Lima Petugas Masih Melacak Keberadaan Dua Jamaah Terpisah dari Kloter
A
A
A
MADINAH - Dua jamaah haji Indonesia yang terpisah dengan kelompok terbangnya (kloter) di Mekkah, Arab Saudi sampai kemarin belum juga ditemukan. Petugas pun masih terus melakukan mencari.
Pertama, jamaah atas nama Atim Arta Ota (62), asal Bogor, Jawa Barat yang belum diketahui keberadaannya sejak 15 Agustus 2017, tepatnya saat beribadah di Masjidil Haram. Jamaah kedua adalah Hadi Sukma Adsani (73), asal Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.
Hadi belum diketahui keberadaannya sejak 2 September 2017. Saat itu, jamaah Kloter 37 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 37) tersebut diketahui keberadaannya ketika mabit (menginap) di Mina untuk melempar jumrah.
“Kami akan sisir lagi dari nol titik-titik yang ada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) dan Mekkah," kata Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Kolonel Jaetul Muchlis, Sabtu (1/10/2017).
Pencarian hanya melibatkan lima petugas karena semua petugas Daerah Kerja (Daker) Mekkah sudah kembali ke Tanah Air dan habis masa operasionalnya. Perlu diketahui, seluruh petugas Daker Mekkah telah tiba di Indonesia sejak 29 September lalu.
Jaetul bahkan mengaku sudah merambah cara spiritual dengan memohon doa khusus kepada para alim ulama di Tanah Air. Selain itu, tim pencari juga bermunajat di Multazam memohon diberi petunjuk keberadaan dua jamaah tersebut.
“Nihil. Semalam (cek) beberapa kamar mayat dan bongkar peti jenazah yang mayatnya belum diambil oleh negara mana pun,” katanya.
Bahkan petugas juga mengecek mayat belum jelas identitas dan asalnya karena kemungkinan baru digeser ke kamar mayat. Tak ada yang cirinya sesuai dengan dua jemaah Indonesia.
"Mungkin Allah belum perkenankan sampai saat ini. Mudah-mudahan esok atau lusa (ketemu). Amin," harapnya.
Perwira TNI AU berpangkat Kolonel itu menyebutkan, selama operasional Armina, tercatat ada 383 jamaah yang dilaporkan terpisah dari rombongannya. Dari jumlah itu, semua berhasil ditemukan keberadaannya, kecuali dua orang jamaah itu.
Pertama, jamaah atas nama Atim Arta Ota (62), asal Bogor, Jawa Barat yang belum diketahui keberadaannya sejak 15 Agustus 2017, tepatnya saat beribadah di Masjidil Haram. Jamaah kedua adalah Hadi Sukma Adsani (73), asal Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.
Hadi belum diketahui keberadaannya sejak 2 September 2017. Saat itu, jamaah Kloter 37 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 37) tersebut diketahui keberadaannya ketika mabit (menginap) di Mina untuk melempar jumrah.
“Kami akan sisir lagi dari nol titik-titik yang ada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) dan Mekkah," kata Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Kolonel Jaetul Muchlis, Sabtu (1/10/2017).
Pencarian hanya melibatkan lima petugas karena semua petugas Daerah Kerja (Daker) Mekkah sudah kembali ke Tanah Air dan habis masa operasionalnya. Perlu diketahui, seluruh petugas Daker Mekkah telah tiba di Indonesia sejak 29 September lalu.
Jaetul bahkan mengaku sudah merambah cara spiritual dengan memohon doa khusus kepada para alim ulama di Tanah Air. Selain itu, tim pencari juga bermunajat di Multazam memohon diberi petunjuk keberadaan dua jamaah tersebut.
“Nihil. Semalam (cek) beberapa kamar mayat dan bongkar peti jenazah yang mayatnya belum diambil oleh negara mana pun,” katanya.
Bahkan petugas juga mengecek mayat belum jelas identitas dan asalnya karena kemungkinan baru digeser ke kamar mayat. Tak ada yang cirinya sesuai dengan dua jemaah Indonesia.
"Mungkin Allah belum perkenankan sampai saat ini. Mudah-mudahan esok atau lusa (ketemu). Amin," harapnya.
Perwira TNI AU berpangkat Kolonel itu menyebutkan, selama operasional Armina, tercatat ada 383 jamaah yang dilaporkan terpisah dari rombongannya. Dari jumlah itu, semua berhasil ditemukan keberadaannya, kecuali dua orang jamaah itu.
(pur)