Panglima TNI Zaman Now, Pemberantasan Narkoba dan Terorisme

Kamis, 22 Februari 2018 - 05:01 WIB
Panglima TNI Zaman Now,...
Panglima TNI Zaman Now, Pemberantasan Narkoba dan Terorisme
A A A
JAKARTA - Penangkapan kapal penyelundup narkoba ke Indonesia membawa kenangan tersendiri bagi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet). Bukan sekadar cerita penangkapan, Bamsoet justru terkenang pengalamannya bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ke Batam untuk melihat langsung tangkapan anak buahnya yang bekerja sama dengan BNN, Polri, dan Bea Cukai.

Bamsoet bercerita awalnya ia tidak merencanakan perjalanan ke lokasi penangkapan kapal Sunrise Glory. Sabtu, 10 Februari 2018 dari siang hingga sore Bamsoet masih melaksanakan serangkaian kegiatan.

Jelang petang, Bamsoet menerima pesan dari ajudan Panglima TNI yang mengundangnya kunjungan kerja bersama dengan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso, Kapolri Jenderal Tito Karnavian besera jajaran utamanya ke Batam. Ajudan tersebut menjelaskan bahwa Panglima akan melihat langsung hasil penyergapan anak buahnya atas Kapal MV Sunrise Glory yang membawa 1 ton sabu.

“Undangan mendadak itu merupakan kehormatan besar bagi DPR melihat langsung kerja sama TNI, Polri, BNN dan Bea Cukai dalam memerangi sindikat narkoba,” katanya.

Diketahui, kapal MV Sunrise Glory disergap KRI Sigurot-864, Rabu 7 Februari 2018 di Perairan Selat Philips. Setelah diperiksa, diketahui kapal Sunrise Glory merupakan target operasi TNI AL yang diberikan ke Armabar di Guskamlabar. Dari pemeriksaan muatan kapal, TNI AL menemukan 1 ton sabu.

Bamsoet menangkap pesan undangan dari mantan Sekretaris Militer Presiden dan Irjen Kementerian Pertahanan ini mengundangnya karena ingin menunjukkan hasil sinergi TNI, Polri, BNN dan Ditjen Bea Cukai. “Selain itu Panglima TNI juga ingin memberi pesan kepada segenap masyarakat bahwa TNI tidak pernah tinggal diam ketika Indonesia sudah dijadikan pasar tujuan penyelundupan sabu oleh sindikat narkotika internasional,” ujarnya.

Sinyal lain yang ditangkap Bamsoet yakni ajakan Panglima TNI kepada DPR untuk membangun sinergi pada jabatan masing-masing. Baik Hadi maupun Bamsoet sama-sama baru menduduki jabatan baru. Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dilantik sebagai Panglima TNI pada 8 Desember 2017. Sementara Bamsoet dilantik sebagai Ketua DPR pada 15 Januari 2018.

Sebelum lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Minggu 11 Februari 2018, Bamsoet yang ditemani anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Nasdem Ahmad Sahroni melakukan pembicaraan ringan bersama Panglima TNI, Kepala BNN Budi Waseso (Buwas), Kabareskrim Komjen Pol Ari Dono, Kabais TNI dan beberapa jajaran petinggi TNI AL. Sementara Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian berhalangan ikut.

“Kepala BNN Buwas bercerita hampir saja tangkapan tersebut lepas karena petugas lapangan yang dipimpin Panglima Armada Barat TNI AL dan Deputi Pemberantasan BNN Mayjen Pol Arman Depari terkecoh dengan kepiawaian para penyelundup menyembunyikan puluhan karus berisi kristal sabu tersebut,” paparnya.

Pembicaraan berlanjut di dalam pesawat. Selama penerbangan, Panglima TNI dan Kepala BNN memberi penjelasan tentang daerah rawan penyelundupan narkoba, serta bagaimana Polri dengan TNI mengantisipasi ancaman itu.

Buwas bercerita bahwa lembaganya mendapat informasi dari intelijen China bahwa sedikitnya ada 5 ton sabu yang memasuki perairan Indonesia. Jadi kalau sekarang ini tertangkap 1,6 ton dan sebelumnya 1 ton, berarti masih ada sekitar 2,4 ton yang belum terdektesi dan tertangkap.

“Pada momen saling bercerita santai itu, saya merasakan betapa Panglima TNI berusaha meyakinkan DPR dan masyarakat bahwa pimpinan TNI sangat prihatin dengan tingginya arus penyelundupan, peredaran serta penggunaan narkoba di dalam negeri. Marsekal Hadi menegaskan bahwa negara harus all out memerangi kecenderungan ini. Sebab, pada gilirannya, ketahanan nasional yang akan menjadi taruhannya. Karena itu, militansi generasi muda jangan sampai digerus oleh narkoba,” paparnya.

Usai rilis penangkapan kapal penyelundup narkoba selesai, Panglima TNI menyerahkan cindera mata dan piagam penghargaan kepada Komandan KRI Mayor Laut Arizzona Bintara beserta 12 awak kapal lainnya. Penghargaan juga diberikan kepada tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV, BNN Batam, Kepolisian Daerah Batam, dan serta Bea Cukai Batam.

"Saya minta kerja sama erat terus ditingkatkan. Khusus kepada TNI AL agar terus berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama Polri, BNN, dan Bea Cukai," tegas Panglima TNI.

Sisi lain dari Panglima dikatakan Bamsoet terlihat saat perjalanan pulang ke Jakarta. Di tengah suasana makan siang penuh kekeluargaan, Panglima TNI menerima kabar perihal situasi pascapenyerangan gereja St Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta. Panglima TNI kemudian menyampaikan kabar itu kepada Bamsoet dan mengabarkan rencana membelokkan tujuan pulang ke Jakarta untuk terlebih dahulu melihat lokasi gereja St Lidwina.

Sesampainya di lokasi, Panglima TNI memberi semangat kepada Polri untuk menuntaskan kasus ini. Dengan dorongan seperti itu, Panglima TNI kembali memberi pesan bahwa TNI mendukung Polri memberantas terorisme. Bahkan siap membantu manakala diperlukan dalam menghadapi para pihak yang hendak memecah belah bangsa dan merusak kerukunan umat beragama di Indonesia.

Setelah bertemu para pastor dan pendeta serta memberikan keterangan pers, rombongan kembali ke Jakarta. “Di dalam mobil yang membawa saya ke rumah, saya tersenyum kecil mengingat betapa Panglima sangat antusias menjelaskan soliditas dan kinerja TNI yang kini dipimpinnya itu terus meningkat dengan bahasa dan pilihan kata yang mudah dicerna di atas pesawat sepanjang perjalanan kembali ke Jakarta,” kenang Bamsoet.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5610 seconds (0.1#10.140)