2019, Pembangunan Jalan Tol Diproyeksikan Tembus 1.800 KM

Senin, 25 September 2017 - 19:33 WIB
2019, Pembangunan Jalan...
2019, Pembangunan Jalan Tol Diproyeksikan Tembus 1.800 KM
A A A
SALATIGA - Pemerintah pusat memproyeksikan pembangunan jalan tol di Indonesia pada 2019 nanti sudah mencapai kurang lebih sepanjang 1.800 kilometer (km). Ini merupakan proyeksi program percepatan pembangunan jalan tol dibeberapa daerah di Indonesia di antaranya tol trans Jawa.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sebenarnya pembangunan jalan tol bisa dikebut. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk percepatan pembangunan jalan tol. "Sekarang model pembiayaan banyak sekali. Bisa dilakukan dengan model konsorsium seperti yang dilakukan dalam membangun jalan tol Bawen - Salatiga. Jadi jangan hanya berpatok pada pinjaman bank agar pembangunan bisa cepat terlaksana dan cepat selesai," kata Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan operasional jalan tol Semarang - Solo seksi III Bawen - Salatiga di Gerbang Tol Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9/2017).

Dia menuturkan, saat jalan pembangunan tol Jagorawi pada 1977 selesai, banyak negara tetangga yang datang ke Indonesia untuk melihat dan belajar mengenai konstruksi dan hal lain terkait proses pembangunan jalan tersebut. Sekarang negara lain seperti China sudah bisa membangun jalan tol sepanjang 4.000 km hingga 5.000 km per tahun.

"Kita jauh ketinggalan dengan negara lain. Ternyata masalahnya ada pada pembebasan lahan. Soal konstruksi kita tidak ketinggalan dengan negara lain. Inilah (ketertinggalan) yang harus kita kejar. Dan tadi saya tanya ke Pak Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono), 2019 nanti dapat tambahan (jalan tol) berapa? Dan dijawab dapatnya kurang lebih 1.800 km. Artinya, kita ngebut bisa," katanya.

Menurut Jokowi, pembangunan jalan tol hendaknya menggunakan sistim konsorsium. Dengan demikian, kendala pembiayaan bisa teratasi sehingga pembayaran pembebasan lahan dan pembangunan jalan tol bisa dilakukan dengan cepat. "Seperti pembangunan tol Bawen - Salatiga ini. Dikerjakan konsorsium BUMN, Jasa Marga, Pemerintah Provinsi Jateng, dan pihak swasta. Kalau kita bekerja secara konsorsium seperti itu, pekerjaan bisa cepat, bayar pembebasan lahan juga cepat," paparnya.

Jokowi menyatakan, percepatan pembanguan jalan membutuhkan dukungan dari masyarakat. Untuk itu, kepala derah harus memberikan pemahaman mengenai fungsi dan pentingnya jalan bebas hambatan itu. "Sekarang ini biaya transportasi di negara kita lebih mahal dibanding negara lain karena jalan tol belum memadai. Kalau biaya transportasi mahal, tentu saja harga barang dan jasa mahal. Untuk itu, bupati dan wali kota harus memberikan pemahaman kepada masyarakat," ucapnya.

Lebih jauh Jokowi mengatakan, jalan tol Trans Jawa yang sudah bertahun-tahun diharapkan bisa terhubung, pada 2018 akhir dari Jakarta tembus Surabaya sampai Probolinggo. "Nanti dari ujung barat Banten sampai Banyuwangi bisa tembus pada 2019. Itu janji Menteri PUPR dan BUMN. Nanti saya kejar terus janji itu," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng (TMJ) Ali Zainal Abidin mengatakan, sebelum diresmikan, operasional jalan tol Bawen - Salatiga telah diujicobakan sejak 15 - 22 September 2017 pukul 00.00 WIB. Selama uji coba, operasional jalan tol sepanjang 17,6 km ini digratiskan.

Setelah diresmikan, ruas Bawen - Salatiga akan dioperasionalkan pada Selasa (26/9/2017) pukul 00.00 WIB. Namun untuk sementara waktu, jalan tol ini hanya dioperasionalkan untuk kendaraan kecil karena akses jalan penghubung dengan jalan raya, yakni Jalan Tingkir - Suruh relatif sempit. "Bus dan truk belum bisa melewati ruas Bawen - Salatiga," ujarnya.

Adapun tarif ruas tol tersebut untuk kendaraan golongan I senilai Rp17.500, golongan II Rp26.500, golongan III Rp35.000, golongan IV Rp44.000 dan golongan V Rp53.000. Besaran tarif tersebut ditetapkan melalui Keputusan Menteri PUPR Nomor : 718/KPTS/M/2017 tanggal 15 September.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0797 seconds (0.1#10.140)