Airlangga Berpeluang Terpilih Aklamasi, Begini Reaksi Idrus Marham
A
A
A
JAKARTA - Isu pergantian Ketua Umum Partai Golkar terus bergulir pasca Setya Novanto ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus korupsi kartu tandan penduduk elektronik (e-KTP).
Saat ini muncul wacana agar Airlangga Hartarto dipilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum pada Musyawaran Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar.
Menanggapi wacana itu, Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham menganggap hal itu bukan sebuah masalah.
Dia menilai keinginan tersebut sebagai hal lumrah dalam dunia politik praktis. "Dalam dunia politik praktis, itu ya usaha kan boleh-boleh saja, semua usaha, semua itu punya hak," ujar Idrus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (5/12/2017). (Baca juga: Nusron Wahid Yakin Airlangga Bisa Terpilih Secara Aklamasi )
Dia pun yakin dinamika yang terjadi di internal Partai Golkar saat ini pada akhirnya bisa selesai. "Kenapa? Karena kekuatannya ada pada sistem," ujar Idrus.
Terpenting, kata Idrus, keputusan rapat pleno DPP Partai Golkar pada 21 November 2017 tetap dipatuhi. "Kalau ada upaya kan boleh, masak upaya enggak boleh. Jadi jangan pernah ada tersandera dalam partai, itu saja ya, biar clear semua," ujarnya.
Idrus pun merasa tidak masalah jika kelak tidak lagi menempati posisi strategis dalam Partai Golkar. "Berpolitik adalah panggilan pengabdian. Posisinya di mana saja, yang penting kita mengabdi. Jangan pernah persyaratkan pengadian itu," ungkapnya.
Selain Airlangga, Idrus merupakan salah satu nama di internal Partai Golkar yang disebut-sebut bakal ikut bertarung di Munaslub.
Isu Munaslub Golkar mengemuka pasca penahanan Ketua Umum Golkar Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
Saat ini muncul wacana agar Airlangga Hartarto dipilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum pada Musyawaran Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar.
Menanggapi wacana itu, Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham menganggap hal itu bukan sebuah masalah.
Dia menilai keinginan tersebut sebagai hal lumrah dalam dunia politik praktis. "Dalam dunia politik praktis, itu ya usaha kan boleh-boleh saja, semua usaha, semua itu punya hak," ujar Idrus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (5/12/2017). (Baca juga: Nusron Wahid Yakin Airlangga Bisa Terpilih Secara Aklamasi )
Dia pun yakin dinamika yang terjadi di internal Partai Golkar saat ini pada akhirnya bisa selesai. "Kenapa? Karena kekuatannya ada pada sistem," ujar Idrus.
Terpenting, kata Idrus, keputusan rapat pleno DPP Partai Golkar pada 21 November 2017 tetap dipatuhi. "Kalau ada upaya kan boleh, masak upaya enggak boleh. Jadi jangan pernah ada tersandera dalam partai, itu saja ya, biar clear semua," ujarnya.
Idrus pun merasa tidak masalah jika kelak tidak lagi menempati posisi strategis dalam Partai Golkar. "Berpolitik adalah panggilan pengabdian. Posisinya di mana saja, yang penting kita mengabdi. Jangan pernah persyaratkan pengadian itu," ungkapnya.
Selain Airlangga, Idrus merupakan salah satu nama di internal Partai Golkar yang disebut-sebut bakal ikut bertarung di Munaslub.
Isu Munaslub Golkar mengemuka pasca penahanan Ketua Umum Golkar Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
(dam)