PKS Diminta Belajar dari Golkar Cara Kelola Konflik Internal
A
A
A
JAKARTA - Konflik yang terjadi antara Fahri Hamzah dengan elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta rotasi kepengurusan di sejumlah DPW PKS dinilai bisa mengganggu konsolidasi partai jelang Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, konflik parpol selalu menyisakan luka dan insoliditas internal. Konflik Fahri dan elite PKS, kata Adi, secara otomatis merusak stabilitas mereka.
"Sementara gejolak di daerah/DPW yang menentang pemecatan sebagai bukti sahih munculnya friksi-friksi PKS yang justeru menggangu persiapan mereka menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019," ujar Adi kepada SINDOnews, Kamis (12/4/2018).
Adi melanjutkan, sebagai partai kader yang mengedepankan ketaatan pada elite mestinya rotasi dan pergantian di internal PKS tak seharusnya menimbulkan gejolak. Karena sejak awal PKS dikenal karena ketaatan pada ustaz dan murobi mereka.
Pergantian atau rotasi mestinya dimaknai biasa-biasa saja yang lazim terjadi pada semua partai secara alamiah. "Di sepak bola saja, ganti pelatih biasanya berdampak pada pergantian dan pola permainan dalam tim. Itu wajar," ucap Adi.
Adi pun mendorong PKS belajar dari Golkar yang terbiasa menghadapi konflik internal dan bisa menyelamatkan elektabilitas partai. "Jika tidak dikelola dengan baik, konflik dengan Fahri dan perlawanan DPW karena dirotasi sangat menggangu soliditas PKS menghadapi pilkada dan pemilu," kata Adi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, konflik parpol selalu menyisakan luka dan insoliditas internal. Konflik Fahri dan elite PKS, kata Adi, secara otomatis merusak stabilitas mereka.
"Sementara gejolak di daerah/DPW yang menentang pemecatan sebagai bukti sahih munculnya friksi-friksi PKS yang justeru menggangu persiapan mereka menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019," ujar Adi kepada SINDOnews, Kamis (12/4/2018).
Adi melanjutkan, sebagai partai kader yang mengedepankan ketaatan pada elite mestinya rotasi dan pergantian di internal PKS tak seharusnya menimbulkan gejolak. Karena sejak awal PKS dikenal karena ketaatan pada ustaz dan murobi mereka.
Pergantian atau rotasi mestinya dimaknai biasa-biasa saja yang lazim terjadi pada semua partai secara alamiah. "Di sepak bola saja, ganti pelatih biasanya berdampak pada pergantian dan pola permainan dalam tim. Itu wajar," ucap Adi.
Adi pun mendorong PKS belajar dari Golkar yang terbiasa menghadapi konflik internal dan bisa menyelamatkan elektabilitas partai. "Jika tidak dikelola dengan baik, konflik dengan Fahri dan perlawanan DPW karena dirotasi sangat menggangu soliditas PKS menghadapi pilkada dan pemilu," kata Adi.
(kri)