Soal 280 Senjata Polri, Menko Polhukam Minta Waktu untuk Koordinasi
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 280 senjata impor milik Polri ditemukan di bagian kargo Bandara Soekarno-Hatta. Menanggapi itu, Menko Polhukam Wiranto mengatakan hal-hal semacam ini bukanlah untuk konsumsi publik. Ia meminta kesabaran publik agar pihaknya mengoordinasikan masalah-masalah tersebut dengan instansi di bawahnya.
"Sebenarnya ya, hal-hal yang tidak perlu jadi komoditas publik, ada masalah-masalah yang perlu kita selesaikan dengan cara musyawarah mufakat, koordinasi," kata Wiranto di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur, Minggu (1/10/2017).
"Biarkan kami, berikan kesempatan ke saya untuk sama-sama dengan Panglima TNI, dengan Kapolri, BIN, dengan Pindad, dan siapa pun yang terlibat pengadaan senjata, biar kami koordinasi menyelesaikan itu," lanjut dia.
Jika nanti hal-hal tersebut sudah terang benderang, pihaknya akan menginformasikan kepada masyarakat luas.
"Nanti domain kami ya. Sehingga nanti hasilnya, kemudian panggil wartawan, ayo, bicarakan apa yang sudah kita hasilkan dari koordinasi yang tuntas itu," ujar Wiranto.
Sebelumnya, Polri menjelaskan bahwa 280 pucuk senjata api yang baru tiba di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) bukan untuk membunuh, melainkan hanya untuk melumpuhkan.
"Sebenarnya ya, hal-hal yang tidak perlu jadi komoditas publik, ada masalah-masalah yang perlu kita selesaikan dengan cara musyawarah mufakat, koordinasi," kata Wiranto di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur, Minggu (1/10/2017).
"Biarkan kami, berikan kesempatan ke saya untuk sama-sama dengan Panglima TNI, dengan Kapolri, BIN, dengan Pindad, dan siapa pun yang terlibat pengadaan senjata, biar kami koordinasi menyelesaikan itu," lanjut dia.
Jika nanti hal-hal tersebut sudah terang benderang, pihaknya akan menginformasikan kepada masyarakat luas.
"Nanti domain kami ya. Sehingga nanti hasilnya, kemudian panggil wartawan, ayo, bicarakan apa yang sudah kita hasilkan dari koordinasi yang tuntas itu," ujar Wiranto.
Sebelumnya, Polri menjelaskan bahwa 280 pucuk senjata api yang baru tiba di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) bukan untuk membunuh, melainkan hanya untuk melumpuhkan.
(zik)