Penanganan Kesehatan Jamaah Haji Indonesia Diapresiasi Dunia
A
A
A
JAKARTA - Upaya penanganan kesehatan jamaah haji Indonesia, baik dari sisi pencegahan maupun penanganan diapresiasi positif oleh dunia.
Hal itu terungkap dalam pertemuan 4th Annual Ministerial Meeting on Global Health Security Agenda di Munyonyo Commonwealth Resort Kampala, Uganda, 24–27 Oktober 2017.
GHSA merupakan kegiatan yang disusun untuk memberikan pengamanan secara global tergadap penyakit-penyakit yang berpotensi mewabah.
Kegiatan ini pada prinsipnya menunjang International Health Regulation (IHR). “Salah satu bentuk pengamanan terhadap masyarakat Indonesia adalah melakukan pengamanan kesehatan kepada jemaah haji dan umrah. Mereka berpotensi memperoleh penyakit menular di negara tujuan,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskes), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Eka Jusuf Singka kepada SINDOnews, Sabtu (28/10/2017).
Indonesia mengirimkan poster penyelenggaraan kesehatan haji saat poster session. Di sana Kapuskes menjelaskan pada prinsipnya penyelenggaraan kesehatan haji terdiri atas pencegahan, deteksi dan penanganan.
“Prevent, detect and respons adalah prinsip utama dalam program GHSA,” sebut Eka yang mewakili Indonesia bersama Sekjen Kemenkes Untung Suseno, Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan Ari Zakaria.
Indonesia merasa penting menyosialisasikan kesehatan haji dalam ranah GHSA yang dibuka secara langsung oleh Presiden Uganda Yoweri K Museveni. Sebab jumlah jamaah haji Indonesia terbanyak di dunia, yakni 221.000.
“Ditambah lagi jamaah umrah kita dalam satu tahunnya bisa mencapai 1 juta orang,” katanya
Diharapkan dengan terintegrasinya penanganan penyakit menular dalam wadah GHSA maka akan memperkuat pola penyelenggaraan kesehatan haji dan umrah di Indonesia.
Ditanya respons negara-negara peserta terhadap kebijakan Kemenkes, dia menjawab responsnya sangat positif. Bahkan, banyak yang mengapresiasi.
“Dalam poster presentasi banyak negara lain yang bertanya tentang sistem penyelenggaraan kesehatan haji. Selain poster, regulasi tentang istithaah dan penyelenggaraan kesehatan haji juga menjadi perhatian delegasi negara lain,” ujarnya.
Hal itu terungkap dalam pertemuan 4th Annual Ministerial Meeting on Global Health Security Agenda di Munyonyo Commonwealth Resort Kampala, Uganda, 24–27 Oktober 2017.
GHSA merupakan kegiatan yang disusun untuk memberikan pengamanan secara global tergadap penyakit-penyakit yang berpotensi mewabah.
Kegiatan ini pada prinsipnya menunjang International Health Regulation (IHR). “Salah satu bentuk pengamanan terhadap masyarakat Indonesia adalah melakukan pengamanan kesehatan kepada jemaah haji dan umrah. Mereka berpotensi memperoleh penyakit menular di negara tujuan,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskes), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Eka Jusuf Singka kepada SINDOnews, Sabtu (28/10/2017).
Indonesia mengirimkan poster penyelenggaraan kesehatan haji saat poster session. Di sana Kapuskes menjelaskan pada prinsipnya penyelenggaraan kesehatan haji terdiri atas pencegahan, deteksi dan penanganan.
“Prevent, detect and respons adalah prinsip utama dalam program GHSA,” sebut Eka yang mewakili Indonesia bersama Sekjen Kemenkes Untung Suseno, Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan Ari Zakaria.
Indonesia merasa penting menyosialisasikan kesehatan haji dalam ranah GHSA yang dibuka secara langsung oleh Presiden Uganda Yoweri K Museveni. Sebab jumlah jamaah haji Indonesia terbanyak di dunia, yakni 221.000.
“Ditambah lagi jamaah umrah kita dalam satu tahunnya bisa mencapai 1 juta orang,” katanya
Diharapkan dengan terintegrasinya penanganan penyakit menular dalam wadah GHSA maka akan memperkuat pola penyelenggaraan kesehatan haji dan umrah di Indonesia.
Ditanya respons negara-negara peserta terhadap kebijakan Kemenkes, dia menjawab responsnya sangat positif. Bahkan, banyak yang mengapresiasi.
“Dalam poster presentasi banyak negara lain yang bertanya tentang sistem penyelenggaraan kesehatan haji. Selain poster, regulasi tentang istithaah dan penyelenggaraan kesehatan haji juga menjadi perhatian delegasi negara lain,” ujarnya.
(dam)