Wantimpres Apresiasi Kajian tentang Pemikiran Filsuf Islam
A
A
A
JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto mengapresiasi digelarnya acara Pengajian Sejuk bertajuk Islam Cinta dari Murcia: Kajian Pemikiran Ibn' Arabi.
Acara tersebut digelar oleh Aliansi Kebinekaan bekerja sama dengan Pokja Toleransi bersama dengan Program Studi Aqidah dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Ruang Theater Prof Partosentono, Fakultas Ushluhuddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa 5 Desember 2017.
“Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Pokja Toleransi dan Aliansi Kebinekaan bertujuan untuk mengkaji pemikiran para filsuf Islam dan akan terus kami dukung ke depannya,” ucap Sidarto saat menghadiri acara itu.
Sidharto juga menyampaikan ini adalah kali keempat kegiatan ini diadakan sebelumnya, yaitu di Universitas Indonesia, Universitas Al Azhar, Institut Pertanian Bogor, dan UIN Jakarta.
Menurut Sidarto, kegiatan seperti ini perlu diperbanyak dan terus dilakukan ke depannya. “Dengan mempelajari pemikiran sufi-sufi dan para filsuf Islam, kita dapat memahami bahwa Islam adalah ajaran yang penuh cinta” sambungnya.
Selain anggota Dewan Pertimbangan Presiden, pengajian sejuk ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan UIN, Suryadinata. Turut hadir juga mewakili Aliansi Kebinekaan, Doddy Abdallah.
"Cinta merupakan esensi dari ajaran Islam, jika ada orang yang lebih mengutamakan amarah dibanding cinta, maka secara tidak langsung dia telah mereduksi esensi Islam itu sendiri," ucap Doddy dalam sambutannya.
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 250 orang dari berbagai kalangan termasuk para mahasiswa UIN, berbagai organisasi lintas agama, para pengambil kebijakan dan beberapa akademisi dari berbagai institusi pendidikan.
Diskusi mengenai topik yang sangat hangat ini juga mengalir dengan penuh antusiasme dari pembicara-pembicara yang hadir untuk memberikan pandangannya mengenai ajaran Islam yang penuh cinta kasih.
Pengajian Sejuk ini turut menghadirkan dua narasumber. Media Zainul Bahri, salah satu dosen UIN turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini. “Berdasarkan kajian Ibn ‘Arabi, mencintai perbedaan itu sendiri adalah bagian dari keimanan Islam. Jika kita memaksakan keseragaman, maka kita menentang takdir Allah," katanya.
KH Agus Salim dari Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama sekaligus merupakan ketua Pokja Toleransi dan sebagai narasumber dalam kegiatan ini mengatakan, Islam adalah agama yang universal dan ada banyak aspek yang perlu dipelajari untuk memahaminya.
“Tuhan menciptakan manusia berbangsa-bangsa untuk sama-sama belajar mengerti dan saling kasih sayang,” kata Agus Salim dalam pemaparannya.
Acara tersebut digelar oleh Aliansi Kebinekaan bekerja sama dengan Pokja Toleransi bersama dengan Program Studi Aqidah dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Ruang Theater Prof Partosentono, Fakultas Ushluhuddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa 5 Desember 2017.
“Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Pokja Toleransi dan Aliansi Kebinekaan bertujuan untuk mengkaji pemikiran para filsuf Islam dan akan terus kami dukung ke depannya,” ucap Sidarto saat menghadiri acara itu.
Sidharto juga menyampaikan ini adalah kali keempat kegiatan ini diadakan sebelumnya, yaitu di Universitas Indonesia, Universitas Al Azhar, Institut Pertanian Bogor, dan UIN Jakarta.
Menurut Sidarto, kegiatan seperti ini perlu diperbanyak dan terus dilakukan ke depannya. “Dengan mempelajari pemikiran sufi-sufi dan para filsuf Islam, kita dapat memahami bahwa Islam adalah ajaran yang penuh cinta” sambungnya.
Selain anggota Dewan Pertimbangan Presiden, pengajian sejuk ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan UIN, Suryadinata. Turut hadir juga mewakili Aliansi Kebinekaan, Doddy Abdallah.
"Cinta merupakan esensi dari ajaran Islam, jika ada orang yang lebih mengutamakan amarah dibanding cinta, maka secara tidak langsung dia telah mereduksi esensi Islam itu sendiri," ucap Doddy dalam sambutannya.
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 250 orang dari berbagai kalangan termasuk para mahasiswa UIN, berbagai organisasi lintas agama, para pengambil kebijakan dan beberapa akademisi dari berbagai institusi pendidikan.
Diskusi mengenai topik yang sangat hangat ini juga mengalir dengan penuh antusiasme dari pembicara-pembicara yang hadir untuk memberikan pandangannya mengenai ajaran Islam yang penuh cinta kasih.
Pengajian Sejuk ini turut menghadirkan dua narasumber. Media Zainul Bahri, salah satu dosen UIN turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini. “Berdasarkan kajian Ibn ‘Arabi, mencintai perbedaan itu sendiri adalah bagian dari keimanan Islam. Jika kita memaksakan keseragaman, maka kita menentang takdir Allah," katanya.
KH Agus Salim dari Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama sekaligus merupakan ketua Pokja Toleransi dan sebagai narasumber dalam kegiatan ini mengatakan, Islam adalah agama yang universal dan ada banyak aspek yang perlu dipelajari untuk memahaminya.
“Tuhan menciptakan manusia berbangsa-bangsa untuk sama-sama belajar mengerti dan saling kasih sayang,” kata Agus Salim dalam pemaparannya.
(dam)