HT Masuk 10 Besar Cawapres Favorit Pilpres 2019
A
A
A
JAKARTA - Nama Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT) masuk dalam jajaran 10 besar calon wakil presiden (cawapres) terfavorit pilihan responden hasil survei yang dilakukan Poltracking Indonesia.
Bahkan dalam top of mind (pertanyaan terbuka), nama HT menempati urutan kedelapan dengan nilai 0,7%, unggul dari tokoh lain seperti Muhaimin Iskandar (0,6%), Aburizal Bakrie (0,5%), Mahfud MD (0,4%), Yusril Ihza Mahendra (0,3%), Surya Paloh (0,3%) hingga Zulkifli Hasan (0,2%).
Saat dilakukan simulasi 30 nama, HT bahkan memperoleh nilai 2,2%, dan saat diuji dengan 20 nama nilainya kembali naik menjadi 3,6%. HT berada pada posisi enam, unggul atas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (2,7%), Mensos Khofifah Indar Parawansa (2,3%), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD (2,1%) serta Menkeu Sri Mulyani (1,8%)
Secara keseluruhan, dari hasil survei yang dilakukan Poltracking Indonesia periode 8-15 November 2017, nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi yang terfavorit untuk maju sebagai cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Nama Gatot selalu unggul ketika diadu dengan nama lain, baik dengan 30 nama, 20 nama hingga 10 nama. Bahkan ketika pertanyaan survei ditujukan khusus untuk cawapres pendamping Joko Widodo (Jokowi), nama Gatot tetap teratas.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha mengatakan, nama Gatot memang yang tertinggi selama proses penelitian. Gatot hanya kalah dari wakil presiden (wapres) saat ini, Jusuf Kalla (JK), saat surveyor memberikan pertanyaan tanpa memberi daftar nama (pertanyaan terbuka).
"Kita tahu JK sudah mengindikasikan tidak akan lanjut setelah menjabat, tentu nama Gatot cukup potensial,” ujar Hanta saat memaparkan hasil risetnya di Jakarta, Minggu (26/11/2017).
Saat diadu dengan 30 nama, nama Gatot memang mendapat nilai tertinggi yakni 8,3%, unggul atas Agus Harimurti Yudhoyono (7,7%), serta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (7,3%). Saat diadu dengan 20 nama, Gatot pun tetap unggul dengan nilai 11,3%, diikuti Agus Harimurti Yudhoyono (10,5%), serta Anies Rasyid Baswedan (9,1%).
Begitu juga saat diadu dengan 10 nama, Gatot kembali unggul tipis atas nama lain dengan nilai 13,7%, diikuti Agus Harimurti Yudhoyono (13,2%), serta Anies Rasyid Baswedan (13,2%). “Namun demikian undecided voters (36,8%) dalam simulasi 20 nama, serta (47,5%) pada simulasi 10 nama masih cukup tinggi. Maka peluang terjadinya pergeseran dukungan publik terhadap kandidat masih dinamis,” sebut Hanta.
Sementara itu, Hanta memperkirakan Pilpres 2019 akan kembali diikuti hanya oleh dua pasangan calon (paslon). Hal itu tergambar dari hasil smulasi yang dilakukan terhadap nama-nama potensial yakni mengerucut pada nama Joko Widodo (Jokowi) serta Prabowo Subianto. Adapun nama lain terpaut cukup jauh dari keduanya untuk bersaing pada pilpres 2019.
Menurut Hanta hingga saat ini belum ada nama yang cukup potensial untuk menggoyah keduanya. Termasuk hadirnya nama-nama baru yang dapat mengambilalih elektabilitas secara besar-besaran.
Bahkan dalam top of mind (pertanyaan terbuka), nama HT menempati urutan kedelapan dengan nilai 0,7%, unggul dari tokoh lain seperti Muhaimin Iskandar (0,6%), Aburizal Bakrie (0,5%), Mahfud MD (0,4%), Yusril Ihza Mahendra (0,3%), Surya Paloh (0,3%) hingga Zulkifli Hasan (0,2%).
Saat dilakukan simulasi 30 nama, HT bahkan memperoleh nilai 2,2%, dan saat diuji dengan 20 nama nilainya kembali naik menjadi 3,6%. HT berada pada posisi enam, unggul atas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (2,7%), Mensos Khofifah Indar Parawansa (2,3%), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD (2,1%) serta Menkeu Sri Mulyani (1,8%)
Secara keseluruhan, dari hasil survei yang dilakukan Poltracking Indonesia periode 8-15 November 2017, nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi yang terfavorit untuk maju sebagai cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Nama Gatot selalu unggul ketika diadu dengan nama lain, baik dengan 30 nama, 20 nama hingga 10 nama. Bahkan ketika pertanyaan survei ditujukan khusus untuk cawapres pendamping Joko Widodo (Jokowi), nama Gatot tetap teratas.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha mengatakan, nama Gatot memang yang tertinggi selama proses penelitian. Gatot hanya kalah dari wakil presiden (wapres) saat ini, Jusuf Kalla (JK), saat surveyor memberikan pertanyaan tanpa memberi daftar nama (pertanyaan terbuka).
"Kita tahu JK sudah mengindikasikan tidak akan lanjut setelah menjabat, tentu nama Gatot cukup potensial,” ujar Hanta saat memaparkan hasil risetnya di Jakarta, Minggu (26/11/2017).
Saat diadu dengan 30 nama, nama Gatot memang mendapat nilai tertinggi yakni 8,3%, unggul atas Agus Harimurti Yudhoyono (7,7%), serta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (7,3%). Saat diadu dengan 20 nama, Gatot pun tetap unggul dengan nilai 11,3%, diikuti Agus Harimurti Yudhoyono (10,5%), serta Anies Rasyid Baswedan (9,1%).
Begitu juga saat diadu dengan 10 nama, Gatot kembali unggul tipis atas nama lain dengan nilai 13,7%, diikuti Agus Harimurti Yudhoyono (13,2%), serta Anies Rasyid Baswedan (13,2%). “Namun demikian undecided voters (36,8%) dalam simulasi 20 nama, serta (47,5%) pada simulasi 10 nama masih cukup tinggi. Maka peluang terjadinya pergeseran dukungan publik terhadap kandidat masih dinamis,” sebut Hanta.
Sementara itu, Hanta memperkirakan Pilpres 2019 akan kembali diikuti hanya oleh dua pasangan calon (paslon). Hal itu tergambar dari hasil smulasi yang dilakukan terhadap nama-nama potensial yakni mengerucut pada nama Joko Widodo (Jokowi) serta Prabowo Subianto. Adapun nama lain terpaut cukup jauh dari keduanya untuk bersaing pada pilpres 2019.
Menurut Hanta hingga saat ini belum ada nama yang cukup potensial untuk menggoyah keduanya. Termasuk hadirnya nama-nama baru yang dapat mengambilalih elektabilitas secara besar-besaran.
(thm)