Pengungsi Gunung Agung Capai 48.540 Jiwa
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi jumlah pengungsi hingga Senin (25/9) tadi telah mencapai 48.540 jiwa. Para pengungsi tersebar di 31 titik di 9 kabupaten yang ada di Pulau Bali.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, data pengungsi yang masuk memang selalu berubah terutama pada siang dan malam. Hal ini dikarenakan banyaknya warga yang pulang pada siang lalu kembali ke pengungsian pada malam.
“Kalau siang sebagian masyarakat kembali ke rumah untuk memberi makan ternak, melihat bagaimana pertaniannya. Kalau sore menjelang malam mereka kembali ke pengungsian sehingga mengakibatkan kemacetan jalan,” kata Sutopo dikantornya, Senin (25/9/2017).
Meski demikian, Sutopo mengapresiasi kesadaran warga yang dengan sendirinya mengevakuasi diri meski Gunung Agung belum meletus. Menurut dia, sikap demikian sangat tepat mengingat hal ini dapat mengurangi potensi jatuhnya korban jiwa akibat letusan gunung.
“Kita apresiasi masyarakat Bali saat dinaikkan status awas ribuan masyarakat evakuasi mandiri, biasanya kita menyuruh masyarakat evakuasi, tapi mereka langsung mengungsi,” tutur Sutopo.
Sutopo juga bangga dengan rasa solidaritas yang muncul ditengah kondisi keprihatinan pengungsi Gunung Agung, di mana banyak warga yang tidak terdampak langsung menyediakan ruang di rumahnya untuk dijadikan tempat pengungsian atau menyumbangkan makanan secara gratis kepada para warga pengungsi.
“Bahkan mencantumkan nomor handphonenya, ini suatu hal yang membanggakan, hampir mirip di Jepang,” tambah Sutopo.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, data pengungsi yang masuk memang selalu berubah terutama pada siang dan malam. Hal ini dikarenakan banyaknya warga yang pulang pada siang lalu kembali ke pengungsian pada malam.
“Kalau siang sebagian masyarakat kembali ke rumah untuk memberi makan ternak, melihat bagaimana pertaniannya. Kalau sore menjelang malam mereka kembali ke pengungsian sehingga mengakibatkan kemacetan jalan,” kata Sutopo dikantornya, Senin (25/9/2017).
Meski demikian, Sutopo mengapresiasi kesadaran warga yang dengan sendirinya mengevakuasi diri meski Gunung Agung belum meletus. Menurut dia, sikap demikian sangat tepat mengingat hal ini dapat mengurangi potensi jatuhnya korban jiwa akibat letusan gunung.
“Kita apresiasi masyarakat Bali saat dinaikkan status awas ribuan masyarakat evakuasi mandiri, biasanya kita menyuruh masyarakat evakuasi, tapi mereka langsung mengungsi,” tutur Sutopo.
Sutopo juga bangga dengan rasa solidaritas yang muncul ditengah kondisi keprihatinan pengungsi Gunung Agung, di mana banyak warga yang tidak terdampak langsung menyediakan ruang di rumahnya untuk dijadikan tempat pengungsian atau menyumbangkan makanan secara gratis kepada para warga pengungsi.
“Bahkan mencantumkan nomor handphonenya, ini suatu hal yang membanggakan, hampir mirip di Jepang,” tambah Sutopo.
(pur)