Megawati Nilai Pidato Bung Karno Layak Jadi Memory of The World

Selasa, 17 April 2018 - 14:23 WIB
Megawati Nilai Pidato...
Megawati Nilai Pidato Bung Karno Layak Jadi Memory of The World
A A A
JAKARTA - Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menyatakan, lima prinsip Gerakan Non Blok (GNB) adalah saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan-perjanjian nonagresi, tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain, kesetaraan dan keuntungan bersama dan menjaga perdamaian.

Lima prinsip itu disampaikan Megawati saat memberikan keynote speech tentang peringatan 63 Konferensi Asia Afrika (KAA), pameran arsip KAA dan dokumenter pidato 'tiga tinta emas abad 20' yang disampaikan Soekarno dalam KAA, PBB dan GNB di Gedung LIPI, Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Menurut Mega, berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, Bung Karno dan Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru ditugaskan GNB untuk melakukan lobi diplomatik terhadap Amerika Serikat dan Rusia. Alhasil, kata Mega, kedua negara itu akhirnya memutuskan untuk tidak menggunakan senjata nuklir dalam konflik 'perang dingin'.

Mega menuturkan, apa yang disampaikannya memperlihatkan bahwa antara KAA, pidato Bung Karno di PBB, dan GNB pertama adalah satu kesatuan. Jika arsip KAA diakui sebagai 'Memory of The World' oleh UNESCO, kata dia, maka arsip pidato Bung Karno di Sidang Umum PBB ke-XV dan arsip GNB pertama dianggapnya sangat layak pula untuk menjadi 'memory of the world'

Dia berpandangan, dalam hal ini timbul pertanyaan apa pentingnya kedua arsip bersejarah tersebut menjadi memory of the world dan apa pula faedahnya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di abad 21 ini?

Mega yang juga Ketua Umum PDIP itu menyatakan, pidato berjudul 'To Build The World Anew' yang disampaikan Bung Karno adalah sebuah gambaran tentang bagaimana seharusnya dikelola.

Ia menganggap Bung Karno adalah pemimpin yang visioner. Menurutnya, pada masa itu, Bung Karno telah memiliki gambaran bahwa sesungguhnya dunia terkoneksi di mana satu gambaran dunia yang masih relevan diterapkan pada abad ke 21 ini.

"Mari kita renungkan saat kita masih di awal permulaan abad 21. Betapa terseok-seoknya dunia akibat ada pihak-pihak yang mengabaikan kesepakatan internasional dan diplomasi jalan damai. Di samping itu, menguat pula fenomena sikap egoisme mementingkan kepentingan negaranya sendiri dan kebijakan luar negeri yang cenderung abai pada supremasi sipil," ungkapnya.
(kri)
Berita Terkait
Pidato Mega Dinilai...
Pidato Mega Dinilai Sentuh Sejumlah Aspek, dari Internal PDIP hingga Negara
Megawati Kembali Dikabarkan...
Megawati Kembali Dikabarkan Kritis, PDIP: Yang Meniupkan Isu Tidak Bertanggung Jawab
Jawab Isu Kritis, Megawati...
Jawab Isu Kritis, Megawati Ngaku Disuruh Mejeng
Megawati Dengar Kabar...
Megawati Dengar Kabar PDIP Bakal Digoyang: Coba Kamu Awut-Awut Partai Saya!
Tanpa Dipimpin Megawati,...
Tanpa Dipimpin Megawati, PDIP Dinilai Bisa Pecah
Megawati di Hadapan...
Megawati di Hadapan Kadernya: Kalau Enggak Cocok Sama PDIP Keluar Aja, Jangan Terus Plintat-plintut
Berita Terkini
Sidang Perdana Gugatan...
Sidang Perdana Gugatan Wanprestasi dan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Digelar Bersamaan
2 menit yang lalu
161 Calon Hakim Agung...
161 Calon Hakim Agung dan 18 Hakim Ad Hoc HAM Lolos Seleksi Administrasi
13 menit yang lalu
Kejagung Ajukan Kasasi...
Kejagung Ajukan Kasasi terkait Vonis Lepas Kasus CPO
22 menit yang lalu
Kemenkum Segera Selesaikan...
Kemenkum Segera Selesaikan 8 RUU dan 3 RPP
30 menit yang lalu
2 Komjen Polisi Dimutasi...
2 Komjen Polisi Dimutasi setelah Lebaran 2025, Salah Satunya Mantan Ajudan SBY
38 menit yang lalu
Presiden Prabowo Terima...
Presiden Prabowo Terima Kunjungan Wakil PM Rusia di Istana Merdeka Jakarta
50 menit yang lalu
Infografis
7 Artis Jadi Korban...
7 Artis Jadi Korban Kebakaran Los Angeles, Dalyce Curry Tewas
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved