Kelebihan Layanan Jamaah Haji Indonesia Dibanding Negara Lain

Minggu, 24 September 2017 - 02:44 WIB
Kelebihan Layanan Jamaah...
Kelebihan Layanan Jamaah Haji Indonesia Dibanding Negara Lain
A A A
MEKKAH - Keberhasilan Indonesia melayani jamaah hajinya kembali diapresiasi negara muslim lainnya. Setelah Tim Tabung Haji Malaysia, giliran Misi Haji Pakistan dan Banglades yang belajar tentang pengelolaan jamaah haji Indonesia.

Jamaah Indonesia adalah yang terbanyak di antara negara pengirim lainnya. Namun pemerintah berhasil mengelola pelayanannya dengan baik.

Berbeda dengan Malaysia yang kuotanya hanya 30.000-an, kedua negara ini masuk dalam 10 besar negara terbesar pengirim jamaah haji. Pakistan menempati urutan kedua setelah Indonesia dengan 179.000 kuota haji dan 100.000-an di antaranya adalah haji reguler.

Sementara Banglades menempati urutan keempat dengan 129.000 kuota haji. Tempat ketiga ditempati India dengan 170.000 jamaah haji. "Misi Haji Pakistan dan Banglades dipimpin oleh masing-masing konsulnya di Arab Saudi," ungkap Kadaker Mekkah Nasrullah Jasam yang ikut menerima mereka di Daker Mekkah, Jumat 22 September 2017.

Delegasi kedua negara ini diterima oleh Direktur Layanan Haji Luar Negeri Ditjen Penyenggaraan Haji dan Umrah, Sri Ilham Lubis dan Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ahmad Dumyathi Bashori.

Seperti Malaysia, kata Nasrullah, kunjungan kedua misi haji ini untuk mengetahui lebih detail tentang manajemen haji Indonesia sebagai pengirim jamaah haji terbesar. Sebelumnya, mereka menjelaskan data-data pengelolaan jamaah di negara mereka masing-masing.

Salah satu kelebihannya layanan ialah mengenai pemondokan. Nasrullah menyebutkan, akomodasi jamaah haji Pakistan dan Banglades di Mekkah jaraknya mencapai 7 kilometer dari Masjidil Haram. Sedangkan di Madinah, sekitar 10.000 jamaah haji regular mereka tinggal di hotel yang terletak di luar markaziyah.

"Masa tinggal jamaah mereka di Arab Saudi berkisar antara 43–45 hari. Kedatangan kloter pertama mulai 1 Dzulqa'dah. Sebagian jamaah mereka juga tinggal di tenda Mina Jadid," paparnya.

Meski kuotanya lebih sedikit dibanding Indonesia, kata Nasrullah, hotel yang disewa Pakistan di Makkah lebih banyak, mencapai 195 hotel. Padahal, Indonesia hanya menyewa 155 hotel. Artinya, kapasitas hotel mereka jauh lebih kecil.

Sri Ilham menyambut baik kedatangan Misi Haji Pakistan dan Banglades. Menurut dia, pertemuan antarmisi haji penting agar bisa saling memahami kelebihan dan kekurangan layanan yang diberikan kepada jamaah negara masing-masing.

Hal sama disampaikan Dumyathi Basori. Pertemuan antarmisi haji perlu dilakukan untuk perbaikan layanan ke depan.

Sementara itu, kepada Misi Haji Pakistan dan Banglades, lanjut Nasrullah, Sri Ilham berbagi pengalaman tentang manajemen pengelolaan haji Indonesia. Sebagai negara dengan kuota jamaah haji terbanyak, Indonesia dihadapkan pada tantangan penyediaan layanan, mulai dari akomodasi, transportasi, maupun katering.

Karena itu, proses persiapan penyelenggaraan haji dilakukan sejak awal. "Penutupan operasional haji tahun ini, sekaligus menandai dimulainya persiapan penyelenggaraan haji tahun depan," ucap Sri Ilham.

Indonesia dalam beberapa tahun terakhir terus berusaha memberikan layanan terbaik bagi jamaah. Karenanya, baik akomodasi, transportasi, maupun katering diupayakan dapat disediakan dalam standar terbaik. Untuk memastikan hal ini, Kementerian Agama sudah memiliki Peraturan Menteri Agama tentang pengadaan layanan haji di Arab Saudi.

"Untuk hotel misalnya, kami memiliki kriteria yang harus dipenuhi. Salah satunya terkait dengan spek dan kapasitas. Alhamdulillah, meski jumlah jamaah kami banyak, kami bisa menyiapkan 155 hotel dengan kapasitas besar dan setara bintang tiga di Mekkah," klaimnya.

Jarak terjauh hotel jamaah Indonesia berkisar 4,5 kilometer dari Masjidil Haram. Hotel dengan jarak di atas 1,5 km disiapkan sarana transportasi Bus Salawat untuk memudahkan jamaah beribadah di Masjidil Haram.

Terkait layanan transportasi, Sri Ilham menjelaskan bahwa semuanya sudah mengalami peningkatan kualitas atau upgrading. Bus antarkota perhajian yang digunakan jemaah haji rata-rata produksi 2015 dan 2016. "Ini sengaja dipilih untuk memberikan kenyamanan kepada jemaah," ujarnya.

Sementara layanan katering juga disiapkan semaksimal mungkin agar bercita rasa Nusantara. Cita rasa yang mendekati kebiasaan jamaah haji di Tanah Air.

Sri Ilham juga berbagai tentang manajemen petugas layanan haji yang dibuat dalam pola daerah kerja dan sektor. Untuk memudahkan layanan kepada jamaah, di setiap sektor perumahan terdapa petugas haji yang siap 24 jam.

Begitu pun dengan masa tinggal jamaah haji Indonesia yang lebih pendek dibanding negara lain. Dikatakannya juga, meski jumlahnya banyak masa tinggal jamaah haji Indonesia di Arab Saudi lebih pendek dibanding negara lainnya. Masa tinggal jemaah Indonesia berkisar 40 hari. Ini tidak lepas dari manajemen pemberangkatan dan pemulangan jamaah yang disiapkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0814 seconds (0.1#10.140)