Probosutedjo, dari Guru SMP Jadi Pengusaha Sukses di Era Orde Baru
A
A
A
JAKARTA - Adik mantan Presiden Almarhum Soeharto, Probosutedjo meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Senin (26/3/2018) pagi. Dia meninggal dalam usia 87 tahun.
Nama Probosutedjo cukup berkibar pada era Orde Baru. Adik mantan Presiden Soeharto itu dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses.
Adik satu ibu dengan Soeharto itu lahir di Kemusuk, Bantul, Yogyakarta pada 1 Mei 1930, terpaut sembilan tahun dengan Soeharto. Dia anak ke lima dari sepuluh bersaudara pasangan Atmoprawiro dan Soekirah.
Saat beranjak dewasa, Probo merantau ke Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 1931. Di sana, pria yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai koperasi itu memutuskan menjadi pengajar sekolah menengah pertama (SMP).
Bersama rekan-rekannya, Probo pernah mendirikan sekolah di Pematang Siantar bernama SMP Progresif. Ketekunannya membawanya menjadi pengajar di Perguruan Taman Siswa, Pematang Siantar (1957-1963). Di sana dia mengajar Aljabar dan Ilmu Ukur, Ilmu Pasti Alam.
Pada 1961, Probo menikahi Ratmani. Dua tahun kemudian, dia "banting setir" menjadi pedagang dan sering bepergian ke Jakarta yang kemudian membawanya menjadi seorang pebisnis sukses.
Bisnis tidak membuatnya lupa terhadap pengalamannya sebagai pengajar. Pada 10 November 1981, Probo mendirikan Akademi Wiraswasta Dewantara. Empat tahun kemudian, dia mendirikan Universitas Mercu Buana.
Pendiri Himpunan Pengusaha Mandiri Pribumi Indonesia itu memiliki bisnis yang bergerak di sektor kehutanan. Dia adalah Direktur Utama PT Menara Hutan Buana.
Semasa hidupnya, Probo dikenal kerap menceritakan tentang sosok Soeharto, kakaknya. Salah satunya mengungkap Soeharto sebagai aktor serangan terhadap militer Belanda pada 1 Maret 1949 atau dikenal Serangan Umum 1 Maret.
Untuk menghormati kakaknya, Probo mendirikan monumen di tempat kelahiran Soeharto di Dusun Kemusuk Lor, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 1 Maret 2013.
Probo menilai peran Soehartio mempertahanan negara saat Serangan Umum 1 Maret telah menunjukkan kepada dunia bahwa tentara Indonesia memiliki kemampuan mengusir belanda.
Dia juga berkali-kali membela kakanya dengan menyatakan Soeharto tidak memiliki kekayaan yang besar seperti yang diucapkan banyak orang.
Dalam perjalanan hidupnya, dia pernah tersandung kasus korupsi. Dia didakwa menyelewengkan dana reboisasi di Kalimantan Selatan sebesar Rp100, 931 miliar. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memvonisnya empat tahun penjara.
Tak terima dengan vonis tersebut, dia pun mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Hasilnya, MA justru memperkuat putusan pengadilan.
Nama Probosutedjo cukup berkibar pada era Orde Baru. Adik mantan Presiden Soeharto itu dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses.
Adik satu ibu dengan Soeharto itu lahir di Kemusuk, Bantul, Yogyakarta pada 1 Mei 1930, terpaut sembilan tahun dengan Soeharto. Dia anak ke lima dari sepuluh bersaudara pasangan Atmoprawiro dan Soekirah.
Saat beranjak dewasa, Probo merantau ke Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 1931. Di sana, pria yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai koperasi itu memutuskan menjadi pengajar sekolah menengah pertama (SMP).
Bersama rekan-rekannya, Probo pernah mendirikan sekolah di Pematang Siantar bernama SMP Progresif. Ketekunannya membawanya menjadi pengajar di Perguruan Taman Siswa, Pematang Siantar (1957-1963). Di sana dia mengajar Aljabar dan Ilmu Ukur, Ilmu Pasti Alam.
Pada 1961, Probo menikahi Ratmani. Dua tahun kemudian, dia "banting setir" menjadi pedagang dan sering bepergian ke Jakarta yang kemudian membawanya menjadi seorang pebisnis sukses.
Bisnis tidak membuatnya lupa terhadap pengalamannya sebagai pengajar. Pada 10 November 1981, Probo mendirikan Akademi Wiraswasta Dewantara. Empat tahun kemudian, dia mendirikan Universitas Mercu Buana.
Pendiri Himpunan Pengusaha Mandiri Pribumi Indonesia itu memiliki bisnis yang bergerak di sektor kehutanan. Dia adalah Direktur Utama PT Menara Hutan Buana.
Semasa hidupnya, Probo dikenal kerap menceritakan tentang sosok Soeharto, kakaknya. Salah satunya mengungkap Soeharto sebagai aktor serangan terhadap militer Belanda pada 1 Maret 1949 atau dikenal Serangan Umum 1 Maret.
Untuk menghormati kakaknya, Probo mendirikan monumen di tempat kelahiran Soeharto di Dusun Kemusuk Lor, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 1 Maret 2013.
Probo menilai peran Soehartio mempertahanan negara saat Serangan Umum 1 Maret telah menunjukkan kepada dunia bahwa tentara Indonesia memiliki kemampuan mengusir belanda.
Dia juga berkali-kali membela kakanya dengan menyatakan Soeharto tidak memiliki kekayaan yang besar seperti yang diucapkan banyak orang.
Dalam perjalanan hidupnya, dia pernah tersandung kasus korupsi. Dia didakwa menyelewengkan dana reboisasi di Kalimantan Selatan sebesar Rp100, 931 miliar. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memvonisnya empat tahun penjara.
Tak terima dengan vonis tersebut, dia pun mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Hasilnya, MA justru memperkuat putusan pengadilan.
(dam)