Modernisasi Alutsista Mutlak untuk Cegah Penyelundupan Narkoba

Senin, 26 Februari 2018 - 13:51 WIB
Modernisasi Alutsista Mutlak untuk Cegah Penyelundupan Narkoba
Modernisasi Alutsista Mutlak untuk Cegah Penyelundupan Narkoba
A A A
JAKARTA - Rangkaian penggagalan penyelundupan narkoba melalui jalur lalut ke Indonesia dipandang sebagai langkah positif. Keberhasilan ini dipandang anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni sebagai momentum perbaikan alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat komunikasi (alkom) guna memperoleh hasil lebih maksimal agar Indonesia terbebas dari penyelundupan narkoba.

Sahroni menekankan pemberantasan narkoba tidak boleh parsial atau mengedepankan ego masing-masing institusi. “Penggagalan penyelundupan ini menggambarkan semakin gencarnya upaya membebaskan Indonesia dari narkoba. Sinergitas harus dijaga, jangan masing-masing merasa hebat dan ingin mengedepankan citra kinerjanya lebih dulu,” kata Sahroni dalam siaran pers, Senin (26/2018).

Peningkatan alutsista juga tidak boleh hanya mengedepankan kehebatan atau wewenang salah satu instansi belaka. Selain Polri dan Bea Cukai, alutsista TNI AL juga harus ditingkatkan sebagai penjaga kedaulatan di Indonesia, khususnya di jalur masuk laut.

Semua alat komunikasi yang ada di semua instansi harus lebih canggih dari milik para penyelundup. Modernisasi alutsista dan alkom mutlak dilakukan karena diyakini jumlah narkoba yang berhasil masuk ke Indonesia lebih besar dari yang tertangkap.

“Peningkatan alutsista, alat komunikasi dan peralatan IT harus ditingkatkan. Tak hanya Polri dan Bea Cukai, TNI AL sebagai garda terdepan perbatasan di laut juga harus ditingkatkan. Untuk menjadikan Indonesia bersih dari narkoba, persenjataan, alat komunikasi hingga IT kita tak boleh kalah canggih dari para penyelundup,” ujar politisi NasDem ini.

Masih besarnya jumlah narkoba lolos yang ke Indonesia telah disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso pada Oktober 2017. Ia menyebutkan sebanyak 1097,6 ton prekursor dan 250 ton sabu yang sudah siap pakai setiap tahun masuk ke Indonesia dari China.

Sebelumnya Sahroni menyoroti maraknya artis yang tersangkut kasus narkoba dan bahkan terindikasi sebagai pengedar. “Kita mendukung BNN untuk melakukan kerja sama dengan perhimpunan atau perkumpulan artis untuk melakukan tes urine. Rentetan tangkapan artis yang mengkonsumsi narkoba di awal tahun ini menggambarkan rentannya profesi ini terhadap narkoba,” tuturnya.

Ketua DPD Gerakan Anti Narkotika (Granat) Jawa Timur Arie Soeripan Tyawatie menilai BNN harus melakukan tes urine kepada semua artis untuk memastikan mereka yang menggeluti profesi ini tak terjerat narkoba. Hukuman sosial juga perlu diterapkan terhadap artis yang terbukti mengkonsumsi atau mengedarkan narkoba.

“Bila perlu tak hanya tes urine saja tapi langsung digundulin. Jadi kalau ketahuan mereka mengkonsumsi kan tes urinenya positif, ya langsung saja digundulin biar dia malu,” katanya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4290 seconds (0.1#10.140)