Jokowi Minta Kader PMII Optimistis Menatap Masa Depan
A
A
A
BANDUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh kader Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII) optimistis menatap masa depan Indonesia yang lebih baik. Sikap optimistis sangat penting untuk mengatasi berbagai tantangan yang bakal dihadapi Indonesia di masa datang.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-58 PMII di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari Nomor 73, Kota Bandung, Selasa (17/4/2018) malam.
"Saya senang bisa hadir di sini. Saya bisa merasakan semangat yang sangat besar para kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Saya optimistis tahun depan Indonesia semakin maju apabila kader-kader PMII semangatnya tidak pudar," kata Jokowi di hadapan ribuan kader PMII yang memenuhi Gedung Sabuga.
Dalam amanatnya, Presiden mengajak semua pihak untuk membawa budaya politik yang penuh kesantunan. Politik yang menyatukan, bukan politik pemecah belah. Sebab itu bukan politik Indonesia.
"Marilah kita bangun optimisme kuat agar apa yang kita inginkan menjadi kenyataan. Media sosial ada sisi positif dan negatif. Dalam Pilpres 2014, saya terkena isu PKI. Isinya adalah Presiden Jokowi itu PKI. Saya sampaikan, saya lahir tahun 1961. PKI dibubarkan tahun 1965. Usia saya baru empat tahun. Apa mungkin anak bayi ada di poto yang mana DN Aidit sedang berpidato dan saya berada di bawahnya," ujar Presiden.
Negara Indonesia ini, tutur Jokowi, tak berprestasi selama sekian tahun. Sementara Jepang, Korea Selatan, China, Amerika Serikat, dan negara-negara di Eropa melesat. "Saya ingin ada keseimbangan. Oleh sebab itu dalam tiga setengah tahun ini saya selalu menuju kepada negara-negara di Timur Tengah. Kenapa ini saya lakukan, karena kita ingin jalin kerja sama agar Indonesia menjadi negara maju dan besar," tutur Jokowi disambut tepuk tangan kader PMII.
Jokowi hadir didampingi Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol Muhammad Tito Karnavian, Kemenpora Imam Nahrawi, Menteri Desa Eko Putro Sandjojo, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Pangdam lll/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto, Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo, Dandim 0618/BS Kolonel Inf Arfin Dahlan.
Hadir pula, pendiri PMII KH Nuril Huda pendiri PMII, Ketua Mabinmas PMII A Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang, Sekjen PMII Sabolah Al Kalambi, Ketua PKB Jabar Saeful Huda, dan Khofifah Indar Parawansa (senior PMII).
Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang mengatakan, PMII telah mewakafkan diri untuk Indonesia. PMII zaman now siap merebut zaman milenial. Kader PMII zaman now sudah banyak yang berprestasi di berbagai bidang.
"Kami, PMII, sangat mengapresiasi kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan keberanian mengunjungi negara-negara yang sedang konflik. PMII untuk indonesia dengan itikad sama, PMII hadir menciptakan Indonesia merdeka dan berprestasi," kata Agus.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-58 PMII di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari Nomor 73, Kota Bandung, Selasa (17/4/2018) malam.
"Saya senang bisa hadir di sini. Saya bisa merasakan semangat yang sangat besar para kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Saya optimistis tahun depan Indonesia semakin maju apabila kader-kader PMII semangatnya tidak pudar," kata Jokowi di hadapan ribuan kader PMII yang memenuhi Gedung Sabuga.
Dalam amanatnya, Presiden mengajak semua pihak untuk membawa budaya politik yang penuh kesantunan. Politik yang menyatukan, bukan politik pemecah belah. Sebab itu bukan politik Indonesia.
"Marilah kita bangun optimisme kuat agar apa yang kita inginkan menjadi kenyataan. Media sosial ada sisi positif dan negatif. Dalam Pilpres 2014, saya terkena isu PKI. Isinya adalah Presiden Jokowi itu PKI. Saya sampaikan, saya lahir tahun 1961. PKI dibubarkan tahun 1965. Usia saya baru empat tahun. Apa mungkin anak bayi ada di poto yang mana DN Aidit sedang berpidato dan saya berada di bawahnya," ujar Presiden.
Negara Indonesia ini, tutur Jokowi, tak berprestasi selama sekian tahun. Sementara Jepang, Korea Selatan, China, Amerika Serikat, dan negara-negara di Eropa melesat. "Saya ingin ada keseimbangan. Oleh sebab itu dalam tiga setengah tahun ini saya selalu menuju kepada negara-negara di Timur Tengah. Kenapa ini saya lakukan, karena kita ingin jalin kerja sama agar Indonesia menjadi negara maju dan besar," tutur Jokowi disambut tepuk tangan kader PMII.
Jokowi hadir didampingi Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol Muhammad Tito Karnavian, Kemenpora Imam Nahrawi, Menteri Desa Eko Putro Sandjojo, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Pangdam lll/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto, Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo, Dandim 0618/BS Kolonel Inf Arfin Dahlan.
Hadir pula, pendiri PMII KH Nuril Huda pendiri PMII, Ketua Mabinmas PMII A Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang, Sekjen PMII Sabolah Al Kalambi, Ketua PKB Jabar Saeful Huda, dan Khofifah Indar Parawansa (senior PMII).
Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang mengatakan, PMII telah mewakafkan diri untuk Indonesia. PMII zaman now siap merebut zaman milenial. Kader PMII zaman now sudah banyak yang berprestasi di berbagai bidang.
"Kami, PMII, sangat mengapresiasi kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan keberanian mengunjungi negara-negara yang sedang konflik. PMII untuk indonesia dengan itikad sama, PMII hadir menciptakan Indonesia merdeka dan berprestasi," kata Agus.
(rhs)