Persiapan Hadapi Pemilu 2019, Prabowo Subianto Jalani Diet
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sedang menjalani diet untuk menghadapi Pemilu Serentak 2019 mendatang. Tujuannya agar lebih bugar. Terlebih, Prabowo masih digadang-gadang menjadi calon presiden.
"Memang iya untuk pemilu. Biar lebih fresh. Semua orang juga harus diet sih, saya juga. Dietnya mengurangi makan nasi. Kalau saya karena cinta petani, saya kebanyakan makan nasi," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon di Gedung DPR Senayan Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Kendati demikian, dia mengakui bahwa kebugaran tidak memiliki implikasi terhadap citra Partai Gerindra. "Sebenernya kan rakyat enggak melihat itu. Tampangnya juga enggak harus ganteng. Sudah ada presedennya kan," tuturnya sambil tertawa.
Sebab, menurut dia, yang dibutuhkan rakyat adalah kesejahteraan. Kemudian, pemimpin yang berpihak pada sektor pertanian.
"Kita kalau Prabowo jadi presiden, sektor pertanian pasti jadi sektor prioritas. Petani, nelayan, buruh, pedagang pasar. Bukan tembok yang jadi prioritas. Jadi ini menurut saya ada kesalahan di dalam mengidentifikasi maupun menerjemahkan infrastruktur, seolah-olah cuma jalan jembatan. Ini menyederhanakan," pungkasnya.
"Memang iya untuk pemilu. Biar lebih fresh. Semua orang juga harus diet sih, saya juga. Dietnya mengurangi makan nasi. Kalau saya karena cinta petani, saya kebanyakan makan nasi," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon di Gedung DPR Senayan Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Kendati demikian, dia mengakui bahwa kebugaran tidak memiliki implikasi terhadap citra Partai Gerindra. "Sebenernya kan rakyat enggak melihat itu. Tampangnya juga enggak harus ganteng. Sudah ada presedennya kan," tuturnya sambil tertawa.
Sebab, menurut dia, yang dibutuhkan rakyat adalah kesejahteraan. Kemudian, pemimpin yang berpihak pada sektor pertanian.
"Kita kalau Prabowo jadi presiden, sektor pertanian pasti jadi sektor prioritas. Petani, nelayan, buruh, pedagang pasar. Bukan tembok yang jadi prioritas. Jadi ini menurut saya ada kesalahan di dalam mengidentifikasi maupun menerjemahkan infrastruktur, seolah-olah cuma jalan jembatan. Ini menyederhanakan," pungkasnya.
(kri)