Calon Jamaah Haji Diminta Ikut Program BPJS Kesehatan
A
A
A
JAKARTA - Musim haji 2018 sudah mendekat. Pusat Kesehatan (Puskes) Haji Kementerian Kesehatan pun meminta calon jamaah haji menyiapkan diri sedari awal dari sisi kesehatannya.
Salah satu yang diminta disiapkan oleh calon jamaah haji adalah mau ikut serta dalam program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "Masih banyak jamaah haji yang mengabaikan kepesertaan di BPJS Kesehatan. Selain ini adalah amanat undang-undang, menjadi peserta BPJS Kesehatan banyak manfaatnya," kata Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Eka Jusuf Singka kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (6/4/2018).
Dikatakannya, BPJS Kesehatan bermanfaat bagi calon jamaah haji, baik sebelum keberangkatan ke Tanah Suci maupun saat kepulangan ke Tanah Air. "Kalau jamaah sakit sebelum berangkat, biaya perawatannya ditanggung BPJS. Begitu juga kalau pulang dari Arab Saudi sakit, jamaah tak perlu lagi khawatir dengan biayanya," papar Eka.
Lebih lanjut dikatakan Kapuskes Haji, pemerintah tidak menanggung biaya pengobatan jamaah ketika di Tanah Air. Sedangkan saat di Tanah Suci, biaya kesehatan atau pengobatan jamaah dijamin oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Pengalaman dari tahun ke tahun, sebut dia, banyak jamaah yang sakit saat akan diberangkatkan. Begitu juga dengan jamaah yang baru tiba di debarkasi. "Banyak juga jamaah yang sakit sejak di Arab Saudi dan dipulangkan dalam kondisi masih sakit, tapi layak terbang. BPJS Kesehatan bisa dijadikan sebagai antisipasi dari jamaah," kata Eka seraya berharap, ke depan kepesertaan di BPJS Kesehatan bisa menjadi salah satu syarat melakukan pelunasan
Terkait kondisi cuaca di Arab Saudi saat musim haji tahun ini yang cenderung masih dalam musim panas, dia meminta calon jamaah haji mulai membiasakan diri dengan kondisi tersebut. Olahraga jalan kaki di pagi hari bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan beradaptasi.
"Yang jelas jamaah harus menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Mengonsumsi makanan sehat," pungkasnya.
Sekadar informasi, saat ini calon jamaah haji yang namanya sudah dirilis oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah tengah melakukan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas. Setelah proses tersebut, mereka akan diminta melakukan pelunasan BPIH 2018.
Seperti 2017, tahun ini Indonesia kembali mendapatkan kuota sebanyak 221.000 orang. Jumlah tersebut sudah termasuk kuota tambahan sebanyak 10.000 orang.
Pemerintah menolak meminta tambahan kuota jamaah haji lebih banyak lagi. Hal ini disebabkan pengalaman tahun lalu d Armina, di mana jamaah terpaksa tidur berdesakan di dalam tenda. Begitu juga antrean panjang di toliet yang membuat jamaah tak nyaman dan kelelahan.
Salah satu yang diminta disiapkan oleh calon jamaah haji adalah mau ikut serta dalam program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "Masih banyak jamaah haji yang mengabaikan kepesertaan di BPJS Kesehatan. Selain ini adalah amanat undang-undang, menjadi peserta BPJS Kesehatan banyak manfaatnya," kata Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Eka Jusuf Singka kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (6/4/2018).
Dikatakannya, BPJS Kesehatan bermanfaat bagi calon jamaah haji, baik sebelum keberangkatan ke Tanah Suci maupun saat kepulangan ke Tanah Air. "Kalau jamaah sakit sebelum berangkat, biaya perawatannya ditanggung BPJS. Begitu juga kalau pulang dari Arab Saudi sakit, jamaah tak perlu lagi khawatir dengan biayanya," papar Eka.
Lebih lanjut dikatakan Kapuskes Haji, pemerintah tidak menanggung biaya pengobatan jamaah ketika di Tanah Air. Sedangkan saat di Tanah Suci, biaya kesehatan atau pengobatan jamaah dijamin oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Pengalaman dari tahun ke tahun, sebut dia, banyak jamaah yang sakit saat akan diberangkatkan. Begitu juga dengan jamaah yang baru tiba di debarkasi. "Banyak juga jamaah yang sakit sejak di Arab Saudi dan dipulangkan dalam kondisi masih sakit, tapi layak terbang. BPJS Kesehatan bisa dijadikan sebagai antisipasi dari jamaah," kata Eka seraya berharap, ke depan kepesertaan di BPJS Kesehatan bisa menjadi salah satu syarat melakukan pelunasan
Terkait kondisi cuaca di Arab Saudi saat musim haji tahun ini yang cenderung masih dalam musim panas, dia meminta calon jamaah haji mulai membiasakan diri dengan kondisi tersebut. Olahraga jalan kaki di pagi hari bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan beradaptasi.
"Yang jelas jamaah harus menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Mengonsumsi makanan sehat," pungkasnya.
Sekadar informasi, saat ini calon jamaah haji yang namanya sudah dirilis oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah tengah melakukan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas. Setelah proses tersebut, mereka akan diminta melakukan pelunasan BPIH 2018.
Seperti 2017, tahun ini Indonesia kembali mendapatkan kuota sebanyak 221.000 orang. Jumlah tersebut sudah termasuk kuota tambahan sebanyak 10.000 orang.
Pemerintah menolak meminta tambahan kuota jamaah haji lebih banyak lagi. Hal ini disebabkan pengalaman tahun lalu d Armina, di mana jamaah terpaksa tidur berdesakan di dalam tenda. Begitu juga antrean panjang di toliet yang membuat jamaah tak nyaman dan kelelahan.
(pur)