Lagi, Pertamina Ganti Nakhoda

Sabtu, 21 April 2018 - 07:45 WIB
Lagi, Pertamina Ganti...
Lagi, Pertamina Ganti Nakhoda
A A A
LAGI, PT Pertamina (persero) meng­gan­ti nakhoda. Di­rektur Utama (Dirut) Elia Massa Manik dicopot. Men­du­duki kursi orang nomor satu di perusahaan pelat merah yang lo­wong itu telah ditunjuk se­bagai pelaksana tugas (plt) dirut adalah Nicke Widyawati, yang juga menjabat direktur logistik, supply chain, dan infrastruktur. Selain melengserkan dirut, rapat umum pe­me­gang saham luar biasa (RUPSLB) akhir pe­kan ini juga m­em­berhentikan sejumlah direksi, yakni direktur megaproyek, direktur peng­olahan, direktur aset, dan di­rek­tur pemasaran korporat. Pe­rombakan direksi pada per­usahaan induk badan usaha mi­lik negara (BUMN) minyak dan gas (migas), seolah mengon­fir­masi bahwa telah terjadi konflik antara Elia Massa dan petinggi Kementerian BUMN yang su­dah menjadi konsumsi publik dalam tiga bulan terakhir ini.

Benarkah pencopotan Elia Massa karena tidak sejalan ke­bi­jakan petinggi Kementerian BUMN? Kalau soal konflik men­jadi alasan pencopotan, tentu sulit untuk mem­buk­ti­kan. Yang pasti, penjelasan res­mi Kementerian BUMN se­ba­gai­mana disam­paikan Deputi Bidang Pertambangan, Indus­tri Strategis Fajar Harry Sam­purno bahwa semua proses di­lakukan secara bersama dan mendapat masukan dari dewan komisaris. Kebijakan pe­rom­bak­an direksi Pertamina adalah bagian dari rangkaian tahapan pembentukan holding , untuk memperkuat dan mem­per­cepat holding migas yang ter­ben­tuk awal April lalu. Selain itu, pemegang saham menyo­ro­ti Elia Massa yang telah me­layarkan Pertamina selama 13 bulan, cenderung abai pada pe­ri­s­tiwa patahnya pipa Pert­a­mi­na di Balikpapan, dan ke­lang­kaan bahan bakar minyak (BBM) jenius premium.

Langkah pemegang saham dalam hal ini Kementerian BUMN sebagai wakil pemerintah merombak direksi Pertamina diamini sejumlah wakil rakyat di Senayan. Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Saragih menilai keputusan mencopot di­rut Pertamina sebagai hal yang tepat. Kepada media massa, Eni Saragih membeberkan sejum­lah “dosa” Elia Massa, di an­ta­ranya tidak proaktif mengatasi musibah patah pipa Pertamina di Balikpapan. Namun, yang pa­ling disoroti adalah ke­tidak­kompakan Pertamina dengan pe­merintah dalam mewuj­ud­kan kebijakan BBM satu harga. Kebijakan BBM satu harga memang beban buat Pertamina ka­rena mengurangi keuntung­an, namun kebijakan itu harus dijalankan karena pe­nugasan negara untuk kepentingan rak­yat. Kabarnya, sikap se­te­ngah hati Elia Massa dalam men­ja­lankan kebijakan BBM satu har­ga itu salah satu sumber pemicu konflik dengan pemegang saham.

Apa saja yang telah diker­ja­kan Elia Massa yang diangkat sebagai nakhoda Pertamina sejak 16 Maret 2017 lalu? Pada tiga bulan pertama, langsung merombak 15 jabatan di Per­tamina dengan target jabatan yang ada di perseroan diisi oleh orang yang kompeten di bi­dangnya. Adapun kinerja ke­uangan perseroan di tangan alum­nus Institut Teknologi Ban­dung (ITB) itu mencetak pen­dapatan sebesar USD42,86 miliar sepanjang tahun lalu atau naik 17% dari 2016. Sayangnya, pendapatan yang meningkat itu tidak diiringi kenaikan laba bersih, malah sebaliknya. Perolehan laba bersih pada 2016 sebesar USD3,15 miliar turun menjadi USD2,4 miliar pada 2017. Penurunan laba bersih se­kitar 23% itu, sebagaimana diklaim manajemen Per­ta­mina, karena belum ada pe­nye­suaian harga untuk BBM ber­subsidi seperti premium dan solar.

Kita berharap perombakan direksi Pertamina yang juga mencopot sang nakhoda tidak mengganggu kinerja per­usahaan andalan negara ini. Per­soalan di tubuh Pertamina semakin kompleks menyusul posisinya yang kini menjadi induk perusahaan migas. Ka­rena itu, di pundak Plt Dirut Per­tamina Nicke Widyawati ter­dapat beban yang tidak ringan dalam mengawal perjalanan perseroan dengan status baru tersebut. Dan, harapan kepada pemegang saham hendaknya segera me­nemukan nakhoda yang tepat, kompeten, dan siap menge­de­pankan kepentingan rakyat di atas segalanya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0326 seconds (0.1#10.140)