Kader Santri Jadi Kunci Tangkal Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) akan menggelar kongres ke-30 di Kota Ambon, Maluku, 14-21 Februari 2018.
Ketua PB HMI Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan, Idris Pua Bhuku mengatakan, kongres kali ini harus membawa satu fokus isu utama yang sedang menjerat kehidupan umat dan bangsa, salah satunya radikalisme agama.
“Permasalahan radikalisme agama mengakibatkan terjadinya gesekan horizontal dalam kehidupan umat berbangsa, juga dapat meningkatkan sikap masyarakat yang intoleran. HMI dituntut tampil di garis depan memberi solusi atas masalah ini,” kata Idris dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (7/2/2018).
Menurut dia, kongres HMI kali ini adalah momentum sangat bagus untuk menentukan langkah kebijakan organisasi untuk dua tahun ke depan. “HMI harus memberikan sebuah rumusan yang jelas dan sistematis untuk dapat menangkal dan mengantisipasi paham konservatisme dan radikalisme yang sedang melanda bangsaini,” paparnya yang juga kandidat Ketua Umum PBHMI.
Idris melanjutkan, selama ini HMI sudah berada dalam posisi yang tepat, yaitu mengusung Islam yang inklusif, toleran. dan moderat, tidak cenderung konservatif, tidak pula liberal.
Bagi Idris, ke depan HMI harus membina kader santri di berbagai perguruan tinggi sebagai upaya untuk menangkal paham konservatisme dan radikalisme. “Kader santri adalah kunci. Dia merupakan sosok muslim yang memiliki kepribadian akademis, intelektual, profesional serta memiliki sikap terbuka atas
ragam perbedaan yang ada, serta bertanggung jawab atas setiap ucapan dan tindakan yang dilakukannya,” tuturnya.
Ketua PB HMI Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan, Idris Pua Bhuku mengatakan, kongres kali ini harus membawa satu fokus isu utama yang sedang menjerat kehidupan umat dan bangsa, salah satunya radikalisme agama.
“Permasalahan radikalisme agama mengakibatkan terjadinya gesekan horizontal dalam kehidupan umat berbangsa, juga dapat meningkatkan sikap masyarakat yang intoleran. HMI dituntut tampil di garis depan memberi solusi atas masalah ini,” kata Idris dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (7/2/2018).
Menurut dia, kongres HMI kali ini adalah momentum sangat bagus untuk menentukan langkah kebijakan organisasi untuk dua tahun ke depan. “HMI harus memberikan sebuah rumusan yang jelas dan sistematis untuk dapat menangkal dan mengantisipasi paham konservatisme dan radikalisme yang sedang melanda bangsaini,” paparnya yang juga kandidat Ketua Umum PBHMI.
Idris melanjutkan, selama ini HMI sudah berada dalam posisi yang tepat, yaitu mengusung Islam yang inklusif, toleran. dan moderat, tidak cenderung konservatif, tidak pula liberal.
Bagi Idris, ke depan HMI harus membina kader santri di berbagai perguruan tinggi sebagai upaya untuk menangkal paham konservatisme dan radikalisme. “Kader santri adalah kunci. Dia merupakan sosok muslim yang memiliki kepribadian akademis, intelektual, profesional serta memiliki sikap terbuka atas
ragam perbedaan yang ada, serta bertanggung jawab atas setiap ucapan dan tindakan yang dilakukannya,” tuturnya.
(dam)