Calon Penantang Potensial Jokowi Versi Survei Indo Barometer
A
A
A
JAKARTA - Jumlah pasangan calon presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2019 belum bisa ditentukan berapa banyak jumlahnya. Sebab, penentuan pasangan calon masih menunggu hasil judicial review tentang presidential threshold yang masih diuji di Mahkamah Konstitusi (MK).
Kendati begitu, survei nasional Indo Barometer sudah membuat simulasi atau kemungkinan siapa saja yang berpotensi maju dalam pesta lima tahunan tersebut. Dari survei Indo Barometer, nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menempati elektabilitas tertinggi dibanding bakal calon lainnya.
"Pada saat ini masih ada sejumlah kemungkinan pasangan calon presiden: A. Sebanyak jumlah Parpol peserta pemilu 2019; B. Lebih dari tiga pasangan; C. 3 pasang; dan D. Pasang capres seperti 2014," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari dalam rilis surveinya, Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (3/12/2017).
Qodari menjelaskan, jika dua pasang calon, maka kubu atau koalisi terdiri dari kubu Jokowi dan kubu satu lagi yang diisi oleh Prabowo Subianto atau calon lain yang di-endorse Prabowo.
"Jika tiga pasang maka kemungkinan terdiri dari kubu Jokowi, Prabowo, dan yang dibentuk oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)," ujarnya.
Menurut dia, hal tersebut masih bisa berubah jika Prabowo memilih tidak maju dan kemungkinan siapa yang bakal di-endors Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Hasil survei menyebutkan, kemungkinan nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan atau Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo lah yang pantas menantang Jokowi.
Calon penantang Jokowi semakin banyak pilihan, jika SBY memilih mengajukan calon lain. SBY diprediksi akan mengajukan putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai capres atau calon wapres.
Selanjutnya, dari temuan Indo Barometer muncul pertanyaan apakah Jokowi masih unggul? Apakah Prabowo masih lawan terberat Jokowi? Atau justru sudah muncul nama lain yang menonjol di luar dua nama tersebut. Berikut temuan Indo Barometer"
Pilihan calon presiden berdasarkan pertanyaan terbuka: Jokowi (34.9%), Prabowo Subianto (12.1%), Anies (3.6%), Basuki Tjahaja Purnama (3.3%), Gatot Nurmantyo (3.2%), Ridwan Kamil (2.8%), AHY (2.5%).
Pilihan calon presiden dengan 16 nama capres (Jokowi+Ketua Parpol+tokoh lainnya) dengan metode pertanyaan tertutup yakni (Jokowi 41.8%), Prabowo (13.6%), Anies (4.5%), AHY (3.3%), Megawati Soekarnoputri (2%), Sohibul Iman (1.5%), Jusuf Kalla (1%) dan seterusnya.
Pilihan calon presiden dengan 6 nama dengan metode pertanyaan tertutup yakni Jokowi (44.9%), Prabowo (13.8%), Anies (6%), AHY (3.5%), Gatot (3.2%), dan JK (1%). Sementara belum memutuskan/rahasia/tidak akan memilih/tidak tahu/tidak jawab sebesar 27.8%.
Pilihan calon presiden dengan 4 nama tanpa Jokowi dengan metode pertanyaan tertutup yakni Prabowo (21.7%), Anies (19.3%), AHY (17%), Gatot (8.8%). Sementara belum memutuskan/rahasia/tidak akan memilih/tidak tahu/tidak jawab (33.4%).
Qodari mengatakan, survei dilaksanakan pada 15-23 November 2017 di seluruh provinsi di Indonesia yang meliputi 34 provinsi. Jumlah sampel sebanyak 120 responden, dengan margin of error lebih kurang 2.83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden survei adalah WNI yang mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga negara yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Dia melanjutkan, metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Menurutnya, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden yang menggunakan kuesioner.
Kendati begitu, survei nasional Indo Barometer sudah membuat simulasi atau kemungkinan siapa saja yang berpotensi maju dalam pesta lima tahunan tersebut. Dari survei Indo Barometer, nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menempati elektabilitas tertinggi dibanding bakal calon lainnya.
"Pada saat ini masih ada sejumlah kemungkinan pasangan calon presiden: A. Sebanyak jumlah Parpol peserta pemilu 2019; B. Lebih dari tiga pasangan; C. 3 pasang; dan D. Pasang capres seperti 2014," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari dalam rilis surveinya, Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (3/12/2017).
Qodari menjelaskan, jika dua pasang calon, maka kubu atau koalisi terdiri dari kubu Jokowi dan kubu satu lagi yang diisi oleh Prabowo Subianto atau calon lain yang di-endorse Prabowo.
"Jika tiga pasang maka kemungkinan terdiri dari kubu Jokowi, Prabowo, dan yang dibentuk oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)," ujarnya.
Menurut dia, hal tersebut masih bisa berubah jika Prabowo memilih tidak maju dan kemungkinan siapa yang bakal di-endors Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Hasil survei menyebutkan, kemungkinan nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan atau Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo lah yang pantas menantang Jokowi.
Calon penantang Jokowi semakin banyak pilihan, jika SBY memilih mengajukan calon lain. SBY diprediksi akan mengajukan putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai capres atau calon wapres.
Selanjutnya, dari temuan Indo Barometer muncul pertanyaan apakah Jokowi masih unggul? Apakah Prabowo masih lawan terberat Jokowi? Atau justru sudah muncul nama lain yang menonjol di luar dua nama tersebut. Berikut temuan Indo Barometer"
Pilihan calon presiden berdasarkan pertanyaan terbuka: Jokowi (34.9%), Prabowo Subianto (12.1%), Anies (3.6%), Basuki Tjahaja Purnama (3.3%), Gatot Nurmantyo (3.2%), Ridwan Kamil (2.8%), AHY (2.5%).
Pilihan calon presiden dengan 16 nama capres (Jokowi+Ketua Parpol+tokoh lainnya) dengan metode pertanyaan tertutup yakni (Jokowi 41.8%), Prabowo (13.6%), Anies (4.5%), AHY (3.3%), Megawati Soekarnoputri (2%), Sohibul Iman (1.5%), Jusuf Kalla (1%) dan seterusnya.
Pilihan calon presiden dengan 6 nama dengan metode pertanyaan tertutup yakni Jokowi (44.9%), Prabowo (13.8%), Anies (6%), AHY (3.5%), Gatot (3.2%), dan JK (1%). Sementara belum memutuskan/rahasia/tidak akan memilih/tidak tahu/tidak jawab sebesar 27.8%.
Pilihan calon presiden dengan 4 nama tanpa Jokowi dengan metode pertanyaan tertutup yakni Prabowo (21.7%), Anies (19.3%), AHY (17%), Gatot (8.8%). Sementara belum memutuskan/rahasia/tidak akan memilih/tidak tahu/tidak jawab (33.4%).
Qodari mengatakan, survei dilaksanakan pada 15-23 November 2017 di seluruh provinsi di Indonesia yang meliputi 34 provinsi. Jumlah sampel sebanyak 120 responden, dengan margin of error lebih kurang 2.83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden survei adalah WNI yang mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga negara yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Dia melanjutkan, metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Menurutnya, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden yang menggunakan kuesioner.
(maf)