KST Butuh Kemauan Keras

Rabu, 06 Desember 2017 - 07:45 WIB
KST Butuh Kemauan Keras
KST Butuh Kemauan Keras
A A A
PEMERINTAH telah menyiapkan aturan tentang pembangunan pusat pengembangan sains dan teknologi, atau semacam Silicon Valley di Amerika Serikat (AS), melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 106/2017 tentang Kawasan Sains dan Teknologi (KST) pada 22 November lalu. Indonesia tak mau kalah dengan Taoyuan City milik Taiwan yang menggabungkan perusahaan lokal dan global seperti Cisco dan Siemens. Taiwan mengembangkan Taoyuan sebagai ”Silicon Valley” adalah untuk menghidupkan generasi muda agar membangun startup dan mendorong inovasi agar menjadikan Taiwan sebagai ”Silicon Valley” di Asia.

Malaysia pun ingin mengembangkan konsep Silicon Valley dengan mengembangkan Cyberjaya di mana sains dan ekonomi bergabung di sana. Lebih dari 85.000 orang tinggal di sana dan puluhan perusahaan multinasional. Cyberjaya menjadi ambisi Malaysia untuk mendorong perkembangan teknologi dan inovasi. Dubai juga membuat Silicon Badia sebagai pusat pengembangan teknologi. Silicon Badia bertujuan meningkatkan perkembangan industri startup dan menarik investasi asing.

Apakah Indonesia terlambat? Ya kalau memang dikatakan terlambat, akan tetapi lebih baik daripada tidak memikirkan sama sekali atau tidak memulai dari sekarang. Tentu harapan pemerintah dengan membangun KST adalah untuk menumbuh­kembangkan produk-produk asli Indonesia, terutama di bidang sains dan teknologi sehingga mampu bersaing di dunia internasional. Namun, apakah hanya sains dan teknologi? Taoyuan City di Taiwan ternyata juga menampung para penggila sastra dan budaya untuk menciptakan cerita-cerita baru atau memodifikasi cerita lama (le­genda) guna memproduksi film-film animasi.

Dengan begitu, kekuatan mereka ketika menciptakan film atau produksi sejenisnya juga memiliki kekuatan cerita yang kuat. Padahal, dalam bidang sastra, Indonesia tampaknya lebih unggul dibandingkan negara-negara di atas. Saat ini, film-film animasi keluaran Disney atau Pixar pun tidak sekadar mengandalkan kekuatan animasi mereka, namun kekuatan cerita yang mampu membius serta mempunyai nilai cerita yang sangat menarik untuk diikuti. Jadi, KST yang tengah digagas pemerintah semestinya harus menampung semua aspek kegiatan kreatif bangsa ini agar menghasilkan produk yang maksimal. Anak Indonesia telah banyak berkiprah di dunia animasi internasional dan juga karya-karya sastra (prosa) anak bangsa akan sangat menarik ketika digabungkan.

Pembentukan KST ini juga untuk menjawab tentang disparitas kebutuhan industri dengan output perguruan tinggi. Bahkan beberapa kali Presiden Joko Widodo mengkritik perguruan tinggi yang hanya mengajarkan mata kuliah atau jurusan yang sama sejak dulu. Tidak ada inovasi jurusan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Di sisi lain, pihak perguruan tinggi juga mengaku terbatas geraknya karena belum ada payung hukum untuk mengembangkan mata kuliah baru, jurusan baru, bahkan fakultas baru sesuai perkembangan zaman. Pemerintah tentunya tidak bisa menutup mata begitu saja soal ini. Jika memang menuntut adanya inovasi, pemerintah sebagai pemegang regulasi harus bisa memfasilitasinya.

Pembentukan KST tentu kita sambut positif. Apalagi saat ini industri film di Tanah Air sedang bagus. Lihat saja setiap weekend semua jenis film dilalap oleh masyarakat kita. Bukan hanya film-film luar negeri, film dalam negeri juga mampu bersaing. Belum lagi tentang pembentukan bisnis startup berbasis digital. Indonesia telah mempunyai beberapa startup yang menjadi andalan. Tentu dengan hadirnya KST nanti Indonesia tidak lagi dijajah oleh film-film animasi produk AS atau bahkan Malaysia.

Dengan KST yang baru kita berharap Indonesia mempunyai aplikasi-aplikasi sendiri seperti China dan Rusia yang sudah bisa bersaing dengan AS. Apakah mampu? Indonesia mampu. Yang dibutuhkan saat ini hanyalah kemauan keras dari seluruh lapisan masyarakat. Dan jika ini bisa diwujudkan, harapan pemerintah agar sains dan teknologi Tanah Air bersaing di tataran internasional bukan sekadar mimpi atau bahkan bualan belaka. *
(wib)
Berita Terkait
Sudah Saatnya Harga...
Sudah Saatnya Harga BBM Turun
Bahan Pangan Aman, Distribusi...
Bahan Pangan Aman, Distribusi Bisa Tersendat
Korona dan Kebangkitan...
Korona dan Kebangkitan Produk Dalam Negeri
Mengandalkan Sektor...
Mengandalkan Sektor Konsumsi
Mendata Masyarakat Miskin...
Mendata Masyarakat Miskin Baru
Reaktivasi Rumah Ibadah...
Reaktivasi Rumah Ibadah Tak Cukup Regulasi
Berita Terkini
Kasus Dugaan Korupsi...
Kasus Dugaan Korupsi Sritex, Kejagung Periksa Saksi dari Bank BUMD
27 menit yang lalu
Bupati Indramayu Lucky...
Bupati Indramayu Lucky Hakim Hari Ini Mulai Jalani Sanksi Magang di Kemendagri
35 menit yang lalu
Kapolri Ulang Tahun...
Kapolri Ulang Tahun ke-56, Kinerja Jenderal Polsi Listyo Sigit Prabowo Dinilai Baik
51 menit yang lalu
Prabowo Buka Pintu Temui...
Prabowo Buka Pintu Temui Forum Purnawirawan TNI yang Desak Pemakzulan Gibran
1 jam yang lalu
Jenderal Agus Subiyanto...
Jenderal Agus Subiyanto Geser 9 Mayjen TNI, Ini Daftar Lengkapnya
1 jam yang lalu
7 Perwira Tinggi TNI...
7 Perwira Tinggi TNI yang Batal Dimutasi, Salah Satunya Putra Try Sutrisno
4 jam yang lalu
Infografis
Indonesia Butuh Rp47.587,3...
Indonesia Butuh Rp47.587,3 Triliun untuk Pertumbuhan Ekonomi 8%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved