65 Jamaah Haji Indonesia Terkena Diare Sudah Pulih
A
A
A
MADINAH - Sebanyak 65 jamaah haji Indonesia Kloter 55 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede yang mengalami diare kini kondisinya membaik. Sebanyak 45 jamaah mengalami diare pada Minggu, 24 September 2017 malam, sedangkan 20 jamaah mengeluhkan hal sama pada esok paginya.
Kepala Daker Madinah Amin Handoyo mengatakan, kondisi 65 jamaah haji Indonesia yang mengalami diare sudah pulih.“Mereka sudah ditangani oleh dokter, baik dokter kloter, TGC sektor satu, dokter KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia) Madinah, maupun dokter Rumah Sakit Arab Saudi di Madinah,” kata Amin Handoyo pada Selasa, 26 September 2017 kemarin.
Menurut Amin, kondisi para jamaah saat ini sudah pulih dan bisa beraktivitas seperti sediakala. Amin menuturkan, Tim Gerak Cepat (TGC) dan dokter KKHI Madinah segera ke lokasi sesaat setelah menerima laporan. Mereka langsung melakukan penanganan medis dengan memberikan obat dan oralit sehingga keluhan diare jamaah bisa ditangani.
Mengenai penyebab diare, Amin mengaku belum bisa memastikan apakah berasal dari makanan katering atau makanan lainnya. Sebab, kata Amin, faktor penyebab diare sangat banyak.
Sempat beredar kabar, jamaah mengalami diare setelah mengonsumsi makanan dari penyedia katering yang dikontrak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Akan hal ini, Amin mengatakan bahwa katering JKG 55 disediakan oleh perusahaan Ad-Dakhil (Black Stone).
Namun demikian, Ad-Dahil tidak hanya menyediakan makanan katering untuk satu kloter saja. “Hari itu, Ad-Dakhil mendistribusikan makanan kepada 12 kloter atau berkisar 4.000 – 5.000 jemaah, termasuk 389 jamaah JKG 55 dan 193 jamaah JKG 52 yang tinggal di hotel yang sama,” terang Amin.
Menurut Amin, pola makan yang tidak tepat juga bisa jadi penyebab diare. Misalnya, saat dibagikan, makanan tidak langsung dikonsumsi dalam rentang waktu yang cukup lama.
Faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebabnya. Apalagi selama di Madinah, jamaah Indonesia juga tinggal dengan jamaah dari negara lain dalam satu hotel yang berbeda kultur kehidupannya. Sesuai dengan prosedur, Amin memastikan kalau sebelum dibagikan kepada jamaah, makanan tersebut sudah dites kelayakannya oleh pengawas katering yang bertugas.
Tidak sekedar mengetes, petugas pengawas juga ikut mengonsumsi paket katering makan siang tersebut.“Tim Katering Daker Madinah sudah melakukan pengecekan makanan. Kesimpulan sementara, katering layak makan saat didistribusikan ke jemaah,” tuturnya.
Peristiwa yang mirip terjadi satu pekan sebelumnya. Sebanyak 23 jamaah mengeluhkan hal yang sama, diare. Saat itu, Kementerian Kesehatan melakukan uji laboratorium terhadap sample makanan yang saat kejadian disediakan oleh perusahaan katering. Hasilnya, makanan yang dikonsumsi jamaah dinyatakan aman.
Akan hal ini, Kemenkes Saudi mulai melakukan pemeriksaan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar dapur katering. Sebagai langkah preventif, Daker Madinah juga akan segera berkirim surat ke pihak hotel untuk meningkatkan dan menjaga kebersihan. Terlebih, kebersihan lingkungan hotel memang menjadi kewajiban pihak hotel. Selain itu, petugas sektor juga akan lebih intensif dalam mengawasi kebersihan.
Amin menambahkan, pada hari kejadian, total ada 131.497 boks katering yang telah didistribusikan untuk 21 kloter jemaah dari beberapa perusahaan katering. Adapun total box layanan selama fase kedatangan gelombang kedua sudah mencapai 1.178.791 boks.
Kepala Daker Madinah Amin Handoyo mengatakan, kondisi 65 jamaah haji Indonesia yang mengalami diare sudah pulih.“Mereka sudah ditangani oleh dokter, baik dokter kloter, TGC sektor satu, dokter KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia) Madinah, maupun dokter Rumah Sakit Arab Saudi di Madinah,” kata Amin Handoyo pada Selasa, 26 September 2017 kemarin.
Menurut Amin, kondisi para jamaah saat ini sudah pulih dan bisa beraktivitas seperti sediakala. Amin menuturkan, Tim Gerak Cepat (TGC) dan dokter KKHI Madinah segera ke lokasi sesaat setelah menerima laporan. Mereka langsung melakukan penanganan medis dengan memberikan obat dan oralit sehingga keluhan diare jamaah bisa ditangani.
Mengenai penyebab diare, Amin mengaku belum bisa memastikan apakah berasal dari makanan katering atau makanan lainnya. Sebab, kata Amin, faktor penyebab diare sangat banyak.
Sempat beredar kabar, jamaah mengalami diare setelah mengonsumsi makanan dari penyedia katering yang dikontrak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Akan hal ini, Amin mengatakan bahwa katering JKG 55 disediakan oleh perusahaan Ad-Dakhil (Black Stone).
Namun demikian, Ad-Dahil tidak hanya menyediakan makanan katering untuk satu kloter saja. “Hari itu, Ad-Dakhil mendistribusikan makanan kepada 12 kloter atau berkisar 4.000 – 5.000 jemaah, termasuk 389 jamaah JKG 55 dan 193 jamaah JKG 52 yang tinggal di hotel yang sama,” terang Amin.
Menurut Amin, pola makan yang tidak tepat juga bisa jadi penyebab diare. Misalnya, saat dibagikan, makanan tidak langsung dikonsumsi dalam rentang waktu yang cukup lama.
Faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebabnya. Apalagi selama di Madinah, jamaah Indonesia juga tinggal dengan jamaah dari negara lain dalam satu hotel yang berbeda kultur kehidupannya. Sesuai dengan prosedur, Amin memastikan kalau sebelum dibagikan kepada jamaah, makanan tersebut sudah dites kelayakannya oleh pengawas katering yang bertugas.
Tidak sekedar mengetes, petugas pengawas juga ikut mengonsumsi paket katering makan siang tersebut.“Tim Katering Daker Madinah sudah melakukan pengecekan makanan. Kesimpulan sementara, katering layak makan saat didistribusikan ke jemaah,” tuturnya.
Peristiwa yang mirip terjadi satu pekan sebelumnya. Sebanyak 23 jamaah mengeluhkan hal yang sama, diare. Saat itu, Kementerian Kesehatan melakukan uji laboratorium terhadap sample makanan yang saat kejadian disediakan oleh perusahaan katering. Hasilnya, makanan yang dikonsumsi jamaah dinyatakan aman.
Akan hal ini, Kemenkes Saudi mulai melakukan pemeriksaan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar dapur katering. Sebagai langkah preventif, Daker Madinah juga akan segera berkirim surat ke pihak hotel untuk meningkatkan dan menjaga kebersihan. Terlebih, kebersihan lingkungan hotel memang menjadi kewajiban pihak hotel. Selain itu, petugas sektor juga akan lebih intensif dalam mengawasi kebersihan.
Amin menambahkan, pada hari kejadian, total ada 131.497 boks katering yang telah didistribusikan untuk 21 kloter jemaah dari beberapa perusahaan katering. Adapun total box layanan selama fase kedatangan gelombang kedua sudah mencapai 1.178.791 boks.
(whb)