Berbagi Pengalaman sebagai Eksekutif
A
A
A
Hotbonar Sinaga
Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko & Asuransi (STIMRA)
Cukup banyak buku dalam format autobiografi ataupun tulisan, artikel di media yang ditulis oleh pejabat, birokrat, politisi, eksekutif, akademisi, pengamat, dan lainnya, baik sewaktu masih menjabat, aktif berkarya, ataupun sesudah mengakhiri masa tugasnya/pensiun. Sebagian menceritakan pengalamannya yang dikisahkan kepada penulis andal (ghost writer) melalui proses perekaman ataupun wawancara langsung tokoh-tokoh yang pernah menjabat. Tujuan dari penulisan ataupun penuturan kisah/cerita tersebut utamanya adalah berbagi pengalaman, pengetahuan, atau menyampaikan pendapat (opini). Ada juga yang menulis untuk meluruskan sejarah yang pernah ditulis sebelumnya oleh pihak lain. Sebagian lagi menulis untuk mempromosikan sesuatu berdasarkan pengetahuan ataupun pemahaman, baik teori serta praktik yang pernah didalami dan dialaminya. Bagi akademisi, menulis artikel, makalah yang dimuat di jurnal ilmiah skala nasional maupun internasional, atau bahkan menulis suatu buku teks, salah satu tujuan utamanya mendapatkan cum yang bermanfaat untuk kepangkatan akademis atau untuk mengejar persyaratan supaya bisa diangkat sebagai guru besar.
Penulis sendiri belum pernah menyusun autobiografi karena tidak akan punya daya tarik ataupun nilai jual untuk dipublikasikan. Lebih sering dan lebih banyak dalam bentuk artikel/ tulisan di media cetak, mayoritas di surat kabar harian dan sedikit dimuat di majalah, dot com, atau di media lainnya. Banyak relasi dan sahabat yang bertanya dari mana mendapatkan ilmu menulis dengan produktif. Sebenarnya kemampuan menulis masih dalam kategori biasa-biasa saja karena banyak rekan lain jauh lebih produktif. Hingga kini Penulis telah menerbitkan dua buku yang merupakan kompilasi tulisan di media cetak maupun materi seminar yang penulis presentasikan. Akhir tahun ini akan segera menerbitkan buku ketiga yang belum diberi judul namun topik utamanya tidak jauh dari perasuransian, jaminan sosial, manajemen risiko, serta governance ditambah isu-isu ringan lainnya termasuk tulisan ini. Rencana peluncuran buku ketiga ini sudah dua kali batal karena keterbatasan sponsor. Padahal waktunya sudah diset dan tempat sudah di-booking di Financial Club.
Pengalaman sebagai dosen di Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia selama 43 tahun sejak 1973 (pensiun awal tahun 2016 dan memperoleh tunjangan hari tua dari Taspen dalam jumlah lumayan dan pensiun bulanan Google Search amat sangat membantu memberikan tambahan informasi "up to date" sebagai bahan untuk melengkapi suatu tulisan. Jadi, untuk bisa menulis dengan baik diperlukan kebiasaan membaca sebagai suatu hobi ataupun syarat mutlak menyiapkan bahan kuliah, presentasi dengan sebaik-baiknya.
Salah satu keunikan Penulis dalam menyusun suatu tulisan adalah pengayaan berdasarkan pengalaman sebagai eksekutif bisnis (sekitar 40 tahun). Memiliki peran ganda sebagai dosen dan praktisi, menyebabkan tulisan yang dibuat menjadi lebih menarik karena dibumbui dengan pengalaman praktik. Pengalaman sebagai dosen membuktikan bahwa kuliah yang disertai contoh serta pengalaman praktik akan lebih menarik atensi para mahasiswa.
Satu hal yang biasa Penulis lakukan dan patut dijadikan contoh serta berbagi pengalaman adalah membuat agenda kegiatan harian yang bisa dijadikan salah satu bahan rujukan bila kita menuliskan pengalaman disertai contoh kegiatan dengan exact date sebagai suatu realitas yang dialami. Kebiasaan ini dimulai sejak tahun 1981 saat Penulis mengikuti post graduate untuk mengambil Diploma in Shipping Management di Oslo, Norwegia. Biasanya, Penulis membuat ringkasan kegiatan dalam satu buku agenda, semacam buku kegiatan harian atau diary berukuran saku (pocket diary). Selain berguna untuk bahan penulisan mengenai pengalaman, sering buku agenda harian tersebut dijadikan semacam pengingat mengenai apa yang pernah dilakukan beberapa tahun ataupun puluhan tahun silam. Sejak awal tahun 2000 mengisi buku agenda telah berganti dengan menyusunnya dalam format Microsoft Words dan menyimpannya dalam bentuk soft copy. Kebiasaan tersebut sampai hari ini tetap dipertahankan dengan penuh disiplin, bahkan saat melakukan perjalanan ke mancanegara.
Bukti nyata pemanfaatan catatan harian tersebut adalah saat Penulis membuat artikel pengalaman naik haji tahun 1994 yang dimuat di salah satu harian Ibu Kota. Penulis berbagi pengalaman dengan para eksekutif bagaimana menjalankan ibadah haji bersama istri tercinta dan alasan mengapa memilih paket Haji Plus. Saat itu merupakan pengalaman spiritual yang tidak akan terlupakan seumur hidup karena tepat saat berusia 45 tahun (20 Mei 1994), Penulis berada di Padang Arafah.
Contoh manfaat lain membuat catatan harian adalah pada saat diperas oleh seorang oknum anggota DPR tahun 2009. Penulis melaporkan kronologis kejadian kepada Deputi Pengaduan Masyarakat KPK atas saran mantan pimpinan KPK. Penulis secara runtut dan sistematis menceritakannya kepada KPK, baik tertulis maupun verbal. Catatan tersebut sampai kini masih disimpan dengan baik, yang ternyata berguna saat diwawancara Majalah Tempo beberapa tahun kemudian setelah peristiwa tersebut.
Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko & Asuransi (STIMRA)
Cukup banyak buku dalam format autobiografi ataupun tulisan, artikel di media yang ditulis oleh pejabat, birokrat, politisi, eksekutif, akademisi, pengamat, dan lainnya, baik sewaktu masih menjabat, aktif berkarya, ataupun sesudah mengakhiri masa tugasnya/pensiun. Sebagian menceritakan pengalamannya yang dikisahkan kepada penulis andal (ghost writer) melalui proses perekaman ataupun wawancara langsung tokoh-tokoh yang pernah menjabat. Tujuan dari penulisan ataupun penuturan kisah/cerita tersebut utamanya adalah berbagi pengalaman, pengetahuan, atau menyampaikan pendapat (opini). Ada juga yang menulis untuk meluruskan sejarah yang pernah ditulis sebelumnya oleh pihak lain. Sebagian lagi menulis untuk mempromosikan sesuatu berdasarkan pengetahuan ataupun pemahaman, baik teori serta praktik yang pernah didalami dan dialaminya. Bagi akademisi, menulis artikel, makalah yang dimuat di jurnal ilmiah skala nasional maupun internasional, atau bahkan menulis suatu buku teks, salah satu tujuan utamanya mendapatkan cum yang bermanfaat untuk kepangkatan akademis atau untuk mengejar persyaratan supaya bisa diangkat sebagai guru besar.
Penulis sendiri belum pernah menyusun autobiografi karena tidak akan punya daya tarik ataupun nilai jual untuk dipublikasikan. Lebih sering dan lebih banyak dalam bentuk artikel/ tulisan di media cetak, mayoritas di surat kabar harian dan sedikit dimuat di majalah, dot com, atau di media lainnya. Banyak relasi dan sahabat yang bertanya dari mana mendapatkan ilmu menulis dengan produktif. Sebenarnya kemampuan menulis masih dalam kategori biasa-biasa saja karena banyak rekan lain jauh lebih produktif. Hingga kini Penulis telah menerbitkan dua buku yang merupakan kompilasi tulisan di media cetak maupun materi seminar yang penulis presentasikan. Akhir tahun ini akan segera menerbitkan buku ketiga yang belum diberi judul namun topik utamanya tidak jauh dari perasuransian, jaminan sosial, manajemen risiko, serta governance ditambah isu-isu ringan lainnya termasuk tulisan ini. Rencana peluncuran buku ketiga ini sudah dua kali batal karena keterbatasan sponsor. Padahal waktunya sudah diset dan tempat sudah di-booking di Financial Club.
Pengalaman sebagai dosen di Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia selama 43 tahun sejak 1973 (pensiun awal tahun 2016 dan memperoleh tunjangan hari tua dari Taspen dalam jumlah lumayan dan pensiun bulanan Google Search amat sangat membantu memberikan tambahan informasi "up to date" sebagai bahan untuk melengkapi suatu tulisan. Jadi, untuk bisa menulis dengan baik diperlukan kebiasaan membaca sebagai suatu hobi ataupun syarat mutlak menyiapkan bahan kuliah, presentasi dengan sebaik-baiknya.
Salah satu keunikan Penulis dalam menyusun suatu tulisan adalah pengayaan berdasarkan pengalaman sebagai eksekutif bisnis (sekitar 40 tahun). Memiliki peran ganda sebagai dosen dan praktisi, menyebabkan tulisan yang dibuat menjadi lebih menarik karena dibumbui dengan pengalaman praktik. Pengalaman sebagai dosen membuktikan bahwa kuliah yang disertai contoh serta pengalaman praktik akan lebih menarik atensi para mahasiswa.
Satu hal yang biasa Penulis lakukan dan patut dijadikan contoh serta berbagi pengalaman adalah membuat agenda kegiatan harian yang bisa dijadikan salah satu bahan rujukan bila kita menuliskan pengalaman disertai contoh kegiatan dengan exact date sebagai suatu realitas yang dialami. Kebiasaan ini dimulai sejak tahun 1981 saat Penulis mengikuti post graduate untuk mengambil Diploma in Shipping Management di Oslo, Norwegia. Biasanya, Penulis membuat ringkasan kegiatan dalam satu buku agenda, semacam buku kegiatan harian atau diary berukuran saku (pocket diary). Selain berguna untuk bahan penulisan mengenai pengalaman, sering buku agenda harian tersebut dijadikan semacam pengingat mengenai apa yang pernah dilakukan beberapa tahun ataupun puluhan tahun silam. Sejak awal tahun 2000 mengisi buku agenda telah berganti dengan menyusunnya dalam format Microsoft Words dan menyimpannya dalam bentuk soft copy. Kebiasaan tersebut sampai hari ini tetap dipertahankan dengan penuh disiplin, bahkan saat melakukan perjalanan ke mancanegara.
Bukti nyata pemanfaatan catatan harian tersebut adalah saat Penulis membuat artikel pengalaman naik haji tahun 1994 yang dimuat di salah satu harian Ibu Kota. Penulis berbagi pengalaman dengan para eksekutif bagaimana menjalankan ibadah haji bersama istri tercinta dan alasan mengapa memilih paket Haji Plus. Saat itu merupakan pengalaman spiritual yang tidak akan terlupakan seumur hidup karena tepat saat berusia 45 tahun (20 Mei 1994), Penulis berada di Padang Arafah.
Contoh manfaat lain membuat catatan harian adalah pada saat diperas oleh seorang oknum anggota DPR tahun 2009. Penulis melaporkan kronologis kejadian kepada Deputi Pengaduan Masyarakat KPK atas saran mantan pimpinan KPK. Penulis secara runtut dan sistematis menceritakannya kepada KPK, baik tertulis maupun verbal. Catatan tersebut sampai kini masih disimpan dengan baik, yang ternyata berguna saat diwawancara Majalah Tempo beberapa tahun kemudian setelah peristiwa tersebut.
(zik)