Sohibul Tegaskan Kurang Logis jika PKS Ikut Barisan Pendukung Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sudah memutuskan kembali mengusung Joko Widodo menjadi calon presiden.
Tidak hanya PDIP, sebelumnya sejumlah partai politik juga sudah menyatakan dukungannya kepada Wali Kota Solo itu untuk menjadi presiden.
Menyikapi hal itu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menegaskan tidak logis jika PKS ikut dalam barisan parpol pendukung Jokowi.
"Mengingat lima partai pemerintah sudah nyatakan Pak Jokowi sebagai capres mereka, yang tentu diikuti harapan kader-kader mereka jadi cawapres, dari sisi rasionalitas politik kurang logis jika PKS ikut dalam barisan tersebut. Selain peluangnya kecil, juga khawatir akan munculkan paslon tunggal. #PKS8Menang," tulis Sohibul melalui akun Twitternya @msi_sohibuliman, Senin (26/2/2018).
PKS tidak ingin pilpres mendatang hanya diikuti satu pasangan calon atau calon tunggal. Menurut Sohibul, harus ada ikhtiar agar hal itu tidak terjadi.
"Pasangan calon tunggal pilpres sudah ada aturannya tapi mesti kita ikhtiarkan agar itu tidak terjadi guna menjaga kualitas demokrasi. Dengan syarat 20% kursi atau 25% suara, masih dimungkinkan tiga paslon pilpres. Mari ikhtiarkan. Kalah menang biasa. Di dalam atau di luar kabinet sama saja," tulisnya.
Dia mengungkapkan, PKS telah mengajukan sembilan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden dalam Musyawarah Majelis Syuro pada bulan lalu telah.
Musyawarah Majelis Syuro (MMS), kata dia, juga menugaskan DPP membentuk tim sosialisasi dan komunikasi. "Hasilnya akan dilaporkan pada MMS berikut untuk diputuskan partai-partai koalisinya apa dan capres cawapresnya siapa," tulis Sohibul.
Tidak hanya PDIP, sebelumnya sejumlah partai politik juga sudah menyatakan dukungannya kepada Wali Kota Solo itu untuk menjadi presiden.
Menyikapi hal itu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menegaskan tidak logis jika PKS ikut dalam barisan parpol pendukung Jokowi.
"Mengingat lima partai pemerintah sudah nyatakan Pak Jokowi sebagai capres mereka, yang tentu diikuti harapan kader-kader mereka jadi cawapres, dari sisi rasionalitas politik kurang logis jika PKS ikut dalam barisan tersebut. Selain peluangnya kecil, juga khawatir akan munculkan paslon tunggal. #PKS8Menang," tulis Sohibul melalui akun Twitternya @msi_sohibuliman, Senin (26/2/2018).
PKS tidak ingin pilpres mendatang hanya diikuti satu pasangan calon atau calon tunggal. Menurut Sohibul, harus ada ikhtiar agar hal itu tidak terjadi.
"Pasangan calon tunggal pilpres sudah ada aturannya tapi mesti kita ikhtiarkan agar itu tidak terjadi guna menjaga kualitas demokrasi. Dengan syarat 20% kursi atau 25% suara, masih dimungkinkan tiga paslon pilpres. Mari ikhtiarkan. Kalah menang biasa. Di dalam atau di luar kabinet sama saja," tulisnya.
Dia mengungkapkan, PKS telah mengajukan sembilan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden dalam Musyawarah Majelis Syuro pada bulan lalu telah.
Musyawarah Majelis Syuro (MMS), kata dia, juga menugaskan DPP membentuk tim sosialisasi dan komunikasi. "Hasilnya akan dilaporkan pada MMS berikut untuk diputuskan partai-partai koalisinya apa dan capres cawapresnya siapa," tulis Sohibul.
(dam)