kemungkinan peta persaingan antar pasangan calon yang diproyeksikan akan diusung oleh partai politik di tahun 2018 ini, dan peluang tokoh muda dan non-partai dalam peta persaingan tersebut,” ujar Edhy di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Edhy menerangkan, dari preferensi nama kandidat wakil presiden secara terbuka (top of mind) dan tertutup, IDS mendapatkan nama Gatot Nurmantyo, Anis Baswedan, Mahfud MD dapat disebut sebagai tokoh non-partai politik yang konsisten mendapatkan preferensi responden survei sebagai kandidat pasangan wakil presiden siapapun poresiden yang akan menjadi kandidat di 2018 ini.
Sementara tokoh partai politik secara konsisten disebut memiliki preferensi oleh responden survei adalah Agus Harimurti Yudhoyono, Wiranto, Akbar Tanjung, Muhaimin Iskandar, dan Surya Paloh.
Di dalam tokoh partai terdapat variasi senioritas yang diwakili nama Wiranto (Partai Hanura), Akbar Tanjung (Partai Golkar), Surya Paloh (Partai Nasdem). Sementara tokoh muda misalnya AHY (Partai Demokrat) dan Muhaimin Iskandar (PKB).
Edhy memaparkan, dengan pertanyaan terbuka (top of mind) Gatot Numantyo (19.8 %) merupakan kandidat paling unggul, diikuti oleh Anies R Baswedan (10,4%), Agus Harimurti Yudhoyono (9,4%), Jusuf Kalla (5,4%), Prabowo Subianto (4,8%) sebagai nama yang muncul di responden sebagai kandidat wakil presiden, yang dapat dipasangkan dengan siapapun kandidat presiden di 2018 ini.
Berturut turut, setelah lima nama tersebut diikuti oleh Mahfud MD (4.6%), Wiranto (3,7%), Surya Paloh (2,7%), Akbar Tanjung (2,5%), Ridwan Kamil (2,3%), dan Muhaimin Iskandar (2,1%).
Sementara mengenai calon presiden (Capres), Edhy menjelaskan, hasil survei masih menempatkan Jokowi sebagai yang terkuat dengan persentase 49,8%. Diikuti Prabowo Subianto (29,0%), Gatot Nurmantyo (4%), dan Tuan Guru Bajang (2.9), Agus Harimurti Yudhoyono (1,3%).
Perlu diketahui, survei dilakukan di enam kota besar di Indonesia, seperti Medan, DKI Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar. Jumlah sampel sebanyak 520 dengan margin kesalahan 4,3%.
Metode survei menggunakan metode Stratified Multistage Random Sampling, dengan unit terkecil adalah kelurahan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur yang telah disusun sebelumnya sesuai tujuan survei, dilakukan pada 9 sampai 15 April 2018.
Survei memfokuskan kepada elektabilitas kandidat presiden, kandidat wakil presiden baik untuk nama-nama yang sudah muncul di dalam survei-survei nasional selama tahun 2018.
Menurut Edhy, survei juga memunculkan nama kandidat calon presiden atau calon wakil presiden yang tidak pernah dipublikasikan oleh lembaga survei politik di 2018, namun memiliki ketokohan baik karena berafiliasi dengan partai politik, tokoh nasional nonparpol, tokoh yang mendapatkan exposure publik.
(kri)