Selamat Bekerja Pemimpin Jakarta
A
A
A
Akhirnya setelah perseteruan yang panas dan kompetisi yang menenggangkan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, hari ini pukul 16.00, DKI Jakarta akan memiliki pasangan gubernur dan wakil gubernur yang baru.
Gubernur Anies Rasyid Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Salahudin Uno akan menjadi nakhoda ibukota negara ini hingga tahun 2022.
Kalau bicara harapan, tak terhitung jumlah dan besarnya harapan warga DKI kepada pasangan ini. Bahkan harapan itu datang juga dari penduduk di sekitar Ibu Kota dan rakyat Indonesia pada umumnya. Jakarta adalah barometer negeri ini.
Jika Jakarta makin baik di tangan kedua pemimpin, harapannya kebaikan tersebut akan bisa direplikasi daerah-daerah lain dan pada ujungnya akan membawa kemakmuran di negeri ini.
Bisa dibayangkan betapa berat beban yang dititipkan ke pundak Mas Anies dan Bang Sandi. Oleh para pemilihnya mereka dibayangkan sebagai pasangan paling cocok untuk memimpin kota ini. Tak ada ruang untuk kekurangan. Sementara bagi para pemilih calon yang lain, mereka bukanlah pilihan pertama.
Tak jarang pemilih calon lain menganggap kedua pasangan terpilih ini bukanlah orang yang tepat. Anies-Sandi jelas harus membuktikan diri. Dari sini saja bisa dilihat, tak ada ruang untuk kesalahan maupun kekurangan baik di hadapan pendukung maupun di hadapan para suporter lawan.
Tapi pelantikan hari ini adalah sekaligus menjadi gong bahwa tak ada lagi yang namanya pendukung dan tak ada lagi pemilih lawan. Kesemuanya, termasuk yang tidak ikut menentukan pilihan di pilkada, adalah rakyat Anies-Sandi di Jakarta yang harus dimajukan kesejahteraannya, diurus kepentingannya, dan dijaga perasaannya.
Anies-Sandi harus berdiri di atas semua golongan dan bekerja untuk rakyat. Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan keduanya.
Pertama, Anies-Sandi harus langsung tancap gas dalam memimpin DKI. Pasangan ini harus bekerja bak pembalap yang secepatnya berpindah dari gigi 1 naik ke gigi 2 lanjut ke gigi 3 maju ke gigi 4 dan melesat ke gigi 5.
Keduanya tak punya waktu untuk bersantai-santai karena tensi yang tinggi dalam pilkada lalu membuat baik para pendukungnya ataupun yang tidak memilihnya mengharapkan hasil yang instan. Lagipula sudah menjadi tabiat di Jakarta bahwa segala hal harus diselesaikan dengan lekas.
Kedua, merangkul seluruh warga DKI. Selama ini dalam gelaran Pilkada DKI Jakarta terjadi pembelahan yang sangat kentara karena pilihan politik. Di satu sisi hal itu mungkin baik karena menunjukkan kematangan publik dalam menentukan pilihan. Namun demokrasi bukan hanya bicara tentang menyalurkan suara di bilik pemilu.
Demokrasi juga menekankan pada partisipasi politik masyarakat dalam pengambilan kebijakan. Anies-Sandi harus mampu memastikan demokrasi pada level tertingginya bisa tercapai di Jakarta. Pembangunan yang megah tak ada artinya tanpa partisipasi publik.
Ketiga, pasangan ini harus mampu melahirkan terobosan-terobosan yang bermanfaat bagi masyarakat. Keduanya dipilih karena dianggap bisa membawa kebaikan yang baru bagi masyarakat Jakarta.
Kebaikan itu tentu tak akan tercapai jika keduanya main aman. Terobosan akan lahir jika kedua pemimpin mampu melihat celah kebaikan dalam koridor aturan hukum yang ada. Terobosan ini juga menjadi penting karena ada benchmark yang sangat kuat, yaitu berbagai terobosan yang dilakuan Ahok-Djarot.
Keempat, keduanya harus membangun komunikasi yang baik dengan para mitranya baik itu dengan DPRD DKI maupun daerah-daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Untuk yang satu ini tampaknya Anies-Sandi punya modal keluwesan komunikasi politik.
Selamat bekerja pemimpin baru Jakarta, semoga secepatnya membawa kemajuan bagi kota ini.
Gubernur Anies Rasyid Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Salahudin Uno akan menjadi nakhoda ibukota negara ini hingga tahun 2022.
Kalau bicara harapan, tak terhitung jumlah dan besarnya harapan warga DKI kepada pasangan ini. Bahkan harapan itu datang juga dari penduduk di sekitar Ibu Kota dan rakyat Indonesia pada umumnya. Jakarta adalah barometer negeri ini.
Jika Jakarta makin baik di tangan kedua pemimpin, harapannya kebaikan tersebut akan bisa direplikasi daerah-daerah lain dan pada ujungnya akan membawa kemakmuran di negeri ini.
Bisa dibayangkan betapa berat beban yang dititipkan ke pundak Mas Anies dan Bang Sandi. Oleh para pemilihnya mereka dibayangkan sebagai pasangan paling cocok untuk memimpin kota ini. Tak ada ruang untuk kekurangan. Sementara bagi para pemilih calon yang lain, mereka bukanlah pilihan pertama.
Tak jarang pemilih calon lain menganggap kedua pasangan terpilih ini bukanlah orang yang tepat. Anies-Sandi jelas harus membuktikan diri. Dari sini saja bisa dilihat, tak ada ruang untuk kesalahan maupun kekurangan baik di hadapan pendukung maupun di hadapan para suporter lawan.
Tapi pelantikan hari ini adalah sekaligus menjadi gong bahwa tak ada lagi yang namanya pendukung dan tak ada lagi pemilih lawan. Kesemuanya, termasuk yang tidak ikut menentukan pilihan di pilkada, adalah rakyat Anies-Sandi di Jakarta yang harus dimajukan kesejahteraannya, diurus kepentingannya, dan dijaga perasaannya.
Anies-Sandi harus berdiri di atas semua golongan dan bekerja untuk rakyat. Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan keduanya.
Pertama, Anies-Sandi harus langsung tancap gas dalam memimpin DKI. Pasangan ini harus bekerja bak pembalap yang secepatnya berpindah dari gigi 1 naik ke gigi 2 lanjut ke gigi 3 maju ke gigi 4 dan melesat ke gigi 5.
Keduanya tak punya waktu untuk bersantai-santai karena tensi yang tinggi dalam pilkada lalu membuat baik para pendukungnya ataupun yang tidak memilihnya mengharapkan hasil yang instan. Lagipula sudah menjadi tabiat di Jakarta bahwa segala hal harus diselesaikan dengan lekas.
Kedua, merangkul seluruh warga DKI. Selama ini dalam gelaran Pilkada DKI Jakarta terjadi pembelahan yang sangat kentara karena pilihan politik. Di satu sisi hal itu mungkin baik karena menunjukkan kematangan publik dalam menentukan pilihan. Namun demokrasi bukan hanya bicara tentang menyalurkan suara di bilik pemilu.
Demokrasi juga menekankan pada partisipasi politik masyarakat dalam pengambilan kebijakan. Anies-Sandi harus mampu memastikan demokrasi pada level tertingginya bisa tercapai di Jakarta. Pembangunan yang megah tak ada artinya tanpa partisipasi publik.
Ketiga, pasangan ini harus mampu melahirkan terobosan-terobosan yang bermanfaat bagi masyarakat. Keduanya dipilih karena dianggap bisa membawa kebaikan yang baru bagi masyarakat Jakarta.
Kebaikan itu tentu tak akan tercapai jika keduanya main aman. Terobosan akan lahir jika kedua pemimpin mampu melihat celah kebaikan dalam koridor aturan hukum yang ada. Terobosan ini juga menjadi penting karena ada benchmark yang sangat kuat, yaitu berbagai terobosan yang dilakuan Ahok-Djarot.
Keempat, keduanya harus membangun komunikasi yang baik dengan para mitranya baik itu dengan DPRD DKI maupun daerah-daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Untuk yang satu ini tampaknya Anies-Sandi punya modal keluwesan komunikasi politik.
Selamat bekerja pemimpin baru Jakarta, semoga secepatnya membawa kemajuan bagi kota ini.
(maf)