Hasto Bakar Semangat Sarinah-Sarinah PDI Perjuangan

Senin, 09 April 2018 - 09:53 WIB
Hasto Bakar Semangat Sarinah-Sarinah PDI Perjuangan
Hasto Bakar Semangat Sarinah-Sarinah PDI Perjuangan
A A A
Deklarasi Rampak Sarinah kembali dilakukan dalam Pendidikan Kader Khusus Perempuan Nasional (PKKPN) PDI Perjuangan. Lewat deklarasi yang berpedoman pada sosok perempuan pejuang yang ditulis Bung Karno itu, kaum hawa PDI Perjuangan terbakar semangatnya.

Deklarasi Rampak Sarinah dipimpin oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak, Sri Rahayu dan disaksikan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Wisma Kinasih, Depok, Minggu (8/5) malam. Deklarasi ini sekaligus menutup PKKPN ke-2 yang berlangsung sejak Kamis, 5 April 2018 dan dihadiri 113 peserta dari 28 provinsi .

Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, kembali mengingatkan bahwa lewat perempuanlah politik bisa kembali pada hakikatnya untuk membangun peradaban. Sebab, mengutip Bung Karno, perempuan adalah sumber peradaban itu sendiri.

"Di tangan perempuanlah urusan mati hidupnya negeri ini. Masa depan bangsa ini sangat bergantung bagaimana ibu memberikan gizi yang baik dan menjaga anak-anaknya," kata Hasto disambut tepuk tangan para peserta.

Hasto mengatakan PKKPN ini adalah pusat penggemblengan kader perempuan agar mempunyai kesadaran ideologi dan politik untuk berjuang bersama rakyat sesuai tugas kepartaian.

"Saya harap para Sarinah-sarinah PDI Perjuangan di sini juga mempunyai 5 disiplin, yakni dalam berpikir, bertindak, berbicara, berkomunikasi dan disiplin waktu," tegas Hasto.

Salah satu peserta PKKPN, Verlita Evelyn, mengatakan selama digembleng 4 hari, dia diajari bagaimana untuk disiplin dan berjejaring dengan rekan-rekan dari seluruh Indonesia.

"Yang pasti ideologi PDI Perjuangan diperkuat, nasionalisme makin tumbuh. Awalnya tahu, sekarang paham dan bisa merasakan kenapa kita harus membela ideologi negara kita," kata Verlita.

Verlita yang dikenal luas sebagai aktris sinetron ini mengatakan, dalam PKKPN dia diajarkan prinsip-prinsip pemberdayaan perempuan dengan mengacu pada buku 'Sarinah: Kewadjiban Wanita Dalam Perdjoangan Republik Indonesia' karya Bung Karno.

"Bagaimana perempuan dianggap hanya di rumah, urus anak, tak bisa apa-apa. Di sini dimotivasi bahwa kita bisa dan harus berani berpendapat tanpa melupakan kodratnya," katanya.

"Ibu Mega sempat sharing saat menjadi presiden. Beliau mengatakan 'di luar saya presiden, di rumah saya istri Pak Taufik. Tetap siapkan kopi dan makannya," kata Verlita yang mengagumi sosok Presiden ke-5 RI tersebut.

Sri Rahayu mengatakan, para peserta PKKPN menggunakan kebaya dan berkerudung sebagai simbol pakaian Sarinah. "Harapan kami mereka membentuk komunitas Sarinah, kelompok ibu dan perempuan yang aktif membela haknya. Menjadi kader tangguh, loyal, sesuai penugasan partai," ujar Sri.

"Kita harap mereka bisa membuat perubahan signifikan di wilayahnya masing-masing,"imbuhnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5244 seconds (0.1#10.140)